Foto : Fajar (Humas Jateng)
Foto : Fajar (Humas Jateng)
SEMARANG - Pemerintah Provinsi Jawa Tengah terus melakukan percepatan pengentasan kemiskinan ekstrem. Namun data terakhir dari Wakil Presiden, jumlah daerah miskin bertambah. Gubernur Ganjar Pranowo menilai, bertambahnya daerah target penghapusan kemiskinan ekstrem di Jawa Tengah salah satunya dipengaruhi faktor eksternal yakni pandemi Covid-19.
Guna mengatasi hal ini, pihaknya akan melakukan langkah pentahelix. Sistem ini dilakukan dengan gerakan satu OPD satu desa dampingan hingga menggandeng perusahaan untuk CSR, seperti yang telah dilakukan selama ini.
“Ya terus saja berjalan (seperti biasa). (Ini) pasti karena ada tekanan eksternal, kondisi Covid dan sebagainya," ujar Ganjar di kantornya, Senin (11/4).
Selain itu, Ganjar melihat kemungkinan ada data yang tidak valid sehingga mengakibatkan penambahan. Maka validasi data terus dilakukan. “Kalau kemudian di beberapa titik nambah bisa jadi dua hal, satu barangkali karena datanya tidak valid. Kedua ya memang nambah, maka kita minta validasi datanya terus dilakukan,” ujarnya.
Penambahan jumlah daerah target pengentasan kemiskinan, terlihat dalam Surat Edaran Kementerian Sekretariat Negara Sekretariat Wakil Presiden, Nomor: B-38/KSN/SWP/KK.04.01/02/2022. Jika tahun lalu Jawa Tengah hanya ada 5 daerah dengan kemiskinan ekstrem, tahun ini jadi 19 daerah. 19 daerah itu adalah Banyumas, Purbalingga, Banjarnegara, Kebumen, Wonosobo, Magelang, Boyolali, Klaten, Karanganyar, Sragen, Rembang, Pati, Demak, Kendal, Batang, Pekalongan, Pemalang, Tegal, Brebes.
SEMARANG - Pemerintah Provinsi Jawa Tengah terus melakukan percepatan pengentasan kemiskinan ekstrem. Namun data terakhir dari Wakil Presiden, jumlah daerah miskin bertambah. Gubernur Ganjar Pranowo menilai, bertambahnya daerah target penghapusan kemiskinan ekstrem di Jawa Tengah salah satunya dipengaruhi faktor eksternal yakni pandemi Covid-19.
Guna mengatasi hal ini, pihaknya akan melakukan langkah pentahelix. Sistem ini dilakukan dengan gerakan satu OPD satu desa dampingan hingga menggandeng perusahaan untuk CSR, seperti yang telah dilakukan selama ini.
“Ya terus saja berjalan (seperti biasa). (Ini) pasti karena ada tekanan eksternal, kondisi Covid dan sebagainya," ujar Ganjar di kantornya, Senin (11/4).
Selain itu, Ganjar melihat kemungkinan ada data yang tidak valid sehingga mengakibatkan penambahan. Maka validasi data terus dilakukan. “Kalau kemudian di beberapa titik nambah bisa jadi dua hal, satu barangkali karena datanya tidak valid. Kedua ya memang nambah, maka kita minta validasi datanya terus dilakukan,” ujarnya.
Penambahan jumlah daerah target pengentasan kemiskinan, terlihat dalam Surat Edaran Kementerian Sekretariat Negara Sekretariat Wakil Presiden, Nomor: B-38/KSN/SWP/KK.04.01/02/2022. Jika tahun lalu Jawa Tengah hanya ada 5 daerah dengan kemiskinan ekstrem, tahun ini jadi 19 daerah. 19 daerah itu adalah Banyumas, Purbalingga, Banjarnegara, Kebumen, Wonosobo, Magelang, Boyolali, Klaten, Karanganyar, Sragen, Rembang, Pati, Demak, Kendal, Batang, Pekalongan, Pemalang, Tegal, Brebes.
Berita Terbaru