Follow Us :              

Bentuk Tim Penurunan Stunting Jawa Tengah, Ganjar Imbau Mereka Sinergi dengan Kader 5Ng

  19 May 2022  |   10:00:00  |   dibaca : 1022 
Kategori :
Bagikan :


Bentuk Tim Penurunan Stunting Jawa Tengah, Ganjar Imbau Mereka Sinergi dengan Kader 5Ng

19 May 2022 | 10:00:00 | dibaca : 1022
Kategori :
Bagikan :

Foto : Slam (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Slam (Humas Jateng)

SEMARANG - Berbagai program dilakukan Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo untuk mempersiapkan generasi masa depan yang berkualitas. Terbaru, ia membentuk Tim Penurunan Stunting Jawa Tengah. Tim yang terdiri dari berbagai sektor seperti BKKBN, Dinas Kesehatan serta dinas lain itu dilantik Ganjar pada Kamis (19/5) di Hotel Patrajasa Semarang. 

"Stunting masih menjadi problem di Jawa Tengah. Maka tim ini saya harap bisa mempercepat penurunan stunting. Setelah dilantik, saya minta harus segera kerja," katanya. 

Meskipun jumlah kasus stunting di Jawa Tengah terus mengalami penurunan  namun jumlah kasus stunting masih terbilang tinggi. Data dari Studi Status Gizi Indonesia mencatat, angka stunting di Jawa Tengah tahun 2021 sebesar 20 persen. Jumlah itu turun tujuh persen dari tahun sebelumnya yang mencapai angka 27 persen. 

Upaya penurunan jumlah kasus dilakukan dengan melakukan pendataan, assesmen dan tindakan intervensi kepada semua ibu hamil. Pada proses ini tim bisa penurunan stunting bisa memanfaatkan program Jateng Gayeng Nginceng Wong Meteng (5Ng) untuk membantu proses pendataan itu. 

"Seluruh orang hamil harus didata, dilakukan assesmen apakah mereka punya masalah atau tidak (dengan kandungannya). Kalau bermasalah, langsung dilakukan tindakan intervensi," ucapnya. 

Menurut teori, lanjut Ganjar, setiap masyarakat yang mengandung terdapat 20 persen yang bermasalah. Maka, tugas utama tim ini adalah mencari 20 persen itu untuk kemudian dilakukan tindakan dan pendampingan. 

"Selain tindakan intervensi, kandungan bermasalah ini juga harus didampingi. (Pendampinganya) bisa dari BKKBN, pemerintah, juga bisa dengan mengajak perguruan tinggi dengan program one student one client dan lainnya," jelasnya. 

Bisa juga menggandeng Dasawisma, PKK hingga Babinsa-Babhinkamtibmas untuk membantu. Dengan semua lini bergerak bersama, maka data bisa didapat dengan valid dan kebijakan yang diambil bisa tepat sasaran. 

"Kalau gerakan ini bisa, semua ibu yang kandungannya bermasalah, bisa kita intervensi. Tindakan pertama ini penting agar stunting bisa dicegah," ucapnya. 

Setelah pendataan selesai, maka kerja kedua dari tim ini adalah melakukan edukasi pada masyarakat. Edukasi yang diberikan mengenai banyak hal, mulai dari persiapan pernikahan, soal gizi, kesejahteraan, akses kesehatan dan lainnya. 

"Dengan tim ini, saya berharap pencegahan stunting bisa dilakukan makin dini. BKKBN juga sudah punya program, tiga bulan sebelum nikah mereka dicek kesehatnnya. Kalau semua sehat, insyaalah bisa mencegah stunting," pungkasnya.


Bagikan :

SEMARANG - Berbagai program dilakukan Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo untuk mempersiapkan generasi masa depan yang berkualitas. Terbaru, ia membentuk Tim Penurunan Stunting Jawa Tengah. Tim yang terdiri dari berbagai sektor seperti BKKBN, Dinas Kesehatan serta dinas lain itu dilantik Ganjar pada Kamis (19/5) di Hotel Patrajasa Semarang. 

"Stunting masih menjadi problem di Jawa Tengah. Maka tim ini saya harap bisa mempercepat penurunan stunting. Setelah dilantik, saya minta harus segera kerja," katanya. 

Meskipun jumlah kasus stunting di Jawa Tengah terus mengalami penurunan  namun jumlah kasus stunting masih terbilang tinggi. Data dari Studi Status Gizi Indonesia mencatat, angka stunting di Jawa Tengah tahun 2021 sebesar 20 persen. Jumlah itu turun tujuh persen dari tahun sebelumnya yang mencapai angka 27 persen. 

Upaya penurunan jumlah kasus dilakukan dengan melakukan pendataan, assesmen dan tindakan intervensi kepada semua ibu hamil. Pada proses ini tim bisa penurunan stunting bisa memanfaatkan program Jateng Gayeng Nginceng Wong Meteng (5Ng) untuk membantu proses pendataan itu. 

"Seluruh orang hamil harus didata, dilakukan assesmen apakah mereka punya masalah atau tidak (dengan kandungannya). Kalau bermasalah, langsung dilakukan tindakan intervensi," ucapnya. 

Menurut teori, lanjut Ganjar, setiap masyarakat yang mengandung terdapat 20 persen yang bermasalah. Maka, tugas utama tim ini adalah mencari 20 persen itu untuk kemudian dilakukan tindakan dan pendampingan. 

"Selain tindakan intervensi, kandungan bermasalah ini juga harus didampingi. (Pendampinganya) bisa dari BKKBN, pemerintah, juga bisa dengan mengajak perguruan tinggi dengan program one student one client dan lainnya," jelasnya. 

Bisa juga menggandeng Dasawisma, PKK hingga Babinsa-Babhinkamtibmas untuk membantu. Dengan semua lini bergerak bersama, maka data bisa didapat dengan valid dan kebijakan yang diambil bisa tepat sasaran. 

"Kalau gerakan ini bisa, semua ibu yang kandungannya bermasalah, bisa kita intervensi. Tindakan pertama ini penting agar stunting bisa dicegah," ucapnya. 

Setelah pendataan selesai, maka kerja kedua dari tim ini adalah melakukan edukasi pada masyarakat. Edukasi yang diberikan mengenai banyak hal, mulai dari persiapan pernikahan, soal gizi, kesejahteraan, akses kesehatan dan lainnya. 

"Dengan tim ini, saya berharap pencegahan stunting bisa dilakukan makin dini. BKKBN juga sudah punya program, tiga bulan sebelum nikah mereka dicek kesehatnnya. Kalau semua sehat, insyaalah bisa mencegah stunting," pungkasnya.


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu