Follow Us :              

Gubernur Yakin Santri Jawa Tengah Mampu Berprestasi Hingga Internasional

  08 November 2022  |   17:00:00  |   dibaca : 607 
Kategori :
Bagikan :


Gubernur Yakin Santri Jawa Tengah Mampu Berprestasi Hingga Internasional

08 November 2022 | 17:00:00 | dibaca : 607
Kategori :
Bagikan :

Foto : Slam (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Slam (Humas Jateng)

SEMARANG - Keberadaan pesantren kini dapat bersaing dengan sekolah umum. Buktinya saat ini banyak santriawan dan santriwati yang menduduki posisi penting di pemerintahan, bahkan mampu berprestasi di kancah internasional. 

Hal itu disampaikan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo usai menghadiri Halaqoh Ulama Nasional dengan tema Menjaga Marwah Pesantren, di Hotel Ciputra, Semarang, Selasa (8/11). Acara tersebut diikuti sekitar 125 ulama dari pondok pesantren, organisasi masyarakat Islam dan MUI kabupaten kota. 

“Ini bagus sekali, jadi tokohnya kumpul. Sensitivitas para romo, kiai, dan ulama kita luar biasa. Yang harus dijaga adalah bagaimana menyiapkan santri-santri ini ke depan,” ujarnya. 

Persoalan membangun karakter yang masih sulit dilakukan oleh sekolah umum, jarang sekali timbul di pondok pesantren. Hal ini karena tradisi pondok pesantren sudah  membiasakan para santri untuk menghormati orang, terutama ulama. 

“Moderasi pasti sangat terjaga karena para santri selalu hormat sama orang, apalagi sama guru-gurunya. Itu yang selalu saya pesankan di manapun, hormati orang tuamu, gurumu, cintai bangsa dan negaramu,” ujarnya. 

Para santri juga memiliki karakter yang baik. Bukan hanya pandai menghormati orangtua, tetapi juga punya kecintaan terhadap bangsa dan negara yang dibangun lewat Hubbul Wathan Minal Iman. 

“Maka kenapa dulu harus ada hari santri, karena dulu resolusi jihadnya dikeluarkan untuk melawan penjajah, itu luar biasa,” tuturnya. 

Ganjar pun tak menampik adanya ketidaksempurnaan di pesantren. Seiring munculnya kasus negatif yang belakangan terjadi. Hal itu bisa disikapi dengan kesadaran untuk menjaga marwah dari pesantren. 

“Ayo siapa pun musti dijaga, yang kurang ayo kita perbaiki,” tegas Ganjar. 

Terlepas dari itu, adanya Undang-undang Pesantren dan Perda Pesantren menjadi awal untuk mendorong terciptanya suasana yang positif. Sehingga menghasilkan santri dengan ilmu agama yang hebat. Diikuti perilaku atau karakternya pasti hebat. 

“Ya mudah-mudahan halaqoh ini juga akan menghasilkan rekomendasi-rekomendasi, bagaimana menjaga marwah pondok pesantren tapi sekaligus mengembangkan dan mengapresiasi,” katanya. 

Gubernur mengatakan, saat ini banyak santri yang berpengaruh dan berprestasi. Ia mencontohkan, saat menyaksikan MTQ XXIX di Kalimantan Selatan beberapa waktu lalu, dirinya  bertemu seorang mahasiswa ISI yang juga seorang santri. 

“Kita lihat karya seninya, ternyata jagoan juga.Ternyata sekolah di ISI. Bayangkan sekolahnya di ISI tapi juga santri, sehingga karya-karyanya menjadi luar biasa,” tandasnya.


Bagikan :

SEMARANG - Keberadaan pesantren kini dapat bersaing dengan sekolah umum. Buktinya saat ini banyak santriawan dan santriwati yang menduduki posisi penting di pemerintahan, bahkan mampu berprestasi di kancah internasional. 

Hal itu disampaikan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo usai menghadiri Halaqoh Ulama Nasional dengan tema Menjaga Marwah Pesantren, di Hotel Ciputra, Semarang, Selasa (8/11). Acara tersebut diikuti sekitar 125 ulama dari pondok pesantren, organisasi masyarakat Islam dan MUI kabupaten kota. 

“Ini bagus sekali, jadi tokohnya kumpul. Sensitivitas para romo, kiai, dan ulama kita luar biasa. Yang harus dijaga adalah bagaimana menyiapkan santri-santri ini ke depan,” ujarnya. 

Persoalan membangun karakter yang masih sulit dilakukan oleh sekolah umum, jarang sekali timbul di pondok pesantren. Hal ini karena tradisi pondok pesantren sudah  membiasakan para santri untuk menghormati orang, terutama ulama. 

“Moderasi pasti sangat terjaga karena para santri selalu hormat sama orang, apalagi sama guru-gurunya. Itu yang selalu saya pesankan di manapun, hormati orang tuamu, gurumu, cintai bangsa dan negaramu,” ujarnya. 

Para santri juga memiliki karakter yang baik. Bukan hanya pandai menghormati orangtua, tetapi juga punya kecintaan terhadap bangsa dan negara yang dibangun lewat Hubbul Wathan Minal Iman. 

“Maka kenapa dulu harus ada hari santri, karena dulu resolusi jihadnya dikeluarkan untuk melawan penjajah, itu luar biasa,” tuturnya. 

Ganjar pun tak menampik adanya ketidaksempurnaan di pesantren. Seiring munculnya kasus negatif yang belakangan terjadi. Hal itu bisa disikapi dengan kesadaran untuk menjaga marwah dari pesantren. 

“Ayo siapa pun musti dijaga, yang kurang ayo kita perbaiki,” tegas Ganjar. 

Terlepas dari itu, adanya Undang-undang Pesantren dan Perda Pesantren menjadi awal untuk mendorong terciptanya suasana yang positif. Sehingga menghasilkan santri dengan ilmu agama yang hebat. Diikuti perilaku atau karakternya pasti hebat. 

“Ya mudah-mudahan halaqoh ini juga akan menghasilkan rekomendasi-rekomendasi, bagaimana menjaga marwah pondok pesantren tapi sekaligus mengembangkan dan mengapresiasi,” katanya. 

Gubernur mengatakan, saat ini banyak santri yang berpengaruh dan berprestasi. Ia mencontohkan, saat menyaksikan MTQ XXIX di Kalimantan Selatan beberapa waktu lalu, dirinya  bertemu seorang mahasiswa ISI yang juga seorang santri. 

“Kita lihat karya seninya, ternyata jagoan juga.Ternyata sekolah di ISI. Bayangkan sekolahnya di ISI tapi juga santri, sehingga karya-karyanya menjadi luar biasa,” tandasnya.


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu