Follow Us :              

Pakai Nama Ganjar, Kain Lurik Asal Klaten Tembus Pasar Internasional

  14 December 2022  |   12:00:00  |   dibaca : 1371 
Kategori :
Bagikan :


Pakai Nama Ganjar, Kain Lurik Asal Klaten Tembus Pasar Internasional

14 December 2022 | 12:00:00 | dibaca : 1371
Kategori :
Bagikan :

Foto : Handy (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Handy (Humas Jateng)

KLATEN - Usaha kerajinan kain lurik tradisional Rahmad di Kabupaten Klaten ketiban untung. Salah satu produknya diberi nama Kain Lurik Ganjar laris di pasaran hingga ke Malaysia. Pemilik Lurik Rahmad, Lissa Ratna Dewi Wijayanti menceritakan bahwa usahanya pembuatan kain lurik miliknya sudah berdiri sejak tahun 1953 silam. Ia merupakan generasi ketiga untuk melanjutkan usaha keluarga tersebut. 

"Pertama kami buat inovasi kain lurik geretan, karena pembuatannya yang masih pakai alat tenun bukan mesin (ATBM) ditambah alat khusus dengan cara ditarik-tarik, makanya kami namakan lurik geretan," ujarnya saat ditemui di tempat produksi di Desa Kwarasan Beji RT 2 RW 1, Pedan, Kabupaten Klaten, Rabu (14/12/2022). 

Produk tersebut kemudian dipromosikan lewat media sosial, dan akhirnya mendapat respon dari Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, dengan memesan produk tersebut. 

Ikut mempromosikan produk-produk dari UMKM tersebut, Gubernur memakai pakaian tersebut untuk menghadiri berbagai acara, terutama saat menemui tamu-tamu penting. 

"Kenapa Lurik Ganjar, awalnya Pak Ganjar beli lurik itu lewat online sekitar 13 potong, per potong 2 pcs. Setelah sampai ke Bapak dan dijahit jadi baju dan dipakai acara-acara penting Bapak untuk menemui tamu-tamu Bapak," paparnya.

Nah, dari itulah Lissa berpikir untuk mengubah merek Lurik Geretan menjadi Lurik Ganjar. Ia memberanikan diri untuk meminta izin kepada Gubernur melalui direct message (DM). 

"Waktu itu saya minta izin pakai nama Ganjar lewat DM Bapak. Pak Boleh tidak kain geretan yang Bapak beli saya kasih nama Lurik Ganjar? Beliau langsung gercep balas, silakan dipakai Mbak, kalau untuk memajukan brand Njenengan (Anda). Dari situ kita branding Lurik Ganjar ke semua medsos kita," ungkapnya.

Hasilnya Lurik Ganjar semakin dikenal luas masyarakat. Permintaan datang mulai dari dinas-dinas, kepala daerah, warga biasa di sejumlah daerah di Indonesia, bahkan sampai Malaysia. "Sangat berpengaruh sekali. Semakin dikenal dan penjualannya laris. Mulai dari kepala dinas, bupati, dekranasda. Ada juga umum dari Toraja, Sulawesi, Kalimantan hingga Malaysia," imbuh Lissa. 

Bahkan, harga kain Lurik Ganjar yang awalnya hanya Rp125 ribu per meter, naik menjadi Rp200 ribu per meter. "Tapi dengan kenaikan harga itu, kami juga tingkatkan kualitas. Karena selain barang, kami juga menjual kualitas," ucapnya. 

Lissa mengaku, Kain Lurik Ganjar menjadi andalan produk di Lurik Rahmad. Ia terus mengembangkan produk tersebut dari 13 motif menjadi 20 motif. Di antaranya motif klasik, muria, bumi pertiwi, 4 dimensi, gerbong kemulyan, melodi, panorama, Prambanan, dan motif Borobudur. 

"Tiap motif punya cerita masing-masing. Kainnya juga kualitasnya di atas katun, dan ada sutra. Kalau sutra Rp1,3 juta per meter. Saya jamin semua kain Lurik Ganjar kualitasnya bagus dan adem dipakai," jelas Lissa. 

Banyaknya jenis motif seperti petronas, sindoro, gilang, kanigoro, litsu, sultan, dobby, petang, harmoni serta nusantara, bisa dilihat di akun Instagram @kriya_lurik_rahmad atau @lurikrahmad. Saat ini, Lurik Rahmad memiliki 4 pabrik di lokasi yang berbeda. Kain Lurik Ganjar di produksi oleh 5 orang karyawan dengan cara yang khusus. 

"Untuk Lurik Ganjar memang dibuat dengan cara khusus, dan rahasia. Tidak bisa kami sampaikan secara terbuka. Yang pasti bahannya orisinal dan kualitas baik," terang Gubernur tentang kualitas Lurik Ganjar. Lisa memuji dan berterimakasih kepada kepedulian Gubernur pada UMKM seperti dirinya. 

"Bapak itu sangat peduli terhadap UMKM. Kalau ada pameran tidak hanya lewat. Tapi juga membeli. Bahkan kalau dikasih souvenir itu tidak mau gratisan, pasti dibayar. Dan, beliau pasti dipakai, bukan hanya disimpan. Kami sangat senang produk kami dipakai Pak Ganjar," pungkasnya.


Bagikan :

KLATEN - Usaha kerajinan kain lurik tradisional Rahmad di Kabupaten Klaten ketiban untung. Salah satu produknya diberi nama Kain Lurik Ganjar laris di pasaran hingga ke Malaysia. Pemilik Lurik Rahmad, Lissa Ratna Dewi Wijayanti menceritakan bahwa usahanya pembuatan kain lurik miliknya sudah berdiri sejak tahun 1953 silam. Ia merupakan generasi ketiga untuk melanjutkan usaha keluarga tersebut. 

"Pertama kami buat inovasi kain lurik geretan, karena pembuatannya yang masih pakai alat tenun bukan mesin (ATBM) ditambah alat khusus dengan cara ditarik-tarik, makanya kami namakan lurik geretan," ujarnya saat ditemui di tempat produksi di Desa Kwarasan Beji RT 2 RW 1, Pedan, Kabupaten Klaten, Rabu (14/12/2022). 

Produk tersebut kemudian dipromosikan lewat media sosial, dan akhirnya mendapat respon dari Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, dengan memesan produk tersebut. 

Ikut mempromosikan produk-produk dari UMKM tersebut, Gubernur memakai pakaian tersebut untuk menghadiri berbagai acara, terutama saat menemui tamu-tamu penting. 

"Kenapa Lurik Ganjar, awalnya Pak Ganjar beli lurik itu lewat online sekitar 13 potong, per potong 2 pcs. Setelah sampai ke Bapak dan dijahit jadi baju dan dipakai acara-acara penting Bapak untuk menemui tamu-tamu Bapak," paparnya.

Nah, dari itulah Lissa berpikir untuk mengubah merek Lurik Geretan menjadi Lurik Ganjar. Ia memberanikan diri untuk meminta izin kepada Gubernur melalui direct message (DM). 

"Waktu itu saya minta izin pakai nama Ganjar lewat DM Bapak. Pak Boleh tidak kain geretan yang Bapak beli saya kasih nama Lurik Ganjar? Beliau langsung gercep balas, silakan dipakai Mbak, kalau untuk memajukan brand Njenengan (Anda). Dari situ kita branding Lurik Ganjar ke semua medsos kita," ungkapnya.

Hasilnya Lurik Ganjar semakin dikenal luas masyarakat. Permintaan datang mulai dari dinas-dinas, kepala daerah, warga biasa di sejumlah daerah di Indonesia, bahkan sampai Malaysia. "Sangat berpengaruh sekali. Semakin dikenal dan penjualannya laris. Mulai dari kepala dinas, bupati, dekranasda. Ada juga umum dari Toraja, Sulawesi, Kalimantan hingga Malaysia," imbuh Lissa. 

Bahkan, harga kain Lurik Ganjar yang awalnya hanya Rp125 ribu per meter, naik menjadi Rp200 ribu per meter. "Tapi dengan kenaikan harga itu, kami juga tingkatkan kualitas. Karena selain barang, kami juga menjual kualitas," ucapnya. 

Lissa mengaku, Kain Lurik Ganjar menjadi andalan produk di Lurik Rahmad. Ia terus mengembangkan produk tersebut dari 13 motif menjadi 20 motif. Di antaranya motif klasik, muria, bumi pertiwi, 4 dimensi, gerbong kemulyan, melodi, panorama, Prambanan, dan motif Borobudur. 

"Tiap motif punya cerita masing-masing. Kainnya juga kualitasnya di atas katun, dan ada sutra. Kalau sutra Rp1,3 juta per meter. Saya jamin semua kain Lurik Ganjar kualitasnya bagus dan adem dipakai," jelas Lissa. 

Banyaknya jenis motif seperti petronas, sindoro, gilang, kanigoro, litsu, sultan, dobby, petang, harmoni serta nusantara, bisa dilihat di akun Instagram @kriya_lurik_rahmad atau @lurikrahmad. Saat ini, Lurik Rahmad memiliki 4 pabrik di lokasi yang berbeda. Kain Lurik Ganjar di produksi oleh 5 orang karyawan dengan cara yang khusus. 

"Untuk Lurik Ganjar memang dibuat dengan cara khusus, dan rahasia. Tidak bisa kami sampaikan secara terbuka. Yang pasti bahannya orisinal dan kualitas baik," terang Gubernur tentang kualitas Lurik Ganjar. Lisa memuji dan berterimakasih kepada kepedulian Gubernur pada UMKM seperti dirinya. 

"Bapak itu sangat peduli terhadap UMKM. Kalau ada pameran tidak hanya lewat. Tapi juga membeli. Bahkan kalau dikasih souvenir itu tidak mau gratisan, pasti dibayar. Dan, beliau pasti dipakai, bukan hanya disimpan. Kami sangat senang produk kami dipakai Pak Ganjar," pungkasnya.


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu