Follow Us :              

Wagub Ajak Untuk Lakukan Diskusi Sebagai Kunci Menjaga Kekondusifan Warga Jateng

  20 January 2023  |   14:00:00  |   dibaca : 327 
Kategori :
Bagikan :


Wagub Ajak Untuk Lakukan Diskusi Sebagai Kunci Menjaga Kekondusifan Warga Jateng

20 January 2023 | 14:00:00 | dibaca : 327
Kategori :
Bagikan :

Foto : Bintoro (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Bintoro (Humas Jateng)

SEMARANG - Tahun politik seringkali menjadi tahun yang dikhawatirkan masyarakat karena rentan muncul konflik. Itu pula yang dicemaskan warga Banyumanik Semarang, Shidiqi sehingga ia menanyakan kepada Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen, mengenai strategi menjaga kerukunan masyarakat pada tahun politik. 

Merespon pertanyaan yang disampaikan pada program dialog live bertema Inspirasi Kepemimpinan Gus Yasin di Radio Elshinta, Jumat (20/01/2023), Wagub menjawab diskusi menjadi kuncinya.  Sebagai pemimpin, Wagub menempatkan posisinya berada di tengah-tengah. 

Wagub pun menceritakan, dirinya seringkali ke daerah-daerah bertemu dengan para tokoh agama dan tokoh masyarakat untuk membahas suatu persoalan. Lewat diskusi itu, menjadi kesempatan membuka ruang bertukar pendapat dan pikiran. 

"Saya buat ruang-ruang diskusi. Jadi ruang-ruang diskusi ini saya kumpulin, saya ajak, saya datangi. Ayo kita diskusi. Apa pendapatnya, kekurangannya ini, kekhawatirannya ini, ayo kita carikan solusi. Setelah itu muncul, akhirnya (terjadi) kesepakatan-kesepakatan. Lha ini yang kita bangun. Alhamdulillah di Jateng sampai saat ini kondusif," urainya.

Kondisi yang kondusif di suatu wilayah, harus senantiasa dijaga. Sebab, tanpa kondusifitas, kemajuan pembangunan dari segala aspek sulit terwujud. Taj Yasin mencontohkan dari sisi ekonomi. Jika suatu kondisi di suatu daerah tidak aman, maka investor pun enggan menanamkan modalnya. 

"Kalau (situasi) kita memanas, maka para investor mau naruh uang ke Jawa Tengah juga akan takut. Dampaknya ke ekonomi juga. Kalau ekonomi mandek, pasti dampaknya ke kemiskinan," tuturnya.

Taj Yasin percaya, masyarakat Jawa Tengah sudah dewasa dalam berpolitik. Sehingga, mereka tidak mudah terpancing berbagai isu negatif yang mengancam persatuan dan kesatuan bangsa.


Bagikan :

SEMARANG - Tahun politik seringkali menjadi tahun yang dikhawatirkan masyarakat karena rentan muncul konflik. Itu pula yang dicemaskan warga Banyumanik Semarang, Shidiqi sehingga ia menanyakan kepada Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen, mengenai strategi menjaga kerukunan masyarakat pada tahun politik. 

Merespon pertanyaan yang disampaikan pada program dialog live bertema Inspirasi Kepemimpinan Gus Yasin di Radio Elshinta, Jumat (20/01/2023), Wagub menjawab diskusi menjadi kuncinya.  Sebagai pemimpin, Wagub menempatkan posisinya berada di tengah-tengah. 

Wagub pun menceritakan, dirinya seringkali ke daerah-daerah bertemu dengan para tokoh agama dan tokoh masyarakat untuk membahas suatu persoalan. Lewat diskusi itu, menjadi kesempatan membuka ruang bertukar pendapat dan pikiran. 

"Saya buat ruang-ruang diskusi. Jadi ruang-ruang diskusi ini saya kumpulin, saya ajak, saya datangi. Ayo kita diskusi. Apa pendapatnya, kekurangannya ini, kekhawatirannya ini, ayo kita carikan solusi. Setelah itu muncul, akhirnya (terjadi) kesepakatan-kesepakatan. Lha ini yang kita bangun. Alhamdulillah di Jateng sampai saat ini kondusif," urainya.

Kondisi yang kondusif di suatu wilayah, harus senantiasa dijaga. Sebab, tanpa kondusifitas, kemajuan pembangunan dari segala aspek sulit terwujud. Taj Yasin mencontohkan dari sisi ekonomi. Jika suatu kondisi di suatu daerah tidak aman, maka investor pun enggan menanamkan modalnya. 

"Kalau (situasi) kita memanas, maka para investor mau naruh uang ke Jawa Tengah juga akan takut. Dampaknya ke ekonomi juga. Kalau ekonomi mandek, pasti dampaknya ke kemiskinan," tuturnya.

Taj Yasin percaya, masyarakat Jawa Tengah sudah dewasa dalam berpolitik. Sehingga, mereka tidak mudah terpancing berbagai isu negatif yang mengancam persatuan dan kesatuan bangsa.


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu