Foto : Handy (Humas Jateng)
Foto : Handy (Humas Jateng)
JEPARA - Wakil Gubernur Jawa Tengah, Taj Yasin Maimoen menyerahkan bisyaroh kepada 10 santriwati yang sudah berhasil menghafalkan 30 juz Al Qur'an di Pondok Pesantren Al Anwar Ratu Kalinyamatan Jepara, pada rabu (7/6/2023). Penyerahan bisyaroh di tahun kelima kepemimpinan Ganjar-Yasin ini, menjadi bukti komitmen Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dalam melakukan pembangunan di bidang keagamaan.
"Ini komitmen saya dan Mas Ganjar (Gubernur Jawa Tengah) sejak 5 tahun berjalan. Jadi saya dengan Mas Ganjar berkomitmen, apabila nanti memimpin Jateng, komitmennya adalah memberikan tali asih kepada hafidz/hafidzah. (Itu) salah satunya, (dan) masih banyak(lagi). Seperti memberikan insentif kepada para guru agama," ungkapnya.
Pemerintah berharap, perhatian kepada para hafidz - hafidzah dan para guru agama, akan membawa keberkahan bagi Jawa Tengah. Di samping itu, menumbuhkan semangat masyarakat untuk mengajar dan belajar Al Qur'an.
"Jika bumi masih ada yang membaca Al Qur'an, itu membawa sebuah keberkahan," ujarnya seraya memberikan pesan.
Menjadi seorang hafidz dan hafidzah, diakui Wagub, bukanlah hal yang mudah. Saat menjalani proses belajar, harus bersabar. Kesabaran itu harus dimiliki guru, murid maupun orang tuanya. Kisah Imam Syafi'i dan Imam Buaithi, hendaknya bisa menjadi teladan. Imam Syafi'i punya kesabaran luar biasa, saat mengajar Imam Buathi yang tidak pandai.
"Imam Syafi'i bagaimana sabarnya mengajari Imam buaithi. Imam Buaithi yang tidak begitu cerdas. Akan tetapi karena kesabaran keduanya, Imam Buathi menjadi penerus Imam Syafi'i. Bukan hanya guru dan murid yang sabar, orang tuapun harus sabar," pesannya.
JEPARA - Wakil Gubernur Jawa Tengah, Taj Yasin Maimoen menyerahkan bisyaroh kepada 10 santriwati yang sudah berhasil menghafalkan 30 juz Al Qur'an di Pondok Pesantren Al Anwar Ratu Kalinyamatan Jepara, pada rabu (7/6/2023). Penyerahan bisyaroh di tahun kelima kepemimpinan Ganjar-Yasin ini, menjadi bukti komitmen Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dalam melakukan pembangunan di bidang keagamaan.
"Ini komitmen saya dan Mas Ganjar (Gubernur Jawa Tengah) sejak 5 tahun berjalan. Jadi saya dengan Mas Ganjar berkomitmen, apabila nanti memimpin Jateng, komitmennya adalah memberikan tali asih kepada hafidz/hafidzah. (Itu) salah satunya, (dan) masih banyak(lagi). Seperti memberikan insentif kepada para guru agama," ungkapnya.
Pemerintah berharap, perhatian kepada para hafidz - hafidzah dan para guru agama, akan membawa keberkahan bagi Jawa Tengah. Di samping itu, menumbuhkan semangat masyarakat untuk mengajar dan belajar Al Qur'an.
"Jika bumi masih ada yang membaca Al Qur'an, itu membawa sebuah keberkahan," ujarnya seraya memberikan pesan.
Menjadi seorang hafidz dan hafidzah, diakui Wagub, bukanlah hal yang mudah. Saat menjalani proses belajar, harus bersabar. Kesabaran itu harus dimiliki guru, murid maupun orang tuanya. Kisah Imam Syafi'i dan Imam Buaithi, hendaknya bisa menjadi teladan. Imam Syafi'i punya kesabaran luar biasa, saat mengajar Imam Buathi yang tidak pandai.
"Imam Syafi'i bagaimana sabarnya mengajari Imam buaithi. Imam Buaithi yang tidak begitu cerdas. Akan tetapi karena kesabaran keduanya, Imam Buathi menjadi penerus Imam Syafi'i. Bukan hanya guru dan murid yang sabar, orang tuapun harus sabar," pesannya.
Berita Terbaru