Follow Us :              

Gubernur Gagas Kerja Sama Kolaborasi Budaya Jawa Tengah dan Bali

  16 June 2023  |   10:00:00  |   dibaca : 842 
Kategori :
Bagikan :


Gubernur Gagas Kerja Sama Kolaborasi Budaya Jawa Tengah dan Bali

16 June 2023 | 10:00:00 | dibaca : 842
Kategori :
Bagikan :

Foto : Slam (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Slam (Humas Jateng)

BALI - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengagas kerjasama budaya Jawa-Bali. Menurut Gubernur dua daerah ini memiliki kesamaan budaya dan ikatan sejarah yang kuat. Gagasan tersebut disambut hangat Gubernur Bali, I Wayan Koster. Langkah ini dinilai penting untuk memperkenalkan generasi mendatang pada asal-usul budayanya.

"Antara Jawa dan Bali memiliki ikatan yang kuat dan memiliki kesamaan tradisi, seni dan budaya. Sebut saja misalnya kenduri, ruwatan, weton, wayang, sinden, gamelan, konsep adab atau sopan santun sampai konsep kepemimpinan," kata Gubernur di hadapan ribuan tokoh adat Bali di Plaza Hotel Sanur, Jumat (16/6/2023) sore.

Peluncuran kerja sama ini ditandai dengan penampilan enam penari Gambyong dari Surakarta Jawa Tengah, disusul penampilan tiga penari Bali, yang menarikan tari Taruna Jaya. Acara ini disaksikan oleh semua tamu yang hadir termasuk Presiden ke-5 RI, Megawati Soekarnoputri. 

Pada pidatonya Gubernur Jawa Tengah menjelaskan sejarah asal mula kesamaan budaya Jawa dan Bali. Menurutnya tautan sejarah keduanya dimulai sejak era Kerajaan Medang atau Kerajaan Mataram Kuno pada abad ke-8, dan berlanjut pada era Kerajaan Majapahit sekitar abad ke-11. 

Pada masa akhir kerajaan Majapahit terjadi migrasi secara besar-besaran dari Jawa ke Bali, mulai dari bangsawan, pemuka agama, seniman, dan pengrajin. Hal ini menjadi penyebab sumber induk sejarah Jawa berada di Kerajaan Bali. Mulai dari Negarakertagama, Sutasoma, Pararaton dan Tantu Pagelaran. 

"Menghadapi kemajuan zaman, nilai-nilai kebudayaan tinggi yang dimiliki Jawa dan Bali perlu dikembangkan, agar peradaban tetap hidup dan lestari. Jangan sampai kebudayaan ini punah," tegasnya.

Keinginan untuk menjaga kelestarian budaya dan nilai-nilai ini, yang mendasari digagasnya kerjasama budaya antara dua provinsi ini. "Kerjasama ini harus diperluas sepanjang zaman. Sebagai wujud bakti kita untuk Indonesia Raya. Bagaimana kita membangun peradaban yang berbhineka, berkepribadian dalam kebudayaan," pungkasnya.

Hal senada disampaikan Gubernur Bali, Wayan Koster. Dia mengatakan, kerjasama ini dapat membangkitkan kembali hubungaan kesejarahan antara tanah Jawa dan Bali yang berhubungan sejak ribuan tahun lalu.

"Budaya dan tradisi Jawa dan Bali itu mirip. Kita punya kemiripan aksara, kemiripan wayang, seni tari, seni gamelan dan pemahaman serta filosofi hidup juga sama," ucapnya.

Ia mengatakan, selama ini pertukaran budaya antara Jawa dan Bali sudah berjalan. Namun dengan adanya kerja sama ini, maka akan semakin menguatkan upaya pelestarian dan pengembangan dua budaya. "Kami ingin bekerjasama kembali, agar anak cucu kita tidak kehilangan akar budaya," pungkasnya.


Bagikan :

BALI - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengagas kerjasama budaya Jawa-Bali. Menurut Gubernur dua daerah ini memiliki kesamaan budaya dan ikatan sejarah yang kuat. Gagasan tersebut disambut hangat Gubernur Bali, I Wayan Koster. Langkah ini dinilai penting untuk memperkenalkan generasi mendatang pada asal-usul budayanya.

"Antara Jawa dan Bali memiliki ikatan yang kuat dan memiliki kesamaan tradisi, seni dan budaya. Sebut saja misalnya kenduri, ruwatan, weton, wayang, sinden, gamelan, konsep adab atau sopan santun sampai konsep kepemimpinan," kata Gubernur di hadapan ribuan tokoh adat Bali di Plaza Hotel Sanur, Jumat (16/6/2023) sore.

Peluncuran kerja sama ini ditandai dengan penampilan enam penari Gambyong dari Surakarta Jawa Tengah, disusul penampilan tiga penari Bali, yang menarikan tari Taruna Jaya. Acara ini disaksikan oleh semua tamu yang hadir termasuk Presiden ke-5 RI, Megawati Soekarnoputri. 

Pada pidatonya Gubernur Jawa Tengah menjelaskan sejarah asal mula kesamaan budaya Jawa dan Bali. Menurutnya tautan sejarah keduanya dimulai sejak era Kerajaan Medang atau Kerajaan Mataram Kuno pada abad ke-8, dan berlanjut pada era Kerajaan Majapahit sekitar abad ke-11. 

Pada masa akhir kerajaan Majapahit terjadi migrasi secara besar-besaran dari Jawa ke Bali, mulai dari bangsawan, pemuka agama, seniman, dan pengrajin. Hal ini menjadi penyebab sumber induk sejarah Jawa berada di Kerajaan Bali. Mulai dari Negarakertagama, Sutasoma, Pararaton dan Tantu Pagelaran. 

"Menghadapi kemajuan zaman, nilai-nilai kebudayaan tinggi yang dimiliki Jawa dan Bali perlu dikembangkan, agar peradaban tetap hidup dan lestari. Jangan sampai kebudayaan ini punah," tegasnya.

Keinginan untuk menjaga kelestarian budaya dan nilai-nilai ini, yang mendasari digagasnya kerjasama budaya antara dua provinsi ini. "Kerjasama ini harus diperluas sepanjang zaman. Sebagai wujud bakti kita untuk Indonesia Raya. Bagaimana kita membangun peradaban yang berbhineka, berkepribadian dalam kebudayaan," pungkasnya.

Hal senada disampaikan Gubernur Bali, Wayan Koster. Dia mengatakan, kerjasama ini dapat membangkitkan kembali hubungaan kesejarahan antara tanah Jawa dan Bali yang berhubungan sejak ribuan tahun lalu.

"Budaya dan tradisi Jawa dan Bali itu mirip. Kita punya kemiripan aksara, kemiripan wayang, seni tari, seni gamelan dan pemahaman serta filosofi hidup juga sama," ucapnya.

Ia mengatakan, selama ini pertukaran budaya antara Jawa dan Bali sudah berjalan. Namun dengan adanya kerja sama ini, maka akan semakin menguatkan upaya pelestarian dan pengembangan dua budaya. "Kami ingin bekerjasama kembali, agar anak cucu kita tidak kehilangan akar budaya," pungkasnya.


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu