Follow Us :              

Sekda Sosialisasikan Perubahan HUT Jateng Lewat Parade Seni Budaya

  26 August 2023  |   19:30:00  |   dibaca : 682 
Kategori :
Bagikan :


Sekda Sosialisasikan Perubahan HUT Jateng Lewat Parade Seni Budaya

26 August 2023 | 19:30:00 | dibaca : 682
Kategori :
Bagikan :

Foto : Ebron (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Ebron (Humas Jateng)

KAB MAGELANG - Ribuan warga Magelang dan sekitarnya, sejak sore sudah memadati kawasan Jl. Soekarno Hatta, Kota Mungkid untuk menyaksikan Parade Seni Budaya Jawa Tengah. Mereka menanti dengan sabar, demi bisa menyaksikan warna-warni kebudayaan Jawa Tengah yang disajikan dalam alunan musik, tari, kostum, dan cerita daerah.

Parade Seni Budaya Jawa Tengah, dibuka secara resmi oleh Sekretaris Daerah Jawa Tengah Sumarno, Sabtu (26/08/2023) malam, di ruas jalan depan Komplek Kantor Pemerintah Kabupaten Magelang. Pembukaan parade ditandai dengan pemukulan gong oleh Sekda Jateng yang didampingi Sekda Kabupaten Magelang, Adi Waryanto, serta Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jateng, Uswatun Hasanah.

Dalam sambutannya Sekda menyampaikan, Parade Seni Budaya yang diselenggarakan di Kabupaten Magelang, masih merupakan rangkaian Peringatan HUT ke-78 RI, sekaligus menyosialisasikan Peringatan Hari Jadi Jateng yang baru, yakni tanggal 19 Agustus 1945.

"Saya ingin menyosialisasikan kepada masyarakat Magelang, bahwa ulang tahun Jawa Tengah itu sekarang 19 Agustus 1945. Yang dulu adalah 15 Agustus 1950. Jadi sekarang kita sudah ulang tahun ke-78," jelasnya.

Tema yang diambil pada ulang tahun Jateng saat ini, lanjutnya, mengambil dari usia Jateng yang ke-78. Tema yang dipilih adalah Terus Maju Menjadi yang Terdepan. 

"Dengan tema dari angka 78, itu adalah tujuh itu maju. Jadi temanya Terus Maju Jadi yang Terdepan, (depan) dari angka delapan," jelasnya.

Usai dibuka Sekda, Kabupaten Cilacap menjadi pembuka parade dengan menampilkan kisah cerita rakyat Santri Undig Garuda. Urutan berikutnya setelah Kabupaten Cilacap adalah Kabupaten Brebes. Wilayah berjuluk Kota Telur Asin itu memamerkan kesenian burok. 

Sepenggal cerita, kesenian Burok muncul dari Cirebon, Jawa Barat yang dikembangkan oleh Sunan Gunung Jati, dibantu seorang seniman bernama Toal. Pada tahun 1950-an, kesenian ini hampir tidak terdengar. Kemudian, kesenian Burok kembali muncul pada tahun 1960 di Kecamatan Tanjung, yang pada saat itu dianggap sakral oleh masyarakat. Seiring berjalannya waktu, seni Burok kemudian menyebar ke berbagai wilayah di Brebes, antara lain Losari, Bulukamba, Banjarharjo, dan Kersana.

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jawa Tengah, Uswatun Hasanah mengatakan, total ada 22 kabupaten/kota yang menjadi peserta Parade Seni Budaya Jawa Tengah. Setiap daerah menyajikan kesenian yang dikemas modern dan atraktif, tanpa meninggalkan kearifan lokal daerah.

"Jumlah masing-masing tim kesenian minimal 50 orang, yang terdiri dari penari, koreografi, pemusik, penata musik, dan lain-lain. Secara keseluruhan, parade seni ini melibatkan tidak kurang dari 1.750 seniman dan pekerja seni," paparnya.

Parade seni dan budaya yang diselenggarakan di Kabupaten Magelang, sambungnya, selain bertujuan melestarikan dan mengembangkan seni budaya daerah, juga sekaligus untuk menunjang Borobudur sebagai destinasi wisata super prioritas.


Bagikan :

KAB MAGELANG - Ribuan warga Magelang dan sekitarnya, sejak sore sudah memadati kawasan Jl. Soekarno Hatta, Kota Mungkid untuk menyaksikan Parade Seni Budaya Jawa Tengah. Mereka menanti dengan sabar, demi bisa menyaksikan warna-warni kebudayaan Jawa Tengah yang disajikan dalam alunan musik, tari, kostum, dan cerita daerah.

Parade Seni Budaya Jawa Tengah, dibuka secara resmi oleh Sekretaris Daerah Jawa Tengah Sumarno, Sabtu (26/08/2023) malam, di ruas jalan depan Komplek Kantor Pemerintah Kabupaten Magelang. Pembukaan parade ditandai dengan pemukulan gong oleh Sekda Jateng yang didampingi Sekda Kabupaten Magelang, Adi Waryanto, serta Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jateng, Uswatun Hasanah.

Dalam sambutannya Sekda menyampaikan, Parade Seni Budaya yang diselenggarakan di Kabupaten Magelang, masih merupakan rangkaian Peringatan HUT ke-78 RI, sekaligus menyosialisasikan Peringatan Hari Jadi Jateng yang baru, yakni tanggal 19 Agustus 1945.

"Saya ingin menyosialisasikan kepada masyarakat Magelang, bahwa ulang tahun Jawa Tengah itu sekarang 19 Agustus 1945. Yang dulu adalah 15 Agustus 1950. Jadi sekarang kita sudah ulang tahun ke-78," jelasnya.

Tema yang diambil pada ulang tahun Jateng saat ini, lanjutnya, mengambil dari usia Jateng yang ke-78. Tema yang dipilih adalah Terus Maju Menjadi yang Terdepan. 

"Dengan tema dari angka 78, itu adalah tujuh itu maju. Jadi temanya Terus Maju Jadi yang Terdepan, (depan) dari angka delapan," jelasnya.

Usai dibuka Sekda, Kabupaten Cilacap menjadi pembuka parade dengan menampilkan kisah cerita rakyat Santri Undig Garuda. Urutan berikutnya setelah Kabupaten Cilacap adalah Kabupaten Brebes. Wilayah berjuluk Kota Telur Asin itu memamerkan kesenian burok. 

Sepenggal cerita, kesenian Burok muncul dari Cirebon, Jawa Barat yang dikembangkan oleh Sunan Gunung Jati, dibantu seorang seniman bernama Toal. Pada tahun 1950-an, kesenian ini hampir tidak terdengar. Kemudian, kesenian Burok kembali muncul pada tahun 1960 di Kecamatan Tanjung, yang pada saat itu dianggap sakral oleh masyarakat. Seiring berjalannya waktu, seni Burok kemudian menyebar ke berbagai wilayah di Brebes, antara lain Losari, Bulukamba, Banjarharjo, dan Kersana.

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jawa Tengah, Uswatun Hasanah mengatakan, total ada 22 kabupaten/kota yang menjadi peserta Parade Seni Budaya Jawa Tengah. Setiap daerah menyajikan kesenian yang dikemas modern dan atraktif, tanpa meninggalkan kearifan lokal daerah.

"Jumlah masing-masing tim kesenian minimal 50 orang, yang terdiri dari penari, koreografi, pemusik, penata musik, dan lain-lain. Secara keseluruhan, parade seni ini melibatkan tidak kurang dari 1.750 seniman dan pekerja seni," paparnya.

Parade seni dan budaya yang diselenggarakan di Kabupaten Magelang, sambungnya, selain bertujuan melestarikan dan mengembangkan seni budaya daerah, juga sekaligus untuk menunjang Borobudur sebagai destinasi wisata super prioritas.


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu