Follow Us :              

Wujudkan Pemilu Damai, Pj Gubernur: Doa dan Ikhtiar Tidak Bisa Dipisahkan

  08 November 2023  |   18:30:00  |   dibaca : 449 
Kategori :
Bagikan :


Wujudkan Pemilu Damai, Pj Gubernur: Doa dan Ikhtiar Tidak Bisa Dipisahkan

08 November 2023 | 18:30:00 | dibaca : 449
Kategori :
Bagikan :

Foto : Sigit (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Sigit (Humas Jateng)

SEMARANG – Para tokoh dan umat beragama melakukan doa bersama agar penyelenggaraan Pemilu dan Pilkada 2024 bisa terlaksana dengan damai. 

Kegiatan bertajuk “Doa Bersama untuk Negeri dalam Rangka Pemilu Damai 2024” itu dilaksanakan di Halaman Markas Kepolisian Daerah Jawa Tengah, Rabu (8/11/2023) malam. Doa bersama tersebut, diikuti perwakilan umat dari enam agama di Indonesia, yakni Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Buddha dan Konghucu.

Pj Gubernur Jawa Tengah, Komjen Pol (P) Drs. Nana Sudjana A.S., M.M., menyampaikan, pihaknya menyambut positif kegiatan yang diinisiasi Polda Jateng ini. Menurutnya, berbagai upaya yang terlihat atau lahiriah untuk mewujudkan Pemilu damai, harus diiringi pula dengan ikhtiar spiritual. 

“Jadi harus seiring sejalan. Tidak bisa dipisahkan, antara doa dan ikhtiar," katanya. 

Belum lama ini, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah juga telah menyelenggarakan kegiatan serupa di Kabupaten Demak. Harapannya Ikhtiar lahiriah dan spiritual dapat membantu mewujudkan pemimpin yang amanah dan membawa kemajuan bagi bangsa.

"Kita akan melaksanakan pesta demokrasi, pesta dalam rangka untuk memilih para pemimpin bangsa Indonesia. Kalau pesta kan hendaknya bahagia, bukan kemudian menimbulkan suatu konflik," katanya. 

Jumlah penduduk Jawa Tengah yang mencapai 37 juta jiwa, dengan jumlah pemilih sekitar 28,2 juta jiwa, menurut Pj Gubernur merupakan tantangan tersendiri. Pemerintah bersama stakeholder terkait harus betul-betul mengawal, agar berbagai potensi kerawanan, seperti provokasi, berita hoaks, dan ujaran kebencian, dapat diminimalisasi.

Oleh karena itu, baik pemerintah daerah, TNI/Polri, tokoh agama, maupun tokoh masyarakat perlu melakukan kolaborasi.

“Kita perlu suatu kebersamaan, untuk menciptakan suasana pelaksanaan Pemilu dan Pilkada ini dapat berjalan dengan baik, supaya Pemilu ini dapat berjalan dengan sejuk, damai, dan kondusif," katanya. 

Pj Gubernur menambahkan, ada tiga indikator yang menentukan keberhasilan Pemilu. Indikator pertama adalah tingginya tingkat partisipasi pemilih. Oleh karena itu, pihaknya meminta bantuan kepada tokoh agama dan tokoh masyarakat untuk ikut menyosialisasikan Pemilu. Tujuannya agar masyarakat dapat menggunakan hak pilihnya dengan bijak.

“Kita harapkan partisipasi masyarakat tinggi. Itu salah satu syarat daripada suksesnya Pemilu," tandasnya.

Selain itu, dua indikator lain yang menjadi penanda kesuksesan Pemilu adalah tidak terjadi konflik yang merusak persatuan, serta roda pemerintahan dari pusat sampai daerah berjalan dengan baik dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat.


Bagikan :

SEMARANG – Para tokoh dan umat beragama melakukan doa bersama agar penyelenggaraan Pemilu dan Pilkada 2024 bisa terlaksana dengan damai. 

Kegiatan bertajuk “Doa Bersama untuk Negeri dalam Rangka Pemilu Damai 2024” itu dilaksanakan di Halaman Markas Kepolisian Daerah Jawa Tengah, Rabu (8/11/2023) malam. Doa bersama tersebut, diikuti perwakilan umat dari enam agama di Indonesia, yakni Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Buddha dan Konghucu.

Pj Gubernur Jawa Tengah, Komjen Pol (P) Drs. Nana Sudjana A.S., M.M., menyampaikan, pihaknya menyambut positif kegiatan yang diinisiasi Polda Jateng ini. Menurutnya, berbagai upaya yang terlihat atau lahiriah untuk mewujudkan Pemilu damai, harus diiringi pula dengan ikhtiar spiritual. 

“Jadi harus seiring sejalan. Tidak bisa dipisahkan, antara doa dan ikhtiar," katanya. 

Belum lama ini, Pemerintah Provinsi Jawa Tengah juga telah menyelenggarakan kegiatan serupa di Kabupaten Demak. Harapannya Ikhtiar lahiriah dan spiritual dapat membantu mewujudkan pemimpin yang amanah dan membawa kemajuan bagi bangsa.

"Kita akan melaksanakan pesta demokrasi, pesta dalam rangka untuk memilih para pemimpin bangsa Indonesia. Kalau pesta kan hendaknya bahagia, bukan kemudian menimbulkan suatu konflik," katanya. 

Jumlah penduduk Jawa Tengah yang mencapai 37 juta jiwa, dengan jumlah pemilih sekitar 28,2 juta jiwa, menurut Pj Gubernur merupakan tantangan tersendiri. Pemerintah bersama stakeholder terkait harus betul-betul mengawal, agar berbagai potensi kerawanan, seperti provokasi, berita hoaks, dan ujaran kebencian, dapat diminimalisasi.

Oleh karena itu, baik pemerintah daerah, TNI/Polri, tokoh agama, maupun tokoh masyarakat perlu melakukan kolaborasi.

“Kita perlu suatu kebersamaan, untuk menciptakan suasana pelaksanaan Pemilu dan Pilkada ini dapat berjalan dengan baik, supaya Pemilu ini dapat berjalan dengan sejuk, damai, dan kondusif," katanya. 

Pj Gubernur menambahkan, ada tiga indikator yang menentukan keberhasilan Pemilu. Indikator pertama adalah tingginya tingkat partisipasi pemilih. Oleh karena itu, pihaknya meminta bantuan kepada tokoh agama dan tokoh masyarakat untuk ikut menyosialisasikan Pemilu. Tujuannya agar masyarakat dapat menggunakan hak pilihnya dengan bijak.

“Kita harapkan partisipasi masyarakat tinggi. Itu salah satu syarat daripada suksesnya Pemilu," tandasnya.

Selain itu, dua indikator lain yang menjadi penanda kesuksesan Pemilu adalah tidak terjadi konflik yang merusak persatuan, serta roda pemerintahan dari pusat sampai daerah berjalan dengan baik dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat.


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu