Follow Us :              

Berhasil Turunkan Stunting, Pemprov Jateng Raih Penghargaan Insentif Fiskal Rp6,45 Miliar

  04 September 2024  |   14:00:00  |   dibaca : 227 
Kategori :
Bagikan :


Berhasil Turunkan Stunting, Pemprov Jateng Raih Penghargaan Insentif Fiskal Rp6,45 Miliar

04 September 2024 | 14:00:00 | dibaca : 227
Kategori :
Bagikan :

Foto : Rinto (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Rinto (Humas Jateng)

JAKARTA - Pemerintah Provinsi Jawa Tengah meraih penghargaan dari pemerintah pusat berupa Insentif Fiskal sebesar Rp6,45 Miliar, berkat keberhasilannya dalam menurunkan angka stunting. 

Penghargaan tersebut diberikan oleh Wakil Presiden RI, KH Ma'ruf Amin selaku Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Nasional kepada Pj Gubernur Jateng, Komjen Pol (P) Drs. Nana Sudjana A.S., M.M., dalam Rapat Koordinasi Nasional Percepatan Penurunan Stunting di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta pada Rabu, 4 September 2024.

Sebagai informasi, pada tahun 2023, Jateng juga memperoleh penghargaan yang sama dengan nilai Rp5,97 miliar. Dana insentif tersebut digunakan untuk menangani dan menuntaskan persoalan stunting di Jateng.

Pj Gubernur menyampaikan, Pemprov Jateng juga menganggarkan dana sebesar Rp194,6 miliar yang diberikan dalam bentuk bantuan keuangan untuk percepatan penanganan stunting.

"Sasarannya adalah beberapa lokasi ataupun kabupaten/kota, yang tingkat stuntingnya masih tinggi," ucapnya usai menghadiri Rakor.

Berdasarkan rilis Survei Kesehatan Indonesia (SKI), prevalensi stunting Jateng pada tahun 2023 sebesar 20,7%, atau turun sebanyak 0,1% dibandingkan tahun 2022 (20,8%). 

Pj Gubernur mengungkapkan, Pemprov Jateng berkolaborasi dengan banyak pihak dalam melakukan langkah percepatan penurunan stunting. Beberapa di antaranya bekerja sama dengan sesama lembaga pemerintahan, Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), perguruan tinggi, pihak swasta, dan seluruh elemen masyarakat. 

"Jadi memang perlu ada suatu kolaborasi untuk menangani stunting ini. Kita tidak bisa hanya sendiri, artinya juga ada keterlibatan tokoh agama, tokoh masyarakat juga ini kita libatkan," jelasnya.

Selain itu, Pemprov Jateng juga sudah melakukan intervensi sensitif dan spesifik dalam menangani stunting. Intervensi sensitif dilakukan dengan memastikan kelayakan air yang dikonsumsi oleh masyarakat. Sementara intervensi spesifiknya dilakukan melalui sinergi dengan banyak pihak, serta memberikan edukasi kepada calon pengantin dan remaja putri terkait stunting. 

Wakil Presiden RI, KH Ma'ruf Amin dalam sambutannya mengatakan, pihaknya sudah menerima laporan terkait upaya pencegahan stunting melalui intervensi serentak, yang sudah dilaksanakan di seluruh kabupaten/kota di Indonesia. 

Harapannya, data dari intervensi yang telah dilaksanakan dapat dimanfaatkan untuk pelaksanaan program-program berikutnya.

"Data ini harus dimanfaatkan sebaik mungkin, sebagai dasar intervensi sensitif dan spesifik, agar program yang sudah disusun dapat tepat sasaran dan target prevalensi stunting segera tercapai," ucapnya.


Bagikan :

JAKARTA - Pemerintah Provinsi Jawa Tengah meraih penghargaan dari pemerintah pusat berupa Insentif Fiskal sebesar Rp6,45 Miliar, berkat keberhasilannya dalam menurunkan angka stunting. 

Penghargaan tersebut diberikan oleh Wakil Presiden RI, KH Ma'ruf Amin selaku Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Nasional kepada Pj Gubernur Jateng, Komjen Pol (P) Drs. Nana Sudjana A.S., M.M., dalam Rapat Koordinasi Nasional Percepatan Penurunan Stunting di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta pada Rabu, 4 September 2024.

Sebagai informasi, pada tahun 2023, Jateng juga memperoleh penghargaan yang sama dengan nilai Rp5,97 miliar. Dana insentif tersebut digunakan untuk menangani dan menuntaskan persoalan stunting di Jateng.

Pj Gubernur menyampaikan, Pemprov Jateng juga menganggarkan dana sebesar Rp194,6 miliar yang diberikan dalam bentuk bantuan keuangan untuk percepatan penanganan stunting.

"Sasarannya adalah beberapa lokasi ataupun kabupaten/kota, yang tingkat stuntingnya masih tinggi," ucapnya usai menghadiri Rakor.

Berdasarkan rilis Survei Kesehatan Indonesia (SKI), prevalensi stunting Jateng pada tahun 2023 sebesar 20,7%, atau turun sebanyak 0,1% dibandingkan tahun 2022 (20,8%). 

Pj Gubernur mengungkapkan, Pemprov Jateng berkolaborasi dengan banyak pihak dalam melakukan langkah percepatan penurunan stunting. Beberapa di antaranya bekerja sama dengan sesama lembaga pemerintahan, Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), perguruan tinggi, pihak swasta, dan seluruh elemen masyarakat. 

"Jadi memang perlu ada suatu kolaborasi untuk menangani stunting ini. Kita tidak bisa hanya sendiri, artinya juga ada keterlibatan tokoh agama, tokoh masyarakat juga ini kita libatkan," jelasnya.

Selain itu, Pemprov Jateng juga sudah melakukan intervensi sensitif dan spesifik dalam menangani stunting. Intervensi sensitif dilakukan dengan memastikan kelayakan air yang dikonsumsi oleh masyarakat. Sementara intervensi spesifiknya dilakukan melalui sinergi dengan banyak pihak, serta memberikan edukasi kepada calon pengantin dan remaja putri terkait stunting. 

Wakil Presiden RI, KH Ma'ruf Amin dalam sambutannya mengatakan, pihaknya sudah menerima laporan terkait upaya pencegahan stunting melalui intervensi serentak, yang sudah dilaksanakan di seluruh kabupaten/kota di Indonesia. 

Harapannya, data dari intervensi yang telah dilaksanakan dapat dimanfaatkan untuk pelaksanaan program-program berikutnya.

"Data ini harus dimanfaatkan sebaik mungkin, sebagai dasar intervensi sensitif dan spesifik, agar program yang sudah disusun dapat tepat sasaran dan target prevalensi stunting segera tercapai," ucapnya.


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu