Follow Us :              

Alih Fungsi Lahan Disinyalir Jadi Faktor Terjadinya Banjir dan Tanah Longsor 

  22 January 2025  |   16:15:00  |   dibaca : 762 
Kategori :
Bagikan :


Alih Fungsi Lahan Disinyalir Jadi Faktor Terjadinya Banjir dan Tanah Longsor 

22 January 2025 | 16:15:00 | dibaca : 762
Kategori :
Bagikan :

Foto : (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : (Humas Jateng)

PEKALONGAN - Pj Gubernur Jawa Tengah, Komjen Pol (P) Drs. Nana Sudjana A.S., M.M., mengatakan, alih fungsi lahan di beberapa lokasi atau daerah menjadi salah satu faktor terjadinya bencana alam, seperti banjir dan tanah longsor.

Hal itu disampaikannya saat meninjau bencana tanah longsor di Desa Kasimpar, Kecamatan Petungkriyono, Kabupaten Pekalongan pada Rabu, 22 Januari 2025.

Pj Gubernur mengatakan, banjir di Kabupaten Brebes terjadi akibat adanya alih fungsi lahan, dari hutan menjadi kebun, di wilayah hulu atau perbukitan.

"Beberapa tempat iya, di sini (Pekalongan) juga begitu. Ada beberapa lokasi yang memang penyebabnya memang alih fungsi lahan," ucapnya.

Terkait alih fungsi lahan, Pemprov Jateng terus menggalakkan langkah-langkah antisipasi, salah satunya dengan melakukan reboisasi atau penanaman kembali di kawasan hutan untuk mengembalikan fungsi hutan sebagaimana mestinya. 

Selain itu, Pj Gubernur juga meminta masyarakat untuk berhati-hati terhadap perubahan lingkungan atau pun alam serta menjauhi wilayah rawan bencana. Hal ini dilakukan karena masih banyak masyarakat yang memilih tinggal di lereng-lereng perbukitan dan daerah rawan bencana.

Bupati Pekalongan, Fadia Arafiq, mengatakan bencana banjir dan tanah longsor di Kabupaten Pekalongan memang berdampak cukup parah, terutama di Desa Kasimpar, Kecamatan Petungkriyono. Bencana ini mengakibatkan puluhan orang meninggal dunia dan beberapa orang masih dalam proses pencarian.

"Banjir dan longsor di Kabupaten Pekalongan berdampak pada kurang lebih 11 kecamatan. Penanganan sudah dilakukan oleh tim gabungan," katanya.


Bagikan :

PEKALONGAN - Pj Gubernur Jawa Tengah, Komjen Pol (P) Drs. Nana Sudjana A.S., M.M., mengatakan, alih fungsi lahan di beberapa lokasi atau daerah menjadi salah satu faktor terjadinya bencana alam, seperti banjir dan tanah longsor.

Hal itu disampaikannya saat meninjau bencana tanah longsor di Desa Kasimpar, Kecamatan Petungkriyono, Kabupaten Pekalongan pada Rabu, 22 Januari 2025.

Pj Gubernur mengatakan, banjir di Kabupaten Brebes terjadi akibat adanya alih fungsi lahan, dari hutan menjadi kebun, di wilayah hulu atau perbukitan.

"Beberapa tempat iya, di sini (Pekalongan) juga begitu. Ada beberapa lokasi yang memang penyebabnya memang alih fungsi lahan," ucapnya.

Terkait alih fungsi lahan, Pemprov Jateng terus menggalakkan langkah-langkah antisipasi, salah satunya dengan melakukan reboisasi atau penanaman kembali di kawasan hutan untuk mengembalikan fungsi hutan sebagaimana mestinya. 

Selain itu, Pj Gubernur juga meminta masyarakat untuk berhati-hati terhadap perubahan lingkungan atau pun alam serta menjauhi wilayah rawan bencana. Hal ini dilakukan karena masih banyak masyarakat yang memilih tinggal di lereng-lereng perbukitan dan daerah rawan bencana.

Bupati Pekalongan, Fadia Arafiq, mengatakan bencana banjir dan tanah longsor di Kabupaten Pekalongan memang berdampak cukup parah, terutama di Desa Kasimpar, Kecamatan Petungkriyono. Bencana ini mengakibatkan puluhan orang meninggal dunia dan beberapa orang masih dalam proses pencarian.

"Banjir dan longsor di Kabupaten Pekalongan berdampak pada kurang lebih 11 kecamatan. Penanganan sudah dilakukan oleh tim gabungan," katanya.


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu