Follow Us :              

Akses Pendidikan Gratis Diperluas, Pemprov Jateng Fasilitasi 62 Ribu Siswa Miskin

  10 July 2025  |   00:00:00  |   dibaca : 14 
Kategori :
Bagikan :


Akses Pendidikan Gratis Diperluas, Pemprov Jateng Fasilitasi 62 Ribu Siswa Miskin

10 July 2025 | 00:00:00 | dibaca : 14
Kategori :
Bagikan :

Foto : Bintoro (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Bintoro (Humas Jateng)

SEMARANG - Pemerintah Provinsi Jawa Tengah memperluas akses pendidikan gratis bagi siswa miskin di wilayahnya. Para siswa diterima di SMA/SMK negeri dan sekolah swasta yang menjadi mitra pemerintah.  

Pada Seleksi Penerimaan Siswa Baru (SPMB) SMA/SMK Negeri Tahun 2025, jumlah siswa afirmasi yang terdata sebanyak 72.793 orang, sedangkan jumlah yang diterima sekitar 62.145 siswa atau 85,4 persen. Sementara itu, sebanyak 2.387 siswa diterima di SMA/SMK swasta melalui program Sekolah Kemitraan, yang digulirkan oleh Gubernur Jateng, Komjen Pol (P) Drs. Ahmad Luthfi, S.H., S.St.M.K. 

"Pemprov Jateng melakukan intervensi pada siswa yang berada di wilayah miskin ekstrem. Kualifikasi (Data Terpadu Kesejahteraan Sosial) P1, P2, dan P3 dihabiskan semuanya," ucap Gubernur saat diwawancarai di Kota Semarang pada Kamis, 10 Juli 2025.

Ia mengungkapkan, tidak mudah untuk meningkatkan jumlah penerimaan siswa tersebut, lantaran ada sebagian daerah yang memiliki budaya bahwa anak-anak mereka harus bekerja setelah lulus SMP. Maka dari itu, Pemprov terus berupaya memberikan edukasi kepada masyarakat, terkait pentingnya pendidikan dari tingkat dasar hingga SMA/SMK. 

Terlebih, program Sekolah Kemitraan yang telah digulirkan mampu memfasilitasi anak-anak dari keluarga kurang mampu untuk mengakses pendidikan yang layak.

Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Provinsi Jateng, Sadimin, mengatakan, salah satu upaya Pemprov Jateng untuk memperluas akses pendidikan bagi siswa miskin pada tahun 2025, dilakukan dengan menggandeng sekolah-sekolah swasta melalui program Sekolah Kemitraan. 

Pada tahun 2025 ada 5.004 kuota yang disediakan, akan tetapi yang mendaftar melalui program tersebut hanya sebanyak 2.387 siswa di SMA/SMK swasta yang menjadi mitra. Hal tersebut bukan karena calon siswa tidak tertarik dengan program itu, namun setelah diteliti ada sejumlah kendala dalam pelaksanaan di lapangan. Salah satunya, jarak antara sekolah dengan rumah calon siswa yang relatif jauh.

“Jarak tempuh jadi pertimbangan. Mereka akhirnya tetap bersekolah di  (sekolah) swasta regular," kata Ka Disdikbud.

Bagi sekolah swasta kemitraan yang mendapatkan sedikit siswa atau tidak mendapatkan siswa pendaftar, nantinya akan dilakukan evaluasi lebih lanjut.
 
Salah seorang warga Desa Kebonagung RT 3 RW 1 Sumowono, Kabupaten Semarang, Arsad Abi Mubarok, mengaku senang dengan adanya program Sekolah Kemitraan yang digulirkan oleh Gubernur Jateng. 

Lulusan SMP Negeri 2 Sumowono itu, mengaku mengalami kendala saat mendaftar di sekolah negeri. Sebab, jarak tempuh rumahnya ke sekolah lebih dari 18 kilometer. Hal itu membuatnya bimbang, karena ia harus memikirkan biaya transportasi yang dibutuhkan setiap harinya.

“Ingin sekolah di SMA Negeri, tetapi adanya di Ambarawa dan jaraknya 18 kilometer,” lanjutnya.

Akhirnya, ia mendapat informasi ada program Sekolah Kemitraan yang diinisiasi oleh Gubernur Jateng, yang memberikan kesempatan bagi siswa kurang mampu untuk mendaftar di sekolah swasta dengan biaya penuh dari pemerintah atau gratis.

“Saya senang bisa ikut program Sekolah Kemitraan dari Pak Luthfi. Dan tahun ini saya terdaftar di SMA Muhammadiyah Sumowono,” ungkapnya.

Arsad mengatakan, jarak rumahnya dengan SMA Muhammadiyah Sumowono hanya sekitar 5 kilometer. Jadi, selain tanpa biaya, jaraknya pun tidak jauh.

“Saya akan lebih bersemangat belajar. Nantinya saya ingin menaikkan derajat keluarga,” ucapnya.


Bagikan :

SEMARANG - Pemerintah Provinsi Jawa Tengah memperluas akses pendidikan gratis bagi siswa miskin di wilayahnya. Para siswa diterima di SMA/SMK negeri dan sekolah swasta yang menjadi mitra pemerintah.  

Pada Seleksi Penerimaan Siswa Baru (SPMB) SMA/SMK Negeri Tahun 2025, jumlah siswa afirmasi yang terdata sebanyak 72.793 orang, sedangkan jumlah yang diterima sekitar 62.145 siswa atau 85,4 persen. Sementara itu, sebanyak 2.387 siswa diterima di SMA/SMK swasta melalui program Sekolah Kemitraan, yang digulirkan oleh Gubernur Jateng, Komjen Pol (P) Drs. Ahmad Luthfi, S.H., S.St.M.K. 

"Pemprov Jateng melakukan intervensi pada siswa yang berada di wilayah miskin ekstrem. Kualifikasi (Data Terpadu Kesejahteraan Sosial) P1, P2, dan P3 dihabiskan semuanya," ucap Gubernur saat diwawancarai di Kota Semarang pada Kamis, 10 Juli 2025.

Ia mengungkapkan, tidak mudah untuk meningkatkan jumlah penerimaan siswa tersebut, lantaran ada sebagian daerah yang memiliki budaya bahwa anak-anak mereka harus bekerja setelah lulus SMP. Maka dari itu, Pemprov terus berupaya memberikan edukasi kepada masyarakat, terkait pentingnya pendidikan dari tingkat dasar hingga SMA/SMK. 

Terlebih, program Sekolah Kemitraan yang telah digulirkan mampu memfasilitasi anak-anak dari keluarga kurang mampu untuk mengakses pendidikan yang layak.

Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Provinsi Jateng, Sadimin, mengatakan, salah satu upaya Pemprov Jateng untuk memperluas akses pendidikan bagi siswa miskin pada tahun 2025, dilakukan dengan menggandeng sekolah-sekolah swasta melalui program Sekolah Kemitraan. 

Pada tahun 2025 ada 5.004 kuota yang disediakan, akan tetapi yang mendaftar melalui program tersebut hanya sebanyak 2.387 siswa di SMA/SMK swasta yang menjadi mitra. Hal tersebut bukan karena calon siswa tidak tertarik dengan program itu, namun setelah diteliti ada sejumlah kendala dalam pelaksanaan di lapangan. Salah satunya, jarak antara sekolah dengan rumah calon siswa yang relatif jauh.

“Jarak tempuh jadi pertimbangan. Mereka akhirnya tetap bersekolah di  (sekolah) swasta regular," kata Ka Disdikbud.

Bagi sekolah swasta kemitraan yang mendapatkan sedikit siswa atau tidak mendapatkan siswa pendaftar, nantinya akan dilakukan evaluasi lebih lanjut.
 
Salah seorang warga Desa Kebonagung RT 3 RW 1 Sumowono, Kabupaten Semarang, Arsad Abi Mubarok, mengaku senang dengan adanya program Sekolah Kemitraan yang digulirkan oleh Gubernur Jateng. 

Lulusan SMP Negeri 2 Sumowono itu, mengaku mengalami kendala saat mendaftar di sekolah negeri. Sebab, jarak tempuh rumahnya ke sekolah lebih dari 18 kilometer. Hal itu membuatnya bimbang, karena ia harus memikirkan biaya transportasi yang dibutuhkan setiap harinya.

“Ingin sekolah di SMA Negeri, tetapi adanya di Ambarawa dan jaraknya 18 kilometer,” lanjutnya.

Akhirnya, ia mendapat informasi ada program Sekolah Kemitraan yang diinisiasi oleh Gubernur Jateng, yang memberikan kesempatan bagi siswa kurang mampu untuk mendaftar di sekolah swasta dengan biaya penuh dari pemerintah atau gratis.

“Saya senang bisa ikut program Sekolah Kemitraan dari Pak Luthfi. Dan tahun ini saya terdaftar di SMA Muhammadiyah Sumowono,” ungkapnya.

Arsad mengatakan, jarak rumahnya dengan SMA Muhammadiyah Sumowono hanya sekitar 5 kilometer. Jadi, selain tanpa biaya, jaraknya pun tidak jauh.

“Saya akan lebih bersemangat belajar. Nantinya saya ingin menaikkan derajat keluarga,” ucapnya.


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu