Follow Us :              

Koperasi Bisa Memiliki Usaha Besar

  04 July 2018  |   16:00:00  |   dibaca : 673 
Kategori :
Bagikan :


Koperasi Bisa Memiliki Usaha Besar

04 July 2018 | 16:00:00 | dibaca : 673
Kategori :
Bagikan :

Foto : (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : (Humas Jateng)

PEMALANG – Koperasi sebagai salah satu dari tiga kekuatan ekonomi yang tercantum dalam Pasal 33 UUD 1945 harus bisa berkembang dan beradaptasi mengikuti perubahan. Terutama dalam dunia usaha yang kini mulai masuk pada digitalisasi. Oleh karenanya, koperasi sebagai unit usaha harus didorong untuk membuat bentuk usaha yang lebih profesional dan mampu bersaing dengan unit usaha lain seperti korporasi besar maupun perusahaan BUMN.

Hal ini disampaikan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo saat menjadi Inspektur Upacara Pembukaan Jambore Koperasi dalam rangka memperingati Hari Koperasi nasional ke-71 di Bumi Perkemahan Semugih, Kabupaten Pemalang, Rabu (4/7/2018).

“Koperasi adalah unit usaha tolong dicamkan betul maka usaha itu harus mikir bati mikir tumbuh mikir besar mikir sejahtera bersama, maka effortnya mesti didorong kepada bentuk usaha yang profesional,” katanya.

Menurutnya, koperasi memiliki kekuatan yang sangat luar biasa untuk bersaing yaitu anggotanya, sehingga dirinya menginginkan koperasi memiliki anggota sebanyak-banyaknya hingga jutaan orang. Sebab dari anggota inilah akses permodalan yang melimpah bisa didapatkan untuk membantu mengembangkan usaha koperasi.

Dirinya ingin koperasi di Indonesia khususnya Jawa Tengah seperti koperasi di negara maju seperti Finlandia di mana satu koperasi bisa memiliki usaha perhotelan, hingga perusahaan telekomunikasi.

“Di Finlandia koperasi bisa punya gedung tinggi, hotel, perusahaan informasi, dan mall. Jadi kalau koperasi anggotanya cuma 15 orang ora usah wae, minimal koperasi itu anggotanya ribuan tapi kalau bisa 1 juta anggota itu baru top,” ujarnya.


Dengan asas kekeluargaan dan gotong royong  koperasi bisa dengan bebas mengembangkan jenis usaha, terlebih lagi untuk memenuhi kebutuhan anggotanya. Sehingga usaha yang dijalankan memberikan banyak manfaat yang bisa dirasakan oleh masyarakat luas.

Untuk menghadapi revolusi industri 4.0, koperasi harus bisa beradaptasi terhadap perubahan yang saat menggunakan berbagai macam teknologi.  Digitalisasi mau tidak mau harus dilakukan oleh koperasi agar tidak tergilas oleh perubahan itu sendiri. Melalui Jambore kali ini Ganjar berharap seluruh peserta yang berjumlah sekitar 400 pelaku koperasi bisa saling tukar pikiran terhadap persoalan yang dihadapi dan merumuskan suatu solusi yang akan dijadikan kebijakan oleh pemerintah untuk membantu pengembangan koperasi.

“Tugas kita adalah merumuskan untuk menjadi sebuah kebijakan. Pemerintah juga akan mendampingi,  melatih agar mereka bisa tumbuh karena ini kekuatan yang dahsyat,” pungkasnya.
(Kukuh/Puji/Humas Jateng)

 

Baca juga : Ganjar: Koperasi Tidak Bisa Begitu-begitu Saja


Bagikan :

PEMALANG – Koperasi sebagai salah satu dari tiga kekuatan ekonomi yang tercantum dalam Pasal 33 UUD 1945 harus bisa berkembang dan beradaptasi mengikuti perubahan. Terutama dalam dunia usaha yang kini mulai masuk pada digitalisasi. Oleh karenanya, koperasi sebagai unit usaha harus didorong untuk membuat bentuk usaha yang lebih profesional dan mampu bersaing dengan unit usaha lain seperti korporasi besar maupun perusahaan BUMN.

Hal ini disampaikan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo saat menjadi Inspektur Upacara Pembukaan Jambore Koperasi dalam rangka memperingati Hari Koperasi nasional ke-71 di Bumi Perkemahan Semugih, Kabupaten Pemalang, Rabu (4/7/2018).

“Koperasi adalah unit usaha tolong dicamkan betul maka usaha itu harus mikir bati mikir tumbuh mikir besar mikir sejahtera bersama, maka effortnya mesti didorong kepada bentuk usaha yang profesional,” katanya.

Menurutnya, koperasi memiliki kekuatan yang sangat luar biasa untuk bersaing yaitu anggotanya, sehingga dirinya menginginkan koperasi memiliki anggota sebanyak-banyaknya hingga jutaan orang. Sebab dari anggota inilah akses permodalan yang melimpah bisa didapatkan untuk membantu mengembangkan usaha koperasi.

Dirinya ingin koperasi di Indonesia khususnya Jawa Tengah seperti koperasi di negara maju seperti Finlandia di mana satu koperasi bisa memiliki usaha perhotelan, hingga perusahaan telekomunikasi.

“Di Finlandia koperasi bisa punya gedung tinggi, hotel, perusahaan informasi, dan mall. Jadi kalau koperasi anggotanya cuma 15 orang ora usah wae, minimal koperasi itu anggotanya ribuan tapi kalau bisa 1 juta anggota itu baru top,” ujarnya.


Dengan asas kekeluargaan dan gotong royong  koperasi bisa dengan bebas mengembangkan jenis usaha, terlebih lagi untuk memenuhi kebutuhan anggotanya. Sehingga usaha yang dijalankan memberikan banyak manfaat yang bisa dirasakan oleh masyarakat luas.

Untuk menghadapi revolusi industri 4.0, koperasi harus bisa beradaptasi terhadap perubahan yang saat menggunakan berbagai macam teknologi.  Digitalisasi mau tidak mau harus dilakukan oleh koperasi agar tidak tergilas oleh perubahan itu sendiri. Melalui Jambore kali ini Ganjar berharap seluruh peserta yang berjumlah sekitar 400 pelaku koperasi bisa saling tukar pikiran terhadap persoalan yang dihadapi dan merumuskan suatu solusi yang akan dijadikan kebijakan oleh pemerintah untuk membantu pengembangan koperasi.

“Tugas kita adalah merumuskan untuk menjadi sebuah kebijakan. Pemerintah juga akan mendampingi,  melatih agar mereka bisa tumbuh karena ini kekuatan yang dahsyat,” pungkasnya.
(Kukuh/Puji/Humas Jateng)

 

Baca juga : Ganjar: Koperasi Tidak Bisa Begitu-begitu Saja


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu