Foto : Bintoro (Humas Jateng)
Foto : Bintoro (Humas Jateng)
BATANG - Penerapan sehari berbahasa Jawa setiap hari Kamis di lingkungan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, nampaknya sepele. Namun, dibalik penerapan aturan itu, ada banyak manfaat yang bisa dirasakan. Tidak hanya agar bahasa Jawa tetap lestari, tapi juga untuk mengajarkan unggah ungguh, dan saling menghormati.
"Penerapan sedinten ngagem Basa Jawi, salah setunggale kagem ngajak masyarakat Jawa Tengah belajar unggah-ungguh. Amargi bahasa Jawi ngajaraken unggah ungguh lan saling menghormati," tutur Wakil Gubernur Jawa Tengah H Taj Yasin Maimoen dalam kegiatan Tahtiman dan Haflah Maulidur Rasul di Masjid Jami' Warungasem Batang, Kamis (20/12/2018) malam.
Gus Yasin yakin, jika masyarakat Jawa Tengah masih senang menggunakan bahasa Jawa, lunturnya nilai-nilai budaya Jawa karena hadirnya budaya digital, tidak akan terjadi. Sebab, dengan menerapkan bahasa Jawa sebagai salah satu budaya Jawa, maka artinya masyarakat Jawa Tengah masih melaksanakan nilai-nilai yang terkandung dalam bahasa Jawa. Salah satunya, etika anak muda yang harus menghormati orang tua dan orang tua yang mesti memberi teladan kepada generasi muda.
"Menawi masyarakat Jawi Tengah taksih remen kaliyan basa Jawi nipun, kula yakin budaya menghormati ingkang sakpunika dipun astani budaya digital luntur, amargi dados saling menjelekkan, nyebar berita hoax, nyebar fitnah, mboten wonten ing Jawi Tengah," jelasnya
Di dalam pengajian-pengajian, imbuhnya, umat Islam seringkali diingatkan bahwa manusia tempatnya khilaf dan salah. Sehingga, semestinya umat Islam tidak terburu-buru menghakimi ketika mengetahui sesamanya ada yang melakukan kekhilafan. Apalagi Allah SWT memerintahkan agar manusia hanya berdoa kepada Nya untuk mengubah manusia lain menjadi lebih baik.
(Rita/Puji/Humas Jateng)
Baca juga : Gus Yasin Ajak Masyarakat Amalkan Ilmu Tabayyun
BATANG - Penerapan sehari berbahasa Jawa setiap hari Kamis di lingkungan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, nampaknya sepele. Namun, dibalik penerapan aturan itu, ada banyak manfaat yang bisa dirasakan. Tidak hanya agar bahasa Jawa tetap lestari, tapi juga untuk mengajarkan unggah ungguh, dan saling menghormati.
"Penerapan sedinten ngagem Basa Jawi, salah setunggale kagem ngajak masyarakat Jawa Tengah belajar unggah-ungguh. Amargi bahasa Jawi ngajaraken unggah ungguh lan saling menghormati," tutur Wakil Gubernur Jawa Tengah H Taj Yasin Maimoen dalam kegiatan Tahtiman dan Haflah Maulidur Rasul di Masjid Jami' Warungasem Batang, Kamis (20/12/2018) malam.
Gus Yasin yakin, jika masyarakat Jawa Tengah masih senang menggunakan bahasa Jawa, lunturnya nilai-nilai budaya Jawa karena hadirnya budaya digital, tidak akan terjadi. Sebab, dengan menerapkan bahasa Jawa sebagai salah satu budaya Jawa, maka artinya masyarakat Jawa Tengah masih melaksanakan nilai-nilai yang terkandung dalam bahasa Jawa. Salah satunya, etika anak muda yang harus menghormati orang tua dan orang tua yang mesti memberi teladan kepada generasi muda.
"Menawi masyarakat Jawi Tengah taksih remen kaliyan basa Jawi nipun, kula yakin budaya menghormati ingkang sakpunika dipun astani budaya digital luntur, amargi dados saling menjelekkan, nyebar berita hoax, nyebar fitnah, mboten wonten ing Jawi Tengah," jelasnya
Di dalam pengajian-pengajian, imbuhnya, umat Islam seringkali diingatkan bahwa manusia tempatnya khilaf dan salah. Sehingga, semestinya umat Islam tidak terburu-buru menghakimi ketika mengetahui sesamanya ada yang melakukan kekhilafan. Apalagi Allah SWT memerintahkan agar manusia hanya berdoa kepada Nya untuk mengubah manusia lain menjadi lebih baik.
(Rita/Puji/Humas Jateng)
Baca juga : Gus Yasin Ajak Masyarakat Amalkan Ilmu Tabayyun