Follow Us :              

Cerdas Sikapi “Ideologi Baru”

  01 June 2017  |   10:00:00  |   dibaca : 236 
Kategori :
Bagikan :


Cerdas Sikapi “Ideologi Baru”

01 June 2017 | 10:00:00 | dibaca : 236
Kategori :
Bagikan :

Foto : (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : (Humas Jateng)

Semarang – “Bagaimana cara menggelorakan kembali Pancasila, di tengah mahasiswa yang kritis dan skeptis, agar mereka tidak tergelincir dengan ‘ideologi baru’ yang di dapat?”

Pertanyaan itu dikemukakan mahasiswi Universitas Negeri Semarang (Unnes) kepada Gubernur Jawa Tengah H Ganjar Pranowo SH MIP, usai nonton bareng film Pantja Sila, Antara Cita-cita dan Realita di Kampung Budaya Unnes, Kamis (1/6).

Menjawab pertanyaan itu, Ganjar lantas menceritakan, pertarungan soal ideologi itu sangat luar biasa. Dia mencontohkan, Lembaga Friedrich Naumann Stiftung yang menyelenggarakan pelatihan-pelatihan, di mana di dalamnya selalu meniupkan ideologi ke seluruh negara. Di Indonesia, ada ideologi yang ditawarkan sejak SD hingga SMA. Lantaran tidak bisa masuk lewat kurikulum, mereka masuk melalui kegiatan ekstrakurikuler.

“Itu sudah terdeteksi oleh kita. Melalui ekstrakurikuler, (membuat) kelompok-kelompok, dia kemudian men-drive mereka. Maka jangan heran ketika ditanya siapa tokohmu sekarang? Mereka menyebutkan yang seram-seram di TV. Membunuh pikiran memang tidak bisa karena tidak kelihatan. Tapi dalam tindakan, negara harus berbuat,” tuturnya.

Berbagai ideologi, imbuh gubernur, bisa masuk dari mana saja, termasuk teknologi. Kalau seseorang literasinya rendah, akan mudah percaya begitu saja. Karenanya, Ganjar mengajak agar generasi muda lebih cerdas menerima segala informasi dengan melakukan konfirmasi dan senantiasa meningkatkan literasi.

Penulis : Rt, Humas Jateng

Editor : Ul, Diskominfo Jateng


Bagikan :

Semarang – “Bagaimana cara menggelorakan kembali Pancasila, di tengah mahasiswa yang kritis dan skeptis, agar mereka tidak tergelincir dengan ‘ideologi baru’ yang di dapat?”

Pertanyaan itu dikemukakan mahasiswi Universitas Negeri Semarang (Unnes) kepada Gubernur Jawa Tengah H Ganjar Pranowo SH MIP, usai nonton bareng film Pantja Sila, Antara Cita-cita dan Realita di Kampung Budaya Unnes, Kamis (1/6).

Menjawab pertanyaan itu, Ganjar lantas menceritakan, pertarungan soal ideologi itu sangat luar biasa. Dia mencontohkan, Lembaga Friedrich Naumann Stiftung yang menyelenggarakan pelatihan-pelatihan, di mana di dalamnya selalu meniupkan ideologi ke seluruh negara. Di Indonesia, ada ideologi yang ditawarkan sejak SD hingga SMA. Lantaran tidak bisa masuk lewat kurikulum, mereka masuk melalui kegiatan ekstrakurikuler.

“Itu sudah terdeteksi oleh kita. Melalui ekstrakurikuler, (membuat) kelompok-kelompok, dia kemudian men-drive mereka. Maka jangan heran ketika ditanya siapa tokohmu sekarang? Mereka menyebutkan yang seram-seram di TV. Membunuh pikiran memang tidak bisa karena tidak kelihatan. Tapi dalam tindakan, negara harus berbuat,” tuturnya.

Berbagai ideologi, imbuh gubernur, bisa masuk dari mana saja, termasuk teknologi. Kalau seseorang literasinya rendah, akan mudah percaya begitu saja. Karenanya, Ganjar mengajak agar generasi muda lebih cerdas menerima segala informasi dengan melakukan konfirmasi dan senantiasa meningkatkan literasi.

Penulis : Rt, Humas Jateng

Editor : Ul, Diskominfo Jateng


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu