Follow Us :              

Fashion Technology BBPLK Semarang Siap Cetak Fashionpreneur Hebat

  26 February 2019  |   10:00:00  |   dibaca : 1803 
Kategori :
Bagikan :


Fashion Technology BBPLK Semarang Siap Cetak Fashionpreneur Hebat

26 February 2019 | 10:00:00 | dibaca : 1803
Kategori :
Bagikan :

Foto : Bintoro (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Bintoro (Humas Jateng)

SEMARANG - Transformasi skill merupakan suatu keharusan untuk menjawab tantangan zaman saat ini. Hidup di tengah era globalisasi menuntut peningkatkan kompetensi diri, termasuk kecakapan dalam membaca peluang pasar dan memanfaatkan teknologi informasi.

"Transformasi skill diperlukan karena dunia berubah, bergerak begitu dinamis karena utamanya di-drive oleh perkembangan teknologi informasi. Perkembangan teknologi yang begitu cepat juga, ini merubah dunia industri," terang Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) M Hanif Dhakiri saat meresmikan Studio Fashion Technology Balai Besar Pengembangan Latihan Kerja (BBPLK) Semarang, Selasa (26/2/2019).

Hanif menilai, industri fashion merupakan industri masa depan yang peluang pasarnya begitu menjanjikan. Dari 16 sub sektor bidang ekonomi kreatif, industri fashion menempati urutan ketiga setelah industri kuliner dan kriya. 

"Industri fashion menjadi salah satu penghasil devisa negara yang angkanya sekitar 8,2 miliar US Dollar atau setara Rp122 Triliun untuk tahun 2018," bebernya.

Potensi industri fashion yang begitu menjanjikan merupakan salah satu latar belakang dilakukannya transformasi kejuruan menjahit di BBPLK Semarang menjadi fashion technology. Siswa fashion technology kini diajari keterampilan kreasi, produksi, dan pemasaran (marketing). Termasuk penguasaan teknologi informasi untuk mendukung pemasaran industri fashion.

Hanif mengatakan, di e-commerce pun produk yang paling laku nomor dua adalah fashion. "Saya minta bantuan Mbak Lisa dari Indonesian Fashion Chamber, saya mau BBPLK Semarang kejuruan menjahit bisa berubah menjadi lebih modern, lebih keren, dan disukai oleh generasi milenial. Karena belajar fashion itu sebenarnya pasarnya besar. Persoalannya apakah kalian bisa menarik pasar itu atau tidak. Itu bergantung kreativitas, inovasi, kualitas, dan kecanggihan dalam memasarkan," bebernya.

Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Tengah Sri Puryono menyambut peresmian Studio Fashion Technology BBPLK Semarang. Dia berharap, fashion technology dapat mengembangkan keterampilan siswa secara lebih komprehensif, sehingga dapat mencetak pelaku usaha fashion hebat pada masa mendatang. Pasalnya, saat ini jumlah pengangguran di Jateng masih berkisar 680 ribu orang.

"Saya juga menyampaikan terima kasih kepada Kementerian Ketenagakerjaan yang telah memfasilitasi terbentuknya BLK komunitas di 100 pesantren di Jawa Tengah. Sehingga santri di Jawa Tengah tidak hanya pintar mengaji dan berakhlak baik, tetapi juga memiliki keterampilan dan kompetensi," ujarnya.

Pada acara tersebut, busana  hasil karya siswa Fashion Technology BBPLK Semarang bertema "Kartini Masa Kini: Muda dan Dinamis" juga dipamerkan langsung oleh sejumlah model profesional yang berjalan penuh percaya diri di atas catwalk. Ada rancangan busana batik modern berwarna cerah yang tampak sangat modis diperagakan oleh beberapa model cilik.

Selain busana anak-anak, ada pula koleksi busana wanita yang didesain penuh gaya. Seperti baju batik modern, busana muslim yang modis namun tetap syar'i, hingga gaun-gaun cantik. Padu padan rancangan siswa bahkan tidak kalah modis jika dibandingkan dengan rancangan desainer ternama.

Gedung fashion technology juga didesain secara menarik dan senyaman mungkin bagi siswa dengan mengembangkan konsep creative workspace. Dilengkapi dengan berbagai fasilitas seperti fasilitas perpustakaan, ruang kelas komputer, ruang manual drawing, ruang showroom, ruang digital marketing, dan ruang business meeting.

 

Baca juga : Jateng dan Jatim, Pilot Project Pengembangan Kompetensi Pekerja Migran


Bagikan :

SEMARANG - Transformasi skill merupakan suatu keharusan untuk menjawab tantangan zaman saat ini. Hidup di tengah era globalisasi menuntut peningkatkan kompetensi diri, termasuk kecakapan dalam membaca peluang pasar dan memanfaatkan teknologi informasi.

"Transformasi skill diperlukan karena dunia berubah, bergerak begitu dinamis karena utamanya di-drive oleh perkembangan teknologi informasi. Perkembangan teknologi yang begitu cepat juga, ini merubah dunia industri," terang Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) M Hanif Dhakiri saat meresmikan Studio Fashion Technology Balai Besar Pengembangan Latihan Kerja (BBPLK) Semarang, Selasa (26/2/2019).

Hanif menilai, industri fashion merupakan industri masa depan yang peluang pasarnya begitu menjanjikan. Dari 16 sub sektor bidang ekonomi kreatif, industri fashion menempati urutan ketiga setelah industri kuliner dan kriya. 

"Industri fashion menjadi salah satu penghasil devisa negara yang angkanya sekitar 8,2 miliar US Dollar atau setara Rp122 Triliun untuk tahun 2018," bebernya.

Potensi industri fashion yang begitu menjanjikan merupakan salah satu latar belakang dilakukannya transformasi kejuruan menjahit di BBPLK Semarang menjadi fashion technology. Siswa fashion technology kini diajari keterampilan kreasi, produksi, dan pemasaran (marketing). Termasuk penguasaan teknologi informasi untuk mendukung pemasaran industri fashion.

Hanif mengatakan, di e-commerce pun produk yang paling laku nomor dua adalah fashion. "Saya minta bantuan Mbak Lisa dari Indonesian Fashion Chamber, saya mau BBPLK Semarang kejuruan menjahit bisa berubah menjadi lebih modern, lebih keren, dan disukai oleh generasi milenial. Karena belajar fashion itu sebenarnya pasarnya besar. Persoalannya apakah kalian bisa menarik pasar itu atau tidak. Itu bergantung kreativitas, inovasi, kualitas, dan kecanggihan dalam memasarkan," bebernya.

Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Tengah Sri Puryono menyambut peresmian Studio Fashion Technology BBPLK Semarang. Dia berharap, fashion technology dapat mengembangkan keterampilan siswa secara lebih komprehensif, sehingga dapat mencetak pelaku usaha fashion hebat pada masa mendatang. Pasalnya, saat ini jumlah pengangguran di Jateng masih berkisar 680 ribu orang.

"Saya juga menyampaikan terima kasih kepada Kementerian Ketenagakerjaan yang telah memfasilitasi terbentuknya BLK komunitas di 100 pesantren di Jawa Tengah. Sehingga santri di Jawa Tengah tidak hanya pintar mengaji dan berakhlak baik, tetapi juga memiliki keterampilan dan kompetensi," ujarnya.

Pada acara tersebut, busana  hasil karya siswa Fashion Technology BBPLK Semarang bertema "Kartini Masa Kini: Muda dan Dinamis" juga dipamerkan langsung oleh sejumlah model profesional yang berjalan penuh percaya diri di atas catwalk. Ada rancangan busana batik modern berwarna cerah yang tampak sangat modis diperagakan oleh beberapa model cilik.

Selain busana anak-anak, ada pula koleksi busana wanita yang didesain penuh gaya. Seperti baju batik modern, busana muslim yang modis namun tetap syar'i, hingga gaun-gaun cantik. Padu padan rancangan siswa bahkan tidak kalah modis jika dibandingkan dengan rancangan desainer ternama.

Gedung fashion technology juga didesain secara menarik dan senyaman mungkin bagi siswa dengan mengembangkan konsep creative workspace. Dilengkapi dengan berbagai fasilitas seperti fasilitas perpustakaan, ruang kelas komputer, ruang manual drawing, ruang showroom, ruang digital marketing, dan ruang business meeting.

 

Baca juga : Jateng dan Jatim, Pilot Project Pengembangan Kompetensi Pekerja Migran


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu