Follow Us :              

Gus Yasin: Umat Islam Jangan Persoalkan Perbedaan

  27 April 2019  |   20:00:00  |   dibaca : 1306 
Kategori :
Bagikan :


Gus Yasin: Umat Islam Jangan Persoalkan Perbedaan

27 April 2019 | 20:00:00 | dibaca : 1306
Kategori :
Bagikan :

Foto : Handy (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Handy (Humas Jateng)

SEMARANG - Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen meminta umat Islam tak lagi mempermasalahkan perbedaan. Dia berharap, kaum Muslimin mampu menunjukkan sikap santun, baik, akhlak mulia dan bisa hidup berdampingan secara damai dengan golongan lain.

Hal itu disampaikan Gus Yasin, sapaan akrab Wagub, saat memberi sambutan pada Hataman dan Akhirusanah Madrasah Diniyah Al Mukhlisin di Gundang Nyatnyono Ungaran Barat, Kabupaten Semarang, Sabtu (27/4/2019) malam. "Kita jangan lagi permasalahkan perbedaaan-perbedaan dalam Islam. Syiar Islam itu sudah ada," ujarnya.

Dia mengatakan, manusia tidak perlu membesarkan Islam karena yang dapat membesarkan Islam adalah Allah. Sedangkan tugas seorang muslim adalah bersedia mengajarkan ilmu dan kebaikan, santun, serta memberi contoh yang baik. 

Putra ulama kharismatik KH Maimoem Zubair itu mengatakan, dengan Islam yang santun dan menunjukkan akhlak yang baik, maka banyak orang yang menghargai dan tertarik masuk Islam. Jangan justru memusuhi bahkan menyakiti golongan lain yang berbeda.

"Maka menjadi orang Islam itu yang santun dan baik, bisa srawungan dengan siapapun atau tidak dengan orang muslim saja. Dan kalau masih ada yang membenci harus bisa memaafkan," pintanya. 

Gus Yasin mencontohkan tentang piagam Madinah. Dokumen yang disusun oleh Nabi Muhsmmad SAW tahun 622 itu, bertujuan untuk menghentikan pertentangan sengit antara Bani 'Aus dan Bani Khazraj di Madinah.

Dalam dokumen tersebut ditetapkan pula sejumlah hak-hak dan kewajiban bagi kaum Muslimin, kaum Yahudi, serta komunitas-komunitas berbeda suku dan agama, menjadi sebuah kesatuan yang dalam bahasa Arab disebut sebagai Ummah.

"Selain itu dijelaskan dalam Alquran bahwa 'Aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah dan kamu bukan penyembah Tuhan yang aku sembah,'" terangnya. 

Nabi Muhammad saat diutus Allah hijrah dari Mekah ke Thaif mencari perlindungan dan dukungan dari Bani Tsaqif dan berharap agar mereka beriman dan menerima ajaran Allah, tetapi ajakan Nabi ditolak secara kasar.  

"Atas penolakan dan sikap kasar warga terhadap Nabi apakah membuat Kanjeng Nabi marah atau membunuh mereka? Tidak lantas dibom atau memusnahksn mereka. Melainkan justru didoakan yang baik-baik," bebernya.

Gus Yasin menambahkan, umat Islam harus beriman kepada Allah dan Rasulullah secara ikhlas dan hanya karena Allah. Bukan karena terpaksa, dipaksa, akibat tekanan atau karena suatu hal. 

"Kita juga tidak boleh suuzan atau menilai orang lain itu buruk. Salat atau ibadah lainnya bisa diterima Allah atau tidak. Karena yang menentukan ibadah manusia baik atau buruk dan diterima atau tidak adalah Allah," imbuhnya.

 

Baca juga : Gus Yasin Ajak Hidupkan Masjid Dengan Perbanyak Kajian Islam


Bagikan :

SEMARANG - Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen meminta umat Islam tak lagi mempermasalahkan perbedaan. Dia berharap, kaum Muslimin mampu menunjukkan sikap santun, baik, akhlak mulia dan bisa hidup berdampingan secara damai dengan golongan lain.

Hal itu disampaikan Gus Yasin, sapaan akrab Wagub, saat memberi sambutan pada Hataman dan Akhirusanah Madrasah Diniyah Al Mukhlisin di Gundang Nyatnyono Ungaran Barat, Kabupaten Semarang, Sabtu (27/4/2019) malam. "Kita jangan lagi permasalahkan perbedaaan-perbedaan dalam Islam. Syiar Islam itu sudah ada," ujarnya.

Dia mengatakan, manusia tidak perlu membesarkan Islam karena yang dapat membesarkan Islam adalah Allah. Sedangkan tugas seorang muslim adalah bersedia mengajarkan ilmu dan kebaikan, santun, serta memberi contoh yang baik. 

Putra ulama kharismatik KH Maimoem Zubair itu mengatakan, dengan Islam yang santun dan menunjukkan akhlak yang baik, maka banyak orang yang menghargai dan tertarik masuk Islam. Jangan justru memusuhi bahkan menyakiti golongan lain yang berbeda.

"Maka menjadi orang Islam itu yang santun dan baik, bisa srawungan dengan siapapun atau tidak dengan orang muslim saja. Dan kalau masih ada yang membenci harus bisa memaafkan," pintanya. 

Gus Yasin mencontohkan tentang piagam Madinah. Dokumen yang disusun oleh Nabi Muhsmmad SAW tahun 622 itu, bertujuan untuk menghentikan pertentangan sengit antara Bani 'Aus dan Bani Khazraj di Madinah.

Dalam dokumen tersebut ditetapkan pula sejumlah hak-hak dan kewajiban bagi kaum Muslimin, kaum Yahudi, serta komunitas-komunitas berbeda suku dan agama, menjadi sebuah kesatuan yang dalam bahasa Arab disebut sebagai Ummah.

"Selain itu dijelaskan dalam Alquran bahwa 'Aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah dan kamu bukan penyembah Tuhan yang aku sembah,'" terangnya. 

Nabi Muhammad saat diutus Allah hijrah dari Mekah ke Thaif mencari perlindungan dan dukungan dari Bani Tsaqif dan berharap agar mereka beriman dan menerima ajaran Allah, tetapi ajakan Nabi ditolak secara kasar.  

"Atas penolakan dan sikap kasar warga terhadap Nabi apakah membuat Kanjeng Nabi marah atau membunuh mereka? Tidak lantas dibom atau memusnahksn mereka. Melainkan justru didoakan yang baik-baik," bebernya.

Gus Yasin menambahkan, umat Islam harus beriman kepada Allah dan Rasulullah secara ikhlas dan hanya karena Allah. Bukan karena terpaksa, dipaksa, akibat tekanan atau karena suatu hal. 

"Kita juga tidak boleh suuzan atau menilai orang lain itu buruk. Salat atau ibadah lainnya bisa diterima Allah atau tidak. Karena yang menentukan ibadah manusia baik atau buruk dan diterima atau tidak adalah Allah," imbuhnya.

 

Baca juga : Gus Yasin Ajak Hidupkan Masjid Dengan Perbanyak Kajian Islam


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu