Follow Us :              

Gus Yasin: Jadikan Lailatul Ijtima' sebagai Wadah Mengantisipasi Perpecahan Umat

  04 May 2019  |   20:30:00  |   dibaca : 903 
Kategori :
Bagikan :


Gus Yasin: Jadikan Lailatul Ijtima' sebagai Wadah Mengantisipasi Perpecahan Umat

04 May 2019 | 20:30:00 | dibaca : 903
Kategori :
Bagikan :

Foto : Ebron (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Ebron (Humas Jateng)

DEMAK - Kehadiran Wakil Gubernur Jateng Taj Yasin Maimoen dalam Lailatul Ijtima' NU dan Khataman Yasin Fadhilah Robitoh Sarifah Guntur Karang Tengah di serambi Masjid Muqorrobul Muhsinin Karang Tengah, Demak, langsung disambut Banser Ansor dan pengurus Ranting NU yang berdiri berjajar menyanyikan lagu "Yalal Wathon" dan Mars Banser, Sabtu (4/5/2019) malam.

Di hadapan ratusan jamaah, Gus Yasin, sapaan akrab Taj Yasin Maimoen, pun mengapresiasi kegiatan lailatul ijtima' yang tidak semua pengurus NU di tingkat kecamatan maupun desa menggelarnya. Karena, lailatul ijtima' menjadi sarana silaturahmi untuk menjaga sikap saling menghormati dan mengantisipasi perpecahan maupun pengelompokan di kalangan umat dan masyarakat.

Jamaah pun diminta untuk berbangga hati, karena menjadi jam'iyyah organisasi NU yang selalu menjadi garda terdepan dalam membangun bangsa dan membentengi umat agar tetap dalam golongan ahlussunnah wal jamaah. Meskipun, NU tak akan bisa mempersatukan pecahnya umat Islam dalam 73 golongan yang semua akan mengaku ahlussunnah waljamaah. 

Dalam persoalan dakwah dan amar makruf nahi munkar, selama ini menurut Gus Yasin, masih disamakan. Padahal, substansinya berbeda. 

"Ada salah persepsi, dakwah itu mengajak kepada orang yang belum bersama kita (Islam). Tetapi, kalau sudah bersama, namanya amar makruf nahi mungkar. Contohnya, dakwah ayo mondok itu untuk yang belum pernah nyantri di pondok pesantren. Kalau amar makruf nahi mungkar, ya untuk santri, menjelaskan kalau di pondok itu tidak boleh memakai HP, misalnya," kata Gus Yasin.

Sementara itu, soal ibadah seseorang diterima atau tidak, jam'iyyah NU tidak boleh memberikan pernyataan jika ibadahnya tidak akan diterima Allah SWT. Karena, diterima atau tidaknya amal ibadah seseorang itu menjadi hak prerogratif Allah SWT. Warga NU juga diminta untuk tidak menjelekkan orang lain, tetapi harus menjadi teladan bagi masyarakat.

"Lailatul ijtima' itu tidak lagi bahas soal NU, tetapi masalah yang sedang terjadi. NU itu kan gudangnya orang faqih, orang yang tahu ilmu agama. Hanya, banyak yang belum berani tampil. Buatlah lailatul ijtima' mengkaji apa saja,  fiqih, hadis, tafsir, akhlak. Sehingga NU bisa memberikan warna di masyarakat," tandasnya.

 

Baca juga : Gus Yasin: Jadikan Alquran sebagai Imam


Bagikan :

DEMAK - Kehadiran Wakil Gubernur Jateng Taj Yasin Maimoen dalam Lailatul Ijtima' NU dan Khataman Yasin Fadhilah Robitoh Sarifah Guntur Karang Tengah di serambi Masjid Muqorrobul Muhsinin Karang Tengah, Demak, langsung disambut Banser Ansor dan pengurus Ranting NU yang berdiri berjajar menyanyikan lagu "Yalal Wathon" dan Mars Banser, Sabtu (4/5/2019) malam.

Di hadapan ratusan jamaah, Gus Yasin, sapaan akrab Taj Yasin Maimoen, pun mengapresiasi kegiatan lailatul ijtima' yang tidak semua pengurus NU di tingkat kecamatan maupun desa menggelarnya. Karena, lailatul ijtima' menjadi sarana silaturahmi untuk menjaga sikap saling menghormati dan mengantisipasi perpecahan maupun pengelompokan di kalangan umat dan masyarakat.

Jamaah pun diminta untuk berbangga hati, karena menjadi jam'iyyah organisasi NU yang selalu menjadi garda terdepan dalam membangun bangsa dan membentengi umat agar tetap dalam golongan ahlussunnah wal jamaah. Meskipun, NU tak akan bisa mempersatukan pecahnya umat Islam dalam 73 golongan yang semua akan mengaku ahlussunnah waljamaah. 

Dalam persoalan dakwah dan amar makruf nahi munkar, selama ini menurut Gus Yasin, masih disamakan. Padahal, substansinya berbeda. 

"Ada salah persepsi, dakwah itu mengajak kepada orang yang belum bersama kita (Islam). Tetapi, kalau sudah bersama, namanya amar makruf nahi mungkar. Contohnya, dakwah ayo mondok itu untuk yang belum pernah nyantri di pondok pesantren. Kalau amar makruf nahi mungkar, ya untuk santri, menjelaskan kalau di pondok itu tidak boleh memakai HP, misalnya," kata Gus Yasin.

Sementara itu, soal ibadah seseorang diterima atau tidak, jam'iyyah NU tidak boleh memberikan pernyataan jika ibadahnya tidak akan diterima Allah SWT. Karena, diterima atau tidaknya amal ibadah seseorang itu menjadi hak prerogratif Allah SWT. Warga NU juga diminta untuk tidak menjelekkan orang lain, tetapi harus menjadi teladan bagi masyarakat.

"Lailatul ijtima' itu tidak lagi bahas soal NU, tetapi masalah yang sedang terjadi. NU itu kan gudangnya orang faqih, orang yang tahu ilmu agama. Hanya, banyak yang belum berani tampil. Buatlah lailatul ijtima' mengkaji apa saja,  fiqih, hadis, tafsir, akhlak. Sehingga NU bisa memberikan warna di masyarakat," tandasnya.

 

Baca juga : Gus Yasin: Jadikan Alquran sebagai Imam


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu