Follow Us :              

KH Amin Syukur: Hati Menentukan Moral dan Kesehatan

  13 May 2019  |   19:30:00  |   dibaca : 815 
Kategori :
Bagikan :


KH Amin Syukur: Hati Menentukan Moral dan Kesehatan

13 May 2019 | 19:30:00 | dibaca : 815
Kategori :
Bagikan :

Foto : Bintoro (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Bintoro (Humas Jateng)

SEMARANG - Tarawih Keliling Badan Amalan Islam (BAI) Jateng putaran ke-9 di Kantor DPRD Jateng Jalan Pahlawan, dipenuhi ratusan jamaah yang memadati ruang lobby hingga halaman kantor, Senin (13/5/2019) malam.

Diawali dengan salat Isya, salat tarawih delapan rakaat dan tiga rakaat salat witir itu diimami oleh Sekretaris Dewan Pembina Yayasan Pusat Kajian dan Pengembangan Islam (YPKPI), yang juga Ketua Umum Badko TPQ Jateng, Ateng Chozani Miftah.

Di saf depan, tampak Sekda Jateng Sri Puryono, Sekretaris DPRD (Sekwan) Jateng Urip Sihabudin, Pangdam IV/Diponegoro Mayjend Muhammad Effendi, Asisten Adminstrasi Heru Setiadi serta pengurus BAI Jateng.

Sedangkan tausiah dengan tema "Meraih Bening Hati dengan Manajemen Qolbu" disampaikan oleh KH Amin Syukur. Guru Besar dalam Bidang Tasawuf di UIN Walisongo Semarang itu menyampaikan jika manusia hidup itu sering tidak sama antara keinginan dan kenyataannya.

Keinginannya selalu makan enak, tetapi tidak terpenuhi. Ingin kaya, tetapi miskin. Ingin sehat, tetapi selalu sakit, begitu pula sebaliknya. Oleh karena itu, menurutnya, menata hati menjadi penting dalam memulai sesuatu. 

Kiai Amin Syukur pun menukil hadis yang menyatakan bahwa "Dalam jasad manusia ada segumpal daging. Apabila daging itu baik, maka baiklah seluruh jasad dan apabila rusak, maka rusaklah seluruh jasad, dan itulah hati nurani."

"Artinya, dalam diri manusia itu terdapat segumpal darah yang disebut hati nurani, bukan hati jasmani. Ia memegang peranan penting dalam kehidupan manusia," tuturnya.

Manajemen hati pun, kata dia, diperlukan agar bersih (tazkiyatunnafs), dengan metode takhalli (pembersihan) kemudian tahalli (penghiasan) dan tajalli (pencerahan). Akan tetapi, hati manusia dalam hidup tidaklah menentu. 

Sekiranya kenyataan hidup itu diterima hati yang sudah tertata, maka hidup akan lebih legawa, dan semuanya akan terasa nikmat. Hati pun menentukan moral maupun kesehatan, mau bahagia atau susah.

Untuk mengatur hati, Kiai Amin Syukur pun mengajak jamaah untuk selalu mengiringi hidupnya dengan zikir kepada Allah. Proses yang perlu diawali adalah mengosongkan sifat negatif, seperti kesombongan, pamer dan ghibah. Setelah zikir mengenal Allah, hati pun diajak untuk berbuat baik melalui sikap ikhlas dan tawaduk.

"Ketika hati sudah tenang, akan memancarkan endokrin (sistem kontrol kelenjar tanpa saluran yang menghasilkan hormon) yang akan memperkuat sel makrofag (sel darah putih) dan natural killer, sehingga badan menjadi kebal. Kondisi ini akan membunuh sel liar yang memunculkan kanker dan penyakit lain," jelasnya.

Hadis yang dia sampaikan di atas itu pun sesuai dengan teori psychoneuroendocrinoimmunology atau psychoneuroimmunology, atau hati yang tenang, akan mempengaruhi syaraf, syaraf akan mempengaruhi kelenjar, dan kelenjar mengeluarkan hormon endokrin. Sehingga, seseorang akan tumbuh kekebalannya.

Hal senada juga disampaikan oleh Sekretaris DPRD (Sekwan) Jateng Urip Sihabudin saat menyampaikan sambutan selamat datang. Disampaikannya, umat Islam yang menjalankan ibadah puasa Ramadan, akan memetik sifat sabar, lebih peduli, dan meraih kebeningan hati.

"Sifat-sifat tidak terpuji, iri, dengki akan hilang jika kita mampu mengolah hati, agar potensi positifnya lebih mendominasi hidup," katanya.

 

Baca juga : Puasa Ramadan Ajarkan Umat Menuju Ihsan


Bagikan :

SEMARANG - Tarawih Keliling Badan Amalan Islam (BAI) Jateng putaran ke-9 di Kantor DPRD Jateng Jalan Pahlawan, dipenuhi ratusan jamaah yang memadati ruang lobby hingga halaman kantor, Senin (13/5/2019) malam.

Diawali dengan salat Isya, salat tarawih delapan rakaat dan tiga rakaat salat witir itu diimami oleh Sekretaris Dewan Pembina Yayasan Pusat Kajian dan Pengembangan Islam (YPKPI), yang juga Ketua Umum Badko TPQ Jateng, Ateng Chozani Miftah.

Di saf depan, tampak Sekda Jateng Sri Puryono, Sekretaris DPRD (Sekwan) Jateng Urip Sihabudin, Pangdam IV/Diponegoro Mayjend Muhammad Effendi, Asisten Adminstrasi Heru Setiadi serta pengurus BAI Jateng.

Sedangkan tausiah dengan tema "Meraih Bening Hati dengan Manajemen Qolbu" disampaikan oleh KH Amin Syukur. Guru Besar dalam Bidang Tasawuf di UIN Walisongo Semarang itu menyampaikan jika manusia hidup itu sering tidak sama antara keinginan dan kenyataannya.

Keinginannya selalu makan enak, tetapi tidak terpenuhi. Ingin kaya, tetapi miskin. Ingin sehat, tetapi selalu sakit, begitu pula sebaliknya. Oleh karena itu, menurutnya, menata hati menjadi penting dalam memulai sesuatu. 

Kiai Amin Syukur pun menukil hadis yang menyatakan bahwa "Dalam jasad manusia ada segumpal daging. Apabila daging itu baik, maka baiklah seluruh jasad dan apabila rusak, maka rusaklah seluruh jasad, dan itulah hati nurani."

"Artinya, dalam diri manusia itu terdapat segumpal darah yang disebut hati nurani, bukan hati jasmani. Ia memegang peranan penting dalam kehidupan manusia," tuturnya.

Manajemen hati pun, kata dia, diperlukan agar bersih (tazkiyatunnafs), dengan metode takhalli (pembersihan) kemudian tahalli (penghiasan) dan tajalli (pencerahan). Akan tetapi, hati manusia dalam hidup tidaklah menentu. 

Sekiranya kenyataan hidup itu diterima hati yang sudah tertata, maka hidup akan lebih legawa, dan semuanya akan terasa nikmat. Hati pun menentukan moral maupun kesehatan, mau bahagia atau susah.

Untuk mengatur hati, Kiai Amin Syukur pun mengajak jamaah untuk selalu mengiringi hidupnya dengan zikir kepada Allah. Proses yang perlu diawali adalah mengosongkan sifat negatif, seperti kesombongan, pamer dan ghibah. Setelah zikir mengenal Allah, hati pun diajak untuk berbuat baik melalui sikap ikhlas dan tawaduk.

"Ketika hati sudah tenang, akan memancarkan endokrin (sistem kontrol kelenjar tanpa saluran yang menghasilkan hormon) yang akan memperkuat sel makrofag (sel darah putih) dan natural killer, sehingga badan menjadi kebal. Kondisi ini akan membunuh sel liar yang memunculkan kanker dan penyakit lain," jelasnya.

Hadis yang dia sampaikan di atas itu pun sesuai dengan teori psychoneuroendocrinoimmunology atau psychoneuroimmunology, atau hati yang tenang, akan mempengaruhi syaraf, syaraf akan mempengaruhi kelenjar, dan kelenjar mengeluarkan hormon endokrin. Sehingga, seseorang akan tumbuh kekebalannya.

Hal senada juga disampaikan oleh Sekretaris DPRD (Sekwan) Jateng Urip Sihabudin saat menyampaikan sambutan selamat datang. Disampaikannya, umat Islam yang menjalankan ibadah puasa Ramadan, akan memetik sifat sabar, lebih peduli, dan meraih kebeningan hati.

"Sifat-sifat tidak terpuji, iri, dengki akan hilang jika kita mampu mengolah hati, agar potensi positifnya lebih mendominasi hidup," katanya.

 

Baca juga : Puasa Ramadan Ajarkan Umat Menuju Ihsan


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu