Follow Us :              

Batik Pekalongan, Selalu Jadi Buruan Pemudik di Jalur Pantura

  23 May 2019  |   08:30:00  |   dibaca : 5257 
Kategori :
Bagikan :


Batik Pekalongan, Selalu Jadi Buruan Pemudik di Jalur Pantura

23 May 2019 | 08:30:00 | dibaca : 5257
Kategori :
Bagikan :

Foto : Tim Humas (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Tim Humas (Humas Jateng)

PEKALONGAN - Melintas di  jalur Pantai Utara (Pantura) Jawa Tengah saat mudik Lebaran, tidak lengkap rasanya tanpa membeli kain batik khas pesisiran sebagai buah tangan untuk keluarga maupun kerabat di kampung halaman. 

Ada banyak pusat belanja produk batik yang bisa disinggahi pemudik saat melintasi jalur transnasional penghubung antara Jawa Barat dengan Jawa Timur itu. Di antaranya Grosir Batik Setono di Kota Pekalongan dan International Batik Center (IBC) di Wiradesa, Kabupaten Pekalongan.

Lokasi IBC dan Setono yang stategis dan mudah dijangkau oleh kendaraan pribadi maupun umum karena berada tepat di pinggir jalur Pantura, semakin memudahkan pengunjung untuk singgah dan belanja di pusat produk batik tersebut.

Hampir setiap hari, ratusan pengunjung dari berbagai penjuru daerah sengaja datang berwisata belanja di pusat-pusat penjualan batik di Pekalongan. Termasuk saat musim mudik dan balik Lebaran seperti sekarang, tidak sedikit pemudik dari kota rantau menyerbu Setono atau IBC untuk membeli produk batik khas Pekalongan sebagai buah tangan untuk orang-orang tersayang.

Pasar batik terbesar di wilayah Pekalongan dan sekitarnya ini, selain sebagai pusat belanja kulakan (partai besar) dan eceran, juga cocok untuk wisata belanja, terutama para pencinta batik dan aneka kerajinan tradisional lainnya, seperti tas, sandal, sepatu dan bermacam asesoris yang semuanya berbahan dasar batik.

Pasar tersebut semakin memanjakan pengunjung dengan bermacam corak dan model batik yang ditawarkan pedagang. Mulai dari aneka produk tekstil bermotif batik atau kain printing, batik cap hingga batik jenis canting atau tulis hasil karya para perajin batik terkenal di Pekalongan tersedia di sana. Mulai harga Rp5.000 per potong hingga ratusan ribu rupiah semuanya ada.

Dari sisi motif, mulai motif tenun, klasik, kontemporer, modifikasi, hingga kekinian, semua dapat ditemukan di tempat itu. Termasuk mukena dan sarung bermotif batik yang selalu laris manis diburu warga saat Ramadan dan menjelang Lebaran.

Kendati sudah tersedia jalur tol yang membentang dari Jabar-Jateng-Jatim, namun tidak membuat surut penjualan produk batik di jalur Pantura. Terlebih, pemerintah setempat  menyediakan pintu keluar tol (exit tol) di jalur Tol Kota Pekalongan yang langsung menembus gerbang Grosir Setono. Sehingga, pemudik yang melintas di tol pun dapat mencari aneka model dan motif batik produk Pekalongan.

"Hampir setiap mudik ke Boyolali saya sekeluarga memyempatkan mampir ke Setono untuk membeli batik. Di sini banyak pilihan, model dan coraknya bagus-bagus, serta harganya tidak terlalu mahal atau bisa ditawar," ujar Dian, 30.

Pemudik dari Bekasi tujuan Boyolali itu mengaku senang bisa berbelanja batik Pekalongan untuk baju Lebaran sekaligus oleh-oleh keluarga di kota kelahirannya. Selain bisa berbelanja, perempuan yang sehari-hari bekerja di sebuah bank swasta itu dapat istirahat dengan tenang karena tersedia rest area atau tempat parkir dan musala yang bersih dan luas. "Kalau masuk IBC biasanya saya dan keluarga sekalian istirahat. Soalnya di sini tempatnya nyaman, adem, tidak berdesakan jadi tambah betah belanjanya," imbuhnya.

Sementara itu, salah seorang pedagang sekaligus perajin batik di IBC, Arum, 40, mengatakan, seperti tahun-tahun sebelumnya setiap awal Ramadan hingga usai Lebaran penjualan batik melonjak tajam. Terutama mukena bermotif pelangi dan corak batik khas pesisir yang kini sedang tren.

Pada hari biasa, penjualan baju batik dan mukena tidak lebih dari 20 potong per hari. Khusus selama Ramadan sampai perayaan Syawalan atau sepekan setelah lebaran, penjualan baju meningkat menjadi lebih dari 10 kodi per hari. Pun mukena dan sarung batik melonjak drastis atau mencapai sekitar 10 kodi per hari.

"Baju batik laris diserbu pemudik dari berbagai kota yang melintas di jalur Pantura Pekalongan. Selain itu juga pesanan dari para pelanggan di daerah sekitar serta luar pulau. Sekarang batik bercorak pelangi sedang tren dan banyak diminati pembeli," katanya.

Pedagang lain di Grosir Setono, Fatih mengatakan, mendekati Lebaran seperti sekarang, penjualan batik meningkat. Hampir setiap hari banyak pengunjung dari luar kota yang datang membeli baju, sarung dan mukena. Kondisi ini biasanya berlangsung hingga arus balik pemudik berakhir atau sekitar sepekan setelah Lebaran.

"Tingginya permintaan sarung selama Ramadan, biasanya untuk kebutuhan bingkisan Lebaran yang diberika  kepada karyawan, keluarga, kerabat, atau sahabat," katanya.

 

Baca juga : Siti Atikoh: Pakai Brand Lokal Justru Lebih Percaya Diri


Bagikan :

PEKALONGAN - Melintas di  jalur Pantai Utara (Pantura) Jawa Tengah saat mudik Lebaran, tidak lengkap rasanya tanpa membeli kain batik khas pesisiran sebagai buah tangan untuk keluarga maupun kerabat di kampung halaman. 

Ada banyak pusat belanja produk batik yang bisa disinggahi pemudik saat melintasi jalur transnasional penghubung antara Jawa Barat dengan Jawa Timur itu. Di antaranya Grosir Batik Setono di Kota Pekalongan dan International Batik Center (IBC) di Wiradesa, Kabupaten Pekalongan.

Lokasi IBC dan Setono yang stategis dan mudah dijangkau oleh kendaraan pribadi maupun umum karena berada tepat di pinggir jalur Pantura, semakin memudahkan pengunjung untuk singgah dan belanja di pusat produk batik tersebut.

Hampir setiap hari, ratusan pengunjung dari berbagai penjuru daerah sengaja datang berwisata belanja di pusat-pusat penjualan batik di Pekalongan. Termasuk saat musim mudik dan balik Lebaran seperti sekarang, tidak sedikit pemudik dari kota rantau menyerbu Setono atau IBC untuk membeli produk batik khas Pekalongan sebagai buah tangan untuk orang-orang tersayang.

Pasar batik terbesar di wilayah Pekalongan dan sekitarnya ini, selain sebagai pusat belanja kulakan (partai besar) dan eceran, juga cocok untuk wisata belanja, terutama para pencinta batik dan aneka kerajinan tradisional lainnya, seperti tas, sandal, sepatu dan bermacam asesoris yang semuanya berbahan dasar batik.

Pasar tersebut semakin memanjakan pengunjung dengan bermacam corak dan model batik yang ditawarkan pedagang. Mulai dari aneka produk tekstil bermotif batik atau kain printing, batik cap hingga batik jenis canting atau tulis hasil karya para perajin batik terkenal di Pekalongan tersedia di sana. Mulai harga Rp5.000 per potong hingga ratusan ribu rupiah semuanya ada.

Dari sisi motif, mulai motif tenun, klasik, kontemporer, modifikasi, hingga kekinian, semua dapat ditemukan di tempat itu. Termasuk mukena dan sarung bermotif batik yang selalu laris manis diburu warga saat Ramadan dan menjelang Lebaran.

Kendati sudah tersedia jalur tol yang membentang dari Jabar-Jateng-Jatim, namun tidak membuat surut penjualan produk batik di jalur Pantura. Terlebih, pemerintah setempat  menyediakan pintu keluar tol (exit tol) di jalur Tol Kota Pekalongan yang langsung menembus gerbang Grosir Setono. Sehingga, pemudik yang melintas di tol pun dapat mencari aneka model dan motif batik produk Pekalongan.

"Hampir setiap mudik ke Boyolali saya sekeluarga memyempatkan mampir ke Setono untuk membeli batik. Di sini banyak pilihan, model dan coraknya bagus-bagus, serta harganya tidak terlalu mahal atau bisa ditawar," ujar Dian, 30.

Pemudik dari Bekasi tujuan Boyolali itu mengaku senang bisa berbelanja batik Pekalongan untuk baju Lebaran sekaligus oleh-oleh keluarga di kota kelahirannya. Selain bisa berbelanja, perempuan yang sehari-hari bekerja di sebuah bank swasta itu dapat istirahat dengan tenang karena tersedia rest area atau tempat parkir dan musala yang bersih dan luas. "Kalau masuk IBC biasanya saya dan keluarga sekalian istirahat. Soalnya di sini tempatnya nyaman, adem, tidak berdesakan jadi tambah betah belanjanya," imbuhnya.

Sementara itu, salah seorang pedagang sekaligus perajin batik di IBC, Arum, 40, mengatakan, seperti tahun-tahun sebelumnya setiap awal Ramadan hingga usai Lebaran penjualan batik melonjak tajam. Terutama mukena bermotif pelangi dan corak batik khas pesisir yang kini sedang tren.

Pada hari biasa, penjualan baju batik dan mukena tidak lebih dari 20 potong per hari. Khusus selama Ramadan sampai perayaan Syawalan atau sepekan setelah lebaran, penjualan baju meningkat menjadi lebih dari 10 kodi per hari. Pun mukena dan sarung batik melonjak drastis atau mencapai sekitar 10 kodi per hari.

"Baju batik laris diserbu pemudik dari berbagai kota yang melintas di jalur Pantura Pekalongan. Selain itu juga pesanan dari para pelanggan di daerah sekitar serta luar pulau. Sekarang batik bercorak pelangi sedang tren dan banyak diminati pembeli," katanya.

Pedagang lain di Grosir Setono, Fatih mengatakan, mendekati Lebaran seperti sekarang, penjualan batik meningkat. Hampir setiap hari banyak pengunjung dari luar kota yang datang membeli baju, sarung dan mukena. Kondisi ini biasanya berlangsung hingga arus balik pemudik berakhir atau sekitar sepekan setelah Lebaran.

"Tingginya permintaan sarung selama Ramadan, biasanya untuk kebutuhan bingkisan Lebaran yang diberika  kepada karyawan, keluarga, kerabat, atau sahabat," katanya.

 

Baca juga : Siti Atikoh: Pakai Brand Lokal Justru Lebih Percaya Diri


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu