Foto : Gholib (Humas Jateng)
Foto : Gholib (Humas Jateng)
SEMARANG - Memulai bisnis berjualan mi instan, bagi Asep Iwan Setiawan, 39, warga asal Kampung Waduk Darma, Desa Darma, Kecamatan Darma, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat, tidaklah mudah. Apalagi, hingga memiliki 15 warung dengan 156 karyawan.
Bapak satu anak itu memulainya dengan menjadi karyawan warung mi instan pada 2004 hingga 2007. Hingga pada 2008, dia mencoba membuka warung dengan mengontrak kios di Ungaran, Kabupaten Semarang.
Melihat Kota Semarang banyak berdiri perguruan tinggi, baik negeri maupun swasta, Iwan pun melebarkan sayap bisnisnya. Kawasan indekos menjadi sasaran bisnisnya.
Mengingat, bagi dia, mahasiswa dengan uang saku pas-pasan pasti mendominasi sebuah perguruan tinggi. Makan mi instan, menjadi alternatif atau kebiasaan mereka selain warung kucingan atau angkringan yang berada di dekat dirinya indekos.
"Alhamdulillah, sekarang sudah ada 15 warung. Karyawannya sudah ada 156 orang. Saya juga membuka warung mi instan di Yogyakarta. Dua provinsi ini menjanjikan untuk membuka bisnis warung mi instan," katanya saat ditemui di sela-sela pelepasan mudik gratis pedagang warung mi instan ke Jawa Barat oleh Gubernur Jateng Ganjar Pranowo di halaman Kantor Gubernur, Rabu (29/5/2019) pagi.
Iwan, sapaan akrabnya, memberi nama warung mi instannya dengan Montekar yang merupakan akronim dari montok, tegar dan kekar. Selain memiliki filosofi kemandirian, nama itu dia dapatkan di setelah jalan-jalan ke obyek wisata Bandungan. Di sana, Iwan melihat kuda-kuda yang ditumpangi wisatawan terlihat sehat, montok, tegar dan kekar. Ketika pertama kali, Iwan takut jatuh dan tegang.
Ketika seluruh karyawannya ikut program mudik gratis yang diselenggarakan Pemprov Jateng dan PT Indofood CBP Sukses Makmur, Iwan pun mengaku tidak perlu merogoh dompetnya. "Tahun lalu, kami tidak ikut program ini. Kami harus menyewa satu bus dan tiga minibus. Butuh Rp 12,5 juta. Alhamdulillah, sekarang ikut program ini. Semoga berkah dan bermanfaat," harapnya.
Saat ditemui tim humas.jatengprov.go.id, Iwan meminta dan berharap agar bisa berfoto bersama Ganjar Pranowo. Foto itu akan dia pamerkan di seluruh warung mi instannya agar lebih laris dan bertambah pelanggannya. Iwan harus sabar menunggu, karena Ganjar masih melepas 50 bus yang berisi 550 pedagang mi instan dan diwawancarai wartawan.
Iwan pun berhasil berfoto bersama orang nomor satu di Jateng itu dengan ponsel pintarnya setelah dibantu tim humas.jatengprov.go.id. Ganjar pun berharap, ke depan warung milik Iwan lebih berkembang maju. "Warungmu dan karyawanmu terbanyak ternyata. Semoga selalu sukses ya?" ujar Ganjar sembari berfoto bersama Iwan.
Baca juga : Lepas Mudik Pedagang Mi Instan, Ganjar: Jangan Lama-lama di Kampung, Kasihan Anak Kos
SEMARANG - Memulai bisnis berjualan mi instan, bagi Asep Iwan Setiawan, 39, warga asal Kampung Waduk Darma, Desa Darma, Kecamatan Darma, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat, tidaklah mudah. Apalagi, hingga memiliki 15 warung dengan 156 karyawan.
Bapak satu anak itu memulainya dengan menjadi karyawan warung mi instan pada 2004 hingga 2007. Hingga pada 2008, dia mencoba membuka warung dengan mengontrak kios di Ungaran, Kabupaten Semarang.
Melihat Kota Semarang banyak berdiri perguruan tinggi, baik negeri maupun swasta, Iwan pun melebarkan sayap bisnisnya. Kawasan indekos menjadi sasaran bisnisnya.
Mengingat, bagi dia, mahasiswa dengan uang saku pas-pasan pasti mendominasi sebuah perguruan tinggi. Makan mi instan, menjadi alternatif atau kebiasaan mereka selain warung kucingan atau angkringan yang berada di dekat dirinya indekos.
"Alhamdulillah, sekarang sudah ada 15 warung. Karyawannya sudah ada 156 orang. Saya juga membuka warung mi instan di Yogyakarta. Dua provinsi ini menjanjikan untuk membuka bisnis warung mi instan," katanya saat ditemui di sela-sela pelepasan mudik gratis pedagang warung mi instan ke Jawa Barat oleh Gubernur Jateng Ganjar Pranowo di halaman Kantor Gubernur, Rabu (29/5/2019) pagi.
Iwan, sapaan akrabnya, memberi nama warung mi instannya dengan Montekar yang merupakan akronim dari montok, tegar dan kekar. Selain memiliki filosofi kemandirian, nama itu dia dapatkan di setelah jalan-jalan ke obyek wisata Bandungan. Di sana, Iwan melihat kuda-kuda yang ditumpangi wisatawan terlihat sehat, montok, tegar dan kekar. Ketika pertama kali, Iwan takut jatuh dan tegang.
Ketika seluruh karyawannya ikut program mudik gratis yang diselenggarakan Pemprov Jateng dan PT Indofood CBP Sukses Makmur, Iwan pun mengaku tidak perlu merogoh dompetnya. "Tahun lalu, kami tidak ikut program ini. Kami harus menyewa satu bus dan tiga minibus. Butuh Rp 12,5 juta. Alhamdulillah, sekarang ikut program ini. Semoga berkah dan bermanfaat," harapnya.
Saat ditemui tim humas.jatengprov.go.id, Iwan meminta dan berharap agar bisa berfoto bersama Ganjar Pranowo. Foto itu akan dia pamerkan di seluruh warung mi instannya agar lebih laris dan bertambah pelanggannya. Iwan harus sabar menunggu, karena Ganjar masih melepas 50 bus yang berisi 550 pedagang mi instan dan diwawancarai wartawan.
Iwan pun berhasil berfoto bersama orang nomor satu di Jateng itu dengan ponsel pintarnya setelah dibantu tim humas.jatengprov.go.id. Ganjar pun berharap, ke depan warung milik Iwan lebih berkembang maju. "Warungmu dan karyawanmu terbanyak ternyata. Semoga selalu sukses ya?" ujar Ganjar sembari berfoto bersama Iwan.
Baca juga : Lepas Mudik Pedagang Mi Instan, Ganjar: Jangan Lama-lama di Kampung, Kasihan Anak Kos
Berita Terbaru