Follow Us :              

Hujan Tak Kunjung Turun, Puluhan Warga Jateng Salat Istisqa 

  18 October 2019  |   13:30:00  |   dibaca : 539 
Kategori :
Bagikan :


Hujan Tak Kunjung Turun, Puluhan Warga Jateng Salat Istisqa 

18 October 2019 | 13:30:00 | dibaca : 539
Kategori :
Bagikan :

Foto : Ebron (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Ebron (Humas Jateng)

SEMARANG - Salat Istisqa di halaman Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT), Jumat (18/10/2019) berlangsung cukup khusyuk, kendati panas matahari menyengat kulit, para jamaah salat untuk meminta hujan.

Salat dua rakaat meminta hujan, doa, dan dzikir bersama yang dilaksanakan usai salat Jumat itu, juga diikuti oleh Wakil Gubernur Jawa Tengah H Taj Yasin Maimoen, Ketua DPP MAJT Prof Dr Noor Achmad, sejumlah ulama, serta Ahmad Zaenuri selaku imam salat Istisqa.

"Beberapa daerah sudah sangat minim air. Atas kondisi tersebut, saya matur kepada Ketua MUI Jateng, Pak Darodji. Kemudian beliau bermusyawarah dengan para takmir masjid untuk bersama-sama memohon kepada Allah melalui salat Istisqa," kata Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen di sela salat Istisqa.

Selain salat meminta hujan, kata dia, umat muslim juga dianjurkan untuk perbanyak dzikir dan doa memohon ampunan atas segala salah dan dosa yang dilakukan. Melalui salat dan doa yang dipanjatkan, diharapkan Allah menurunkan hujan yang menyirami bumi dan memberikan rahmat kepada seluruh umat.

Senada disampaikan Taj Yasin, Ketua DPP MAJT Prof Dr Noor Achmad mengatakan, hingga pertengahan Oktober ini beberapa daerah di Jateng membutuhkan siraman hujan. Menurutnya tidak hanya Jateng yang mengalami kekurangan air, provinsi lain juga mengalami hal serupa. Bahkan tidak sedikit daerah di luar Jateng yang sangat menanti turunnya hujan untuk memadamkan hutan yang terbakar.

"Apa yang kita lakukan ini adalah bagian dari kita untuk memohon ampun kepada Allah. Masih banyak daerah di Jateng yang membutuhkan air, atau mungkin Semarang juga termasuk yang kekurangan air. Bahkan tidak sedikit daerah di provinsi lain yang lebih membutuhkan hujan. Seperti Sumatera, Kalimantan dan lainnya butih hujan untuk memadamkam hutan yang terbakar," katanya.

Menurutnya, tidak turunnya hujan dalam periode cukup lama bisa jadi karena sebagian umat manusia berjalan tidak pada 'rel' yang ditetapkan Allah. Karenanya semua diminta untuk selalu berada pada rel-Nya. Kalau kita semua selalu pada rel-Nya, maka Allah akan selalu menurunkan hujan. 

"Karena itu, kita diminta perbanyak istifar dan meminta dengan sungguh-sungguh supaya ditirunkan hujan di lingkungan kita dan lingkungan orang-orang yang membutuhkan hujan," terangnya.

 

Baca juga : Teladani Kesabaran Nabi Muhammad


Bagikan :

SEMARANG - Salat Istisqa di halaman Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT), Jumat (18/10/2019) berlangsung cukup khusyuk, kendati panas matahari menyengat kulit, para jamaah salat untuk meminta hujan.

Salat dua rakaat meminta hujan, doa, dan dzikir bersama yang dilaksanakan usai salat Jumat itu, juga diikuti oleh Wakil Gubernur Jawa Tengah H Taj Yasin Maimoen, Ketua DPP MAJT Prof Dr Noor Achmad, sejumlah ulama, serta Ahmad Zaenuri selaku imam salat Istisqa.

"Beberapa daerah sudah sangat minim air. Atas kondisi tersebut, saya matur kepada Ketua MUI Jateng, Pak Darodji. Kemudian beliau bermusyawarah dengan para takmir masjid untuk bersama-sama memohon kepada Allah melalui salat Istisqa," kata Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen di sela salat Istisqa.

Selain salat meminta hujan, kata dia, umat muslim juga dianjurkan untuk perbanyak dzikir dan doa memohon ampunan atas segala salah dan dosa yang dilakukan. Melalui salat dan doa yang dipanjatkan, diharapkan Allah menurunkan hujan yang menyirami bumi dan memberikan rahmat kepada seluruh umat.

Senada disampaikan Taj Yasin, Ketua DPP MAJT Prof Dr Noor Achmad mengatakan, hingga pertengahan Oktober ini beberapa daerah di Jateng membutuhkan siraman hujan. Menurutnya tidak hanya Jateng yang mengalami kekurangan air, provinsi lain juga mengalami hal serupa. Bahkan tidak sedikit daerah di luar Jateng yang sangat menanti turunnya hujan untuk memadamkan hutan yang terbakar.

"Apa yang kita lakukan ini adalah bagian dari kita untuk memohon ampun kepada Allah. Masih banyak daerah di Jateng yang membutuhkan air, atau mungkin Semarang juga termasuk yang kekurangan air. Bahkan tidak sedikit daerah di provinsi lain yang lebih membutuhkan hujan. Seperti Sumatera, Kalimantan dan lainnya butih hujan untuk memadamkam hutan yang terbakar," katanya.

Menurutnya, tidak turunnya hujan dalam periode cukup lama bisa jadi karena sebagian umat manusia berjalan tidak pada 'rel' yang ditetapkan Allah. Karenanya semua diminta untuk selalu berada pada rel-Nya. Kalau kita semua selalu pada rel-Nya, maka Allah akan selalu menurunkan hujan. 

"Karena itu, kita diminta perbanyak istifar dan meminta dengan sungguh-sungguh supaya ditirunkan hujan di lingkungan kita dan lingkungan orang-orang yang membutuhkan hujan," terangnya.

 

Baca juga : Teladani Kesabaran Nabi Muhammad


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu