Follow Us :              

Buka Kerja Sama dengan Pihak Ketiga untuk Kembangkan Panti Penganthi

  01 November 2019  |   15:00:00  |   dibaca : 1295 
Kategori :
Bagikan :


Buka Kerja Sama dengan Pihak Ketiga untuk Kembangkan Panti Penganthi

01 November 2019 | 15:00:00 | dibaca : 1295
Kategori :
Bagikan :

Foto : Rinto (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Rinto (Humas Jateng)

TEMANGGUNG - Mengalami kebutaan tentu membuat psikis seseorang menjadi down. Apalagi jika kebutaan yang dialaminya bukan karena bawaan, tetapi akibat penyakit atau kecelakaan kerja.

Ketika seseorang sudah dinyatakan buta permanen, lantas apa yang harus dilakukan? Mereka tentu tetap harus bisa mandiri untuk melanjutkan hidup. Agar mereka bisa mandiri, mereka butuh dibantu. Tapi, tak setiap keluarga mengerti bagaimana caranya membantu hidup mandiri. Apabila itu terjadi, datanglah ke Panti Pelayanan Sosial Disabilitas Netra Penganthi yang berlokasi di Jalan Suyoto No 70 Temanggung.

Di tempat tersebut, penyandang disabilitas netra diberi bekal life skill yang sesuai dengan minatnya. Bermusik, komputer, menjahit, menyetrika, pijat shiatsu, pijat segmen, dan mengaji. Di samping itu, adapula perpustakaan digital. Panti tersebut kini tengah mendidik 100 penyandang tuna netra dari berbagai usia, mulai usia 15 - 40 tahun. Mereka dibekali ketrampilan secara gratis, tinggal di asrama dan disalurkan bekerja.

Wakil Gubernur Jawa Tengah H Taj Yasin Maimoen, Jumat (1/11/2019) sore berkesempatan mengunjungi Panti Pelayanan Sosial Penganthi. Kedatangan wagub disambut lagu Titip Rindu Buat Ayah yang dinyanyikan oleh Seto, penderita glukoma sekitar setahun lalu. Suara indah Seto membuat Gus Yasin tergerak untuk berduet dengannya.

Setelah bernyanyi bersama Seto dan rekan-rekan Seto, mantan anggota DPRD Jateng tersebut menyapa para penyandang disabilitas netra yang tengah belajar. Ada yang tengah belajar komputer, memijat, mengaji dan menjahit. Gus Yasin juga memberikan motivasi agar mereka terus semangat berlatih dan belajar. Semangat mereka akan mengantarkan untuk mewujudkan cita-cita. 

Bagi Gus Yasin, kunjungannya ke Panti Penganthi kali ini adalah kunjungan kedua, setelah 2015 lalu  Menurutnya, kondisi panti saat ini semakin baik. Klinik pijatnya juga mulai banyak yang berkunjung. Sehingga penyandang disabilitas netra yang memiliki ketrampilan memijat bisa menabung hingga Rp 1 juta per bulan.

"Saat ini juga sudah ada tempat latihan jalan untuk simulasi bencana banjir. Sehingga mereka paham jika airnya naik atau turun," katanya.

Secara umum, lanjutnya, sarana prasarana di Panti Penganthi sudah baik. Namun akan lebih baik apabila membuka kerja sama dengan pihak ketiga, seperti dengan Komunitas Sahabat Mata agar lebih berkembang. Komunitas Sahabat Mata sudah memiliki seribuan anggota dari berbagai daerah di Indonesia.

"Kalau di sini pembelajaran masih manual. Belajar dengan Sahabat Mata sudah digital memanfaatkan smartphone, sehingga lebih efektif," katanya.


Bagikan :

TEMANGGUNG - Mengalami kebutaan tentu membuat psikis seseorang menjadi down. Apalagi jika kebutaan yang dialaminya bukan karena bawaan, tetapi akibat penyakit atau kecelakaan kerja.

Ketika seseorang sudah dinyatakan buta permanen, lantas apa yang harus dilakukan? Mereka tentu tetap harus bisa mandiri untuk melanjutkan hidup. Agar mereka bisa mandiri, mereka butuh dibantu. Tapi, tak setiap keluarga mengerti bagaimana caranya membantu hidup mandiri. Apabila itu terjadi, datanglah ke Panti Pelayanan Sosial Disabilitas Netra Penganthi yang berlokasi di Jalan Suyoto No 70 Temanggung.

Di tempat tersebut, penyandang disabilitas netra diberi bekal life skill yang sesuai dengan minatnya. Bermusik, komputer, menjahit, menyetrika, pijat shiatsu, pijat segmen, dan mengaji. Di samping itu, adapula perpustakaan digital. Panti tersebut kini tengah mendidik 100 penyandang tuna netra dari berbagai usia, mulai usia 15 - 40 tahun. Mereka dibekali ketrampilan secara gratis, tinggal di asrama dan disalurkan bekerja.

Wakil Gubernur Jawa Tengah H Taj Yasin Maimoen, Jumat (1/11/2019) sore berkesempatan mengunjungi Panti Pelayanan Sosial Penganthi. Kedatangan wagub disambut lagu Titip Rindu Buat Ayah yang dinyanyikan oleh Seto, penderita glukoma sekitar setahun lalu. Suara indah Seto membuat Gus Yasin tergerak untuk berduet dengannya.

Setelah bernyanyi bersama Seto dan rekan-rekan Seto, mantan anggota DPRD Jateng tersebut menyapa para penyandang disabilitas netra yang tengah belajar. Ada yang tengah belajar komputer, memijat, mengaji dan menjahit. Gus Yasin juga memberikan motivasi agar mereka terus semangat berlatih dan belajar. Semangat mereka akan mengantarkan untuk mewujudkan cita-cita. 

Bagi Gus Yasin, kunjungannya ke Panti Penganthi kali ini adalah kunjungan kedua, setelah 2015 lalu  Menurutnya, kondisi panti saat ini semakin baik. Klinik pijatnya juga mulai banyak yang berkunjung. Sehingga penyandang disabilitas netra yang memiliki ketrampilan memijat bisa menabung hingga Rp 1 juta per bulan.

"Saat ini juga sudah ada tempat latihan jalan untuk simulasi bencana banjir. Sehingga mereka paham jika airnya naik atau turun," katanya.

Secara umum, lanjutnya, sarana prasarana di Panti Penganthi sudah baik. Namun akan lebih baik apabila membuka kerja sama dengan pihak ketiga, seperti dengan Komunitas Sahabat Mata agar lebih berkembang. Komunitas Sahabat Mata sudah memiliki seribuan anggota dari berbagai daerah di Indonesia.

"Kalau di sini pembelajaran masih manual. Belajar dengan Sahabat Mata sudah digital memanfaatkan smartphone, sehingga lebih efektif," katanya.


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu