Follow Us :              

Ganjar Minta Wanita Katolik Bantu Atasi Stunting di Jateng

  22 February 2020  |   10:00:00  |   dibaca : 1967 
Kategori :
Bagikan :


Ganjar Minta Wanita Katolik Bantu Atasi Stunting di Jateng

22 February 2020 | 10:00:00 | dibaca : 1967
Kategori :
Bagikan :

Foto : Vivi (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Vivi (Humas Jateng)

SEMARANG - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo meminta Wanita Katolik Republik Indonesia (WKRI) Jawa Tengah ikut menyukseskan program Jateng Gayeng Nginceng Wong Meteng (5 Ng).

Dalam sambutannya pada pembukaan Konferda XIII WKRI DPD Jawa Tengah di Hotel Neo, Semarang, Sabtu (22/2/2020), dia berharap, keterlibatan WKRI dapat mendukung terbentuknya generasi yang unggul sejak dalam kandungan sekaligus mengurangi angka stunting di Jawa Tengah. 

"Ibu hamil itu selain harus tercukupi gizi dan nutrisinya, juga harus senang dan bahagia. Kalau bahagia semua juga merasa senang karena orang bahagia itu tidak mau berkelahi apalagi ngomongin orang yang jelek-jelek. Saya titip soal stunting ini. Ayo bersama ikut mengawasi ibu hamil," pinta Ganjar. 

Berdasarkan data, angka stunting di Jawa Tengah cukup tinggi. Per Agustus 2019, tercatat sebanyak 5.814 balita dinyatakan mengalami stunting. Stunting terjadi mulai dari dalam kandungan dan baru terlihat saat anak berusia dua tahun.

Penyebab stunting antara lain karena kurangnya pengetahuan orangtua mengenai kesehatan dan gizi sebelum, selama dan setelah kehamilan. Selain itu juga karena diet tidak sehat yang dilakukan seseorang saat masa pertumbuhan.

Untuk itu, Ganjar meminta anggota WKRI tak segan bertanya kepada wanita hamil seputar kandungannya. Misalnya, menanyakan usia kandungan, calon anak ke berapa, kapan terakhir periksa kandungan, di mana lokasi periksa kehamilannya, dan bagaimana dukungan suami atau anggota keluarga lainnya?

"Program 5 Ng ini penting. Kalau ibu hamil sehat, periksanya di antar suami, itu berarti harmonis. Maka anak ini nantinya akan menjadi anak yang siap menjadi SDM yang unggul," kata Ganjar.

Musrenbang

Selain stunting, Ganjar juga meminta WKRI ikut berkontribusi dalam menyuarakan isu-isu soal perempuan dan hak beribadah di acara musrenbang, yang akan digelar mulai 25 Februari mendatang. 

WKRI, yang sudah berdiri sejak tahun 1924 itu, juga diminta untuk kembali memberikan pendampingan kepada buruh.

"Sekarang ini dunia berubah dengan cepat. Kita harus menyiapkan perubahan itu. Kalau WKRI dulunya mendampingi buruh maka sekarang dampingi lagi, bagaimana supaya buruh bisa menghadapi pertarungan ekonomi dunia sekarang," pesan Ganjar.

Uskup Agung Semarang Mgr Robertus Rubiyatmoko mengatakan WKRI merupakan organisasi wanita Katolik yang ingin mengabdi, berkiprah, dan berkontribusi dalam mewujudkan kesejahteraan Indonesia. Dalam kegiatannya, WKRI bergerak secara mandiri tetapi tidak pernah lepas dari visi misi Gereja Katolik.

"Kami punya fokus pastoral yang sangat jelas yaitu menjadi umat Katolik yang transformatif. Penting untuk membuat terobosan yang mampu menggerakkan banyak orang," kata Monsinyur Ruby, sapaan Mgr Robertus Rubyatmoko.


Bagikan :

SEMARANG - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo meminta Wanita Katolik Republik Indonesia (WKRI) Jawa Tengah ikut menyukseskan program Jateng Gayeng Nginceng Wong Meteng (5 Ng).

Dalam sambutannya pada pembukaan Konferda XIII WKRI DPD Jawa Tengah di Hotel Neo, Semarang, Sabtu (22/2/2020), dia berharap, keterlibatan WKRI dapat mendukung terbentuknya generasi yang unggul sejak dalam kandungan sekaligus mengurangi angka stunting di Jawa Tengah. 

"Ibu hamil itu selain harus tercukupi gizi dan nutrisinya, juga harus senang dan bahagia. Kalau bahagia semua juga merasa senang karena orang bahagia itu tidak mau berkelahi apalagi ngomongin orang yang jelek-jelek. Saya titip soal stunting ini. Ayo bersama ikut mengawasi ibu hamil," pinta Ganjar. 

Berdasarkan data, angka stunting di Jawa Tengah cukup tinggi. Per Agustus 2019, tercatat sebanyak 5.814 balita dinyatakan mengalami stunting. Stunting terjadi mulai dari dalam kandungan dan baru terlihat saat anak berusia dua tahun.

Penyebab stunting antara lain karena kurangnya pengetahuan orangtua mengenai kesehatan dan gizi sebelum, selama dan setelah kehamilan. Selain itu juga karena diet tidak sehat yang dilakukan seseorang saat masa pertumbuhan.

Untuk itu, Ganjar meminta anggota WKRI tak segan bertanya kepada wanita hamil seputar kandungannya. Misalnya, menanyakan usia kandungan, calon anak ke berapa, kapan terakhir periksa kandungan, di mana lokasi periksa kehamilannya, dan bagaimana dukungan suami atau anggota keluarga lainnya?

"Program 5 Ng ini penting. Kalau ibu hamil sehat, periksanya di antar suami, itu berarti harmonis. Maka anak ini nantinya akan menjadi anak yang siap menjadi SDM yang unggul," kata Ganjar.

Musrenbang

Selain stunting, Ganjar juga meminta WKRI ikut berkontribusi dalam menyuarakan isu-isu soal perempuan dan hak beribadah di acara musrenbang, yang akan digelar mulai 25 Februari mendatang. 

WKRI, yang sudah berdiri sejak tahun 1924 itu, juga diminta untuk kembali memberikan pendampingan kepada buruh.

"Sekarang ini dunia berubah dengan cepat. Kita harus menyiapkan perubahan itu. Kalau WKRI dulunya mendampingi buruh maka sekarang dampingi lagi, bagaimana supaya buruh bisa menghadapi pertarungan ekonomi dunia sekarang," pesan Ganjar.

Uskup Agung Semarang Mgr Robertus Rubiyatmoko mengatakan WKRI merupakan organisasi wanita Katolik yang ingin mengabdi, berkiprah, dan berkontribusi dalam mewujudkan kesejahteraan Indonesia. Dalam kegiatannya, WKRI bergerak secara mandiri tetapi tidak pernah lepas dari visi misi Gereja Katolik.

"Kami punya fokus pastoral yang sangat jelas yaitu menjadi umat Katolik yang transformatif. Penting untuk membuat terobosan yang mampu menggerakkan banyak orang," kata Monsinyur Ruby, sapaan Mgr Robertus Rubyatmoko.


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu