Follow Us :              

Alif Kaget Pernikahannya Dihadiri Gubernur Jawa Tengah

  06 March 2020  |   10:30:00  |   dibaca : 1392 
Kategori :
Bagikan :


Alif Kaget Pernikahannya Dihadiri Gubernur Jawa Tengah

06 March 2020 | 10:30:00 | dibaca : 1392
Kategori :
Bagikan :

Foto : Slam (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Slam (Humas Jateng)

BANYUMAS – Kedatangan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo di pernikahan Alif Nur Prabowo (24) dan Mufidatul Chasanah, Jumat (7/3/2020), membuat kedua pasangan pengantin itu kaget bukan kepalang. Alif, penderita thalassemia yang juga aktivis di Komunitas Thalassemia Banyumas, tidak pernah menyangka orang nomor satu di Jawa Tengah itu akan hadir di hari bahagianya.

Alif mulanya hanya berharap untuk mendapatkan karangan bunga dari Ganjar. Keinginan itu ia sampaikan kepada seorang temannya. 

Tak dinyana, keinginan itu terkabul melebihi harapannya. Saat tengah kunjungan dinas ke Purwokerto, Ganjar menyempatkan diri untuk berkunjung ke kediaman Alif di Desa Bobosan Kecamatan Purwokerto Utara Kabupaten Banyumas.

"Saya ndak ngundang, saya cuma berharap dapat karangan bunga dari Pak Ganjar. Eh malah datang Pak Ganjar yang datang. Rasanya seperti mimpi, sama sekali tidak menyangka," kata Alif, sembari terus menyunggingkan senyuman. 

Bagi Alif, Ganjar adalah sosok inspiratif yang menjadi penyemangatnya untuk sembuh. Sejak berusia dua tahun, Alif menderita thalassemia atau kelainan darah bawaan yang mengakibatkan kurangnya protein pembawa oksigen (hemoglobin) dan jumlah sel darah merah dalam tubuh yang kurang dari normal. Kondisi ini membuatnya harus rutin mengonsumsi obat dan transfusi darah tiga minggu sekali.

"Orang (penderita) thalassemia itu kalau tidak punya semangat pasti terpuruk. Salah satu penyemangat saya ya Pak Ganjar. Orangnya lincah, bersemangat dan kata-katanya yang penuh motivasi membuat saya bersemangat untuk terus menggapai cita-cita," ucap Alif.

Ganjar, yang datang bersama anggota Komunitas Thalassemia Banyumas, mengaku ingin memberikan ucapan selamat kepada Alif sekaligus mengedukasi masyarakat bahwa thalassemia tidak menular.

“Selama ini, masyarakat memandang negatif pengidap thalassemia karena takut tertular. Padahal thalassemia itu tidak menular, meski memang ada resiko-resikonya pada keturunannya," terang Ganjar.

Ganjar juga ingin memastikan, Alif dan Mufidatul telah menjalani prosedur pengecekan darah sebelum menikah. Ini sesuai ketentuan dari Kementerian Kesehatan yang mensyaratkan penderita thalassemia untuk mengecek darah sebelum menikah. Maka dirinya pun senang karena perintah dari pusat itu sudah dilaksanakan di Jawa Tengah.

Berdasarkan informasi yang dihimpun dari laman Kementerian Kesehatan RI, pengecekan darah pasangan ini untuk mencegah terjadinya keturunan yang menderita thalassemia. Penderita thalassemia yang menikah dengan pasangan yang membawa sifat thalassemia, memiliki peluang 1 : 4 untuk memiliki keturunan dengan thalassemia. Adapun pernikahan penderita thalassemia dengan nonpenderita thalassemia dapat mengurangi resiko penurunan thalassemia pada keturunannya.

"Mudah-mudahan mereka ini sudah paham resikonya dan mengerti tentang segala kemungkinan yang akan terjadi pada keturunannya," pungkasnya.

Seorang anggota komunitas Thalassemia, Sugiyo mengatakan, stigma negatif pada penderita thalassemia harus dikikis dengan cara mengedukasi masyarakat. 

"Thalassemia tidak menular, tapi bisa menurun ke keturunan. Itu pun jika pasangan itu salah satunya tidak menderita thalassemia, ada kemungkinan anaknya normal. Saya sendiri sudah punya dua anak, dan mereka semua sehat," ucap Sugiyo.


Bagikan :

BANYUMAS – Kedatangan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo di pernikahan Alif Nur Prabowo (24) dan Mufidatul Chasanah, Jumat (7/3/2020), membuat kedua pasangan pengantin itu kaget bukan kepalang. Alif, penderita thalassemia yang juga aktivis di Komunitas Thalassemia Banyumas, tidak pernah menyangka orang nomor satu di Jawa Tengah itu akan hadir di hari bahagianya.

Alif mulanya hanya berharap untuk mendapatkan karangan bunga dari Ganjar. Keinginan itu ia sampaikan kepada seorang temannya. 

Tak dinyana, keinginan itu terkabul melebihi harapannya. Saat tengah kunjungan dinas ke Purwokerto, Ganjar menyempatkan diri untuk berkunjung ke kediaman Alif di Desa Bobosan Kecamatan Purwokerto Utara Kabupaten Banyumas.

"Saya ndak ngundang, saya cuma berharap dapat karangan bunga dari Pak Ganjar. Eh malah datang Pak Ganjar yang datang. Rasanya seperti mimpi, sama sekali tidak menyangka," kata Alif, sembari terus menyunggingkan senyuman. 

Bagi Alif, Ganjar adalah sosok inspiratif yang menjadi penyemangatnya untuk sembuh. Sejak berusia dua tahun, Alif menderita thalassemia atau kelainan darah bawaan yang mengakibatkan kurangnya protein pembawa oksigen (hemoglobin) dan jumlah sel darah merah dalam tubuh yang kurang dari normal. Kondisi ini membuatnya harus rutin mengonsumsi obat dan transfusi darah tiga minggu sekali.

"Orang (penderita) thalassemia itu kalau tidak punya semangat pasti terpuruk. Salah satu penyemangat saya ya Pak Ganjar. Orangnya lincah, bersemangat dan kata-katanya yang penuh motivasi membuat saya bersemangat untuk terus menggapai cita-cita," ucap Alif.

Ganjar, yang datang bersama anggota Komunitas Thalassemia Banyumas, mengaku ingin memberikan ucapan selamat kepada Alif sekaligus mengedukasi masyarakat bahwa thalassemia tidak menular.

“Selama ini, masyarakat memandang negatif pengidap thalassemia karena takut tertular. Padahal thalassemia itu tidak menular, meski memang ada resiko-resikonya pada keturunannya," terang Ganjar.

Ganjar juga ingin memastikan, Alif dan Mufidatul telah menjalani prosedur pengecekan darah sebelum menikah. Ini sesuai ketentuan dari Kementerian Kesehatan yang mensyaratkan penderita thalassemia untuk mengecek darah sebelum menikah. Maka dirinya pun senang karena perintah dari pusat itu sudah dilaksanakan di Jawa Tengah.

Berdasarkan informasi yang dihimpun dari laman Kementerian Kesehatan RI, pengecekan darah pasangan ini untuk mencegah terjadinya keturunan yang menderita thalassemia. Penderita thalassemia yang menikah dengan pasangan yang membawa sifat thalassemia, memiliki peluang 1 : 4 untuk memiliki keturunan dengan thalassemia. Adapun pernikahan penderita thalassemia dengan nonpenderita thalassemia dapat mengurangi resiko penurunan thalassemia pada keturunannya.

"Mudah-mudahan mereka ini sudah paham resikonya dan mengerti tentang segala kemungkinan yang akan terjadi pada keturunannya," pungkasnya.

Seorang anggota komunitas Thalassemia, Sugiyo mengatakan, stigma negatif pada penderita thalassemia harus dikikis dengan cara mengedukasi masyarakat. 

"Thalassemia tidak menular, tapi bisa menurun ke keturunan. Itu pun jika pasangan itu salah satunya tidak menderita thalassemia, ada kemungkinan anaknya normal. Saya sendiri sudah punya dua anak, dan mereka semua sehat," ucap Sugiyo.


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu