Follow Us :              

Gedung Olahraga dan Balai Desa Jadi Tempat Isolasi Pemudik

  04 April 2020  |   07:00:00  |   dibaca : 1760 
Kategori :
Bagikan :


Gedung Olahraga dan Balai Desa Jadi Tempat Isolasi Pemudik

04 April 2020 | 07:00:00 | dibaca : 1760
Kategori :
Bagikan :

Foto : Slam (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Slam (Humas Jateng)

SEMARANG - Kepala Desa Ngrapah Kecamatan Banyubiru dan Kepala Desa Bejalen Kecamatan Ambarawa Kabupaten Semarang langsung bertindak ketika Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo memerintahkan seluruh kepala desa di wilayahnya untuk menyiapkan ruang isolasi khusus pemudik.

Sabtu (4/4/2020) pagi, Kepala Desa Ngrapah Wargiyati menggerakkan warga desanya untuk membersihkan gedung olahraga yang akan dimanfaatkan sebagai tempat isolasi. Adapun Kepala Desa Bejalen, Sugiharto telah menyiapkan gedung polindes dan balai desa. 

"(Gedung) Ini cukup besar, bisa menampung ratusan orang, Pak. Juga dekat dengan puskesmas," kata Wargiyati kepada Ganjar.

Wargiyati mengatakan, sudah ada 30 warga perantau yang mudik di desanya. Saat ini, mereka masih diwajibkan menjalani isolasi di rumah masing-masing.

"Setiap pemudik yang datang, langsung didatangi bidan dan babinsa untuk dilakukan pengecekan. Yang sehat harus isolasi di rumah 14 hari, yang sakit langsung dibawa ke rumah sakit. Nanti setelah gedung ini siap, maka seluruh perantau akan kami isolasi di gedung ini," imbuh Wargiyati.

Senada dengan Wargiyati, Sugiharto mengatakan, ada 7 pemudik yang berada di desanya. Para perantau itu kini tengah menjalani isolasi mandiri di rumah masing-masing. 

"Nanti kalau gedung isolasi di balai desa sudah siap, maka semua pemudik yang tiba langsung kami isolasi," tutur Sugiharto.

Saat meninjau ke kedua desa itu, Ganjar mengaku senang lantaran perintahnya langsung dikerjakan. Dia berharap, kerja cepat dari Wargiyati dan Sugiharto ditiru oleh kepala desa lain di Jateng.

Ganjar menegaskan, kepala desa tidak perlu membangun tempat isolasi khusus untuk para pemudik. Seperti yang dilakukan Wargiyati dan Sugiharto, kepala desa cukup menyiapkan bangunan yang sudah ada di desanya.

"Optimalkan saja gedung balai desa atau tempat pertemuan lain yang dimiliki desa. Tidak usah membangun baru," kata Ganjar, Sabtu (4/3).

Nantinya setiap perantau yang pulang kampung harus didata dan diisolasi selama 14 hari di tempat-tempat khusus tersebut. Apabila ada yang menolak, maka TNI/Polri diminta mengambil tindakan tegas.

"Nanti kami bantu bagaimana cara mengelolanya. Kami juga sudah minta bantuan TNI/Polri untuk membantu melakukan penjagaan melalui Babinsa dan Babhinkamtibmas di desa-desa," tegasnya.

Ganjar juga meminta seluruh kepala desa untuk memprioritaskan para lansia dan penyandang disabilitas di desanya dari covid-19.

"Kalau perlu diisolasi dulu dan tidak boleh bertemu dengan keluarga yang baru pulang dari perantauan. Untuk kebutuhan mereka, desa bisa mencukupi menggunakan anggaran yang ada atau masyarakat diminta bergotongroyong. Buat lumbung pangan dan gerakkan kembali jimpitan," pungkasnya.


Bagikan :

SEMARANG - Kepala Desa Ngrapah Kecamatan Banyubiru dan Kepala Desa Bejalen Kecamatan Ambarawa Kabupaten Semarang langsung bertindak ketika Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo memerintahkan seluruh kepala desa di wilayahnya untuk menyiapkan ruang isolasi khusus pemudik.

Sabtu (4/4/2020) pagi, Kepala Desa Ngrapah Wargiyati menggerakkan warga desanya untuk membersihkan gedung olahraga yang akan dimanfaatkan sebagai tempat isolasi. Adapun Kepala Desa Bejalen, Sugiharto telah menyiapkan gedung polindes dan balai desa. 

"(Gedung) Ini cukup besar, bisa menampung ratusan orang, Pak. Juga dekat dengan puskesmas," kata Wargiyati kepada Ganjar.

Wargiyati mengatakan, sudah ada 30 warga perantau yang mudik di desanya. Saat ini, mereka masih diwajibkan menjalani isolasi di rumah masing-masing.

"Setiap pemudik yang datang, langsung didatangi bidan dan babinsa untuk dilakukan pengecekan. Yang sehat harus isolasi di rumah 14 hari, yang sakit langsung dibawa ke rumah sakit. Nanti setelah gedung ini siap, maka seluruh perantau akan kami isolasi di gedung ini," imbuh Wargiyati.

Senada dengan Wargiyati, Sugiharto mengatakan, ada 7 pemudik yang berada di desanya. Para perantau itu kini tengah menjalani isolasi mandiri di rumah masing-masing. 

"Nanti kalau gedung isolasi di balai desa sudah siap, maka semua pemudik yang tiba langsung kami isolasi," tutur Sugiharto.

Saat meninjau ke kedua desa itu, Ganjar mengaku senang lantaran perintahnya langsung dikerjakan. Dia berharap, kerja cepat dari Wargiyati dan Sugiharto ditiru oleh kepala desa lain di Jateng.

Ganjar menegaskan, kepala desa tidak perlu membangun tempat isolasi khusus untuk para pemudik. Seperti yang dilakukan Wargiyati dan Sugiharto, kepala desa cukup menyiapkan bangunan yang sudah ada di desanya.

"Optimalkan saja gedung balai desa atau tempat pertemuan lain yang dimiliki desa. Tidak usah membangun baru," kata Ganjar, Sabtu (4/3).

Nantinya setiap perantau yang pulang kampung harus didata dan diisolasi selama 14 hari di tempat-tempat khusus tersebut. Apabila ada yang menolak, maka TNI/Polri diminta mengambil tindakan tegas.

"Nanti kami bantu bagaimana cara mengelolanya. Kami juga sudah minta bantuan TNI/Polri untuk membantu melakukan penjagaan melalui Babinsa dan Babhinkamtibmas di desa-desa," tegasnya.

Ganjar juga meminta seluruh kepala desa untuk memprioritaskan para lansia dan penyandang disabilitas di desanya dari covid-19.

"Kalau perlu diisolasi dulu dan tidak boleh bertemu dengan keluarga yang baru pulang dari perantauan. Untuk kebutuhan mereka, desa bisa mencukupi menggunakan anggaran yang ada atau masyarakat diminta bergotongroyong. Buat lumbung pangan dan gerakkan kembali jimpitan," pungkasnya.


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu