Follow Us :              

Klaster Keluarga Dominan, Wagub: Indahkan Protkes Saat Libur Nataru

  23 December 2020  |   17:00:00  |   dibaca : 580 
Kategori :
Bagikan :


Klaster Keluarga Dominan, Wagub: Indahkan Protkes Saat Libur Nataru

23 December 2020 | 17:00:00 | dibaca : 580
Kategori :
Bagikan :

Foto : istimewa (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : istimewa (Humas Jateng)

SEMARANG - Menjelang libur Natal dan Tahun Baru, Wakil Gubernur Jawa Tengah, Taj Yasin Maimoen mengimbau masyarakat untuk memperhatikan sarana prasarana protokol kesehatan di rumah yakni menyediakan tempat untuk cuci tangan, mengatur tempat duduk berjarak dan memberikan ventilasi untuk pergantian udara. 

Pihaknya mewanti-wanti hal tersebut sebab masyarakat kerap tak mengindahkan protokol kesehatan saat berkumpul bersama keluarga dikarenakan merasa aman karena sudah mengenal baik.

“Padahal, tujuan kita merayakan momen hari besar keagamaan adalah bersilaturahim, menyambung persaudaraan. Maka kita menghimbau kepada masyarakat, pastikan dulu diri kita sehat dan keluarga yang akan kita kunjungi juga sehat.” ucapnya.

Hal itu wajib dilakukan mengingat tingginya kasus COVID-19 klaster keluarga di Jawa Tengah. Hingga 19 Desember 2020 ada 820 kasus, sebanyak 781 kasus dari transmisi lokal dan sisanya karena ada riwayat perjalanan. Informasi tersebut disampaikan Wagub Taj Yasin saat menjadi narasumber Dialog Interaktif Radio Elshinta bertema ‘Upaya Menekan Penyebaran COVID-19 Menjelang Natal 2020 dan Libur Tahun Baru 2021’, Rabu (23/12/2020).

"Per 19 Desember, terbagi menjadi 6 klaster. Klaster pondok pesantren 197 kasus atau 16,79 persen, klaster tempat kerja ada 105 atau 8,95 persen, klaster tenaga kesehatan ada 7 atau 0,60 persen, klister ASN/ TNI 44 kasus atau 3,75 persen dan tertinggi klaster keluarga 820 kasus atau 69,91 persen,” jelas pria yang akrab disapa Gus Yasin itu.

Pada kesempatan itu, Gus Yasin juga mengapresiasi kepada semua pihak gereja yang sudah menyiapkan peribadatan dengan baik supaya tidak terjadi kerumunan. Jemaat bisa mengikuti peribadatan di rumah atau di gereja dengan protokol kesehatan yang ketat.

Pemudik Wajib Rapid Test Antigen

Selain protokol kesehatan, Wagub juga mengingatkan para pemudik yang akan melakukan perjalanan menuju Jawa Tengah wajib melakukan rapid test antigen. Kebijakan yang diambil Pemerintah Provinsi Jawa Tengah itu pun diapresiasi Ketua Ikatan Dokter Indonesia Jawa Tengah, Djoko Handoyo. Sebab, akurasi untuk mengetahui adanya COVID-19 dalam tubuh lebih tinggi, dibanding tes antibodi. 

“Pedoman 3 M (menggunakan masker, mencuci tangan, menjaga jarak) dan 3 T (Tracing, Testing, Treatment) menjadi satu-satunya jalan preventif dan deteksi dini kalau ada yang terpapar. Sehingga, kemungkinan yang akan masuk ke rumah sakit, ruang isolasi dan ICU akan berkurang dan meningkatkan angka kesembuhan serta menurunkan angka kematian,” katanya.


Bagikan :

SEMARANG - Menjelang libur Natal dan Tahun Baru, Wakil Gubernur Jawa Tengah, Taj Yasin Maimoen mengimbau masyarakat untuk memperhatikan sarana prasarana protokol kesehatan di rumah yakni menyediakan tempat untuk cuci tangan, mengatur tempat duduk berjarak dan memberikan ventilasi untuk pergantian udara. 

Pihaknya mewanti-wanti hal tersebut sebab masyarakat kerap tak mengindahkan protokol kesehatan saat berkumpul bersama keluarga dikarenakan merasa aman karena sudah mengenal baik.

“Padahal, tujuan kita merayakan momen hari besar keagamaan adalah bersilaturahim, menyambung persaudaraan. Maka kita menghimbau kepada masyarakat, pastikan dulu diri kita sehat dan keluarga yang akan kita kunjungi juga sehat.” ucapnya.

Hal itu wajib dilakukan mengingat tingginya kasus COVID-19 klaster keluarga di Jawa Tengah. Hingga 19 Desember 2020 ada 820 kasus, sebanyak 781 kasus dari transmisi lokal dan sisanya karena ada riwayat perjalanan. Informasi tersebut disampaikan Wagub Taj Yasin saat menjadi narasumber Dialog Interaktif Radio Elshinta bertema ‘Upaya Menekan Penyebaran COVID-19 Menjelang Natal 2020 dan Libur Tahun Baru 2021’, Rabu (23/12/2020).

"Per 19 Desember, terbagi menjadi 6 klaster. Klaster pondok pesantren 197 kasus atau 16,79 persen, klaster tempat kerja ada 105 atau 8,95 persen, klaster tenaga kesehatan ada 7 atau 0,60 persen, klister ASN/ TNI 44 kasus atau 3,75 persen dan tertinggi klaster keluarga 820 kasus atau 69,91 persen,” jelas pria yang akrab disapa Gus Yasin itu.

Pada kesempatan itu, Gus Yasin juga mengapresiasi kepada semua pihak gereja yang sudah menyiapkan peribadatan dengan baik supaya tidak terjadi kerumunan. Jemaat bisa mengikuti peribadatan di rumah atau di gereja dengan protokol kesehatan yang ketat.

Pemudik Wajib Rapid Test Antigen

Selain protokol kesehatan, Wagub juga mengingatkan para pemudik yang akan melakukan perjalanan menuju Jawa Tengah wajib melakukan rapid test antigen. Kebijakan yang diambil Pemerintah Provinsi Jawa Tengah itu pun diapresiasi Ketua Ikatan Dokter Indonesia Jawa Tengah, Djoko Handoyo. Sebab, akurasi untuk mengetahui adanya COVID-19 dalam tubuh lebih tinggi, dibanding tes antibodi. 

“Pedoman 3 M (menggunakan masker, mencuci tangan, menjaga jarak) dan 3 T (Tracing, Testing, Treatment) menjadi satu-satunya jalan preventif dan deteksi dini kalau ada yang terpapar. Sehingga, kemungkinan yang akan masuk ke rumah sakit, ruang isolasi dan ICU akan berkurang dan meningkatkan angka kesembuhan serta menurunkan angka kematian,” katanya.


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu