Follow Us :              

Geliat Kampung Roti Jograngan , Hanya Satu Loyang di Awal Pandemi Kini Naik 75 Persen

  29 March 2021  |   17:00:00  |   dibaca : 2475 
Kategori :
Bagikan :


Geliat Kampung Roti Jograngan , Hanya Satu Loyang di Awal Pandemi Kini Naik 75 Persen

29 March 2021 | 17:00:00 | dibaca : 2475
Kategori :
Bagikan :

Foto : Vivi (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Vivi (Humas Jateng)

KLATEN - Para ibu di Kampung Roti Jograngan Klaten tak menyangka akan bertemu dengan Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, Senin (29/3/2021). Tak hanya minta foto, mereka yang biasa bekerja membuat roti itu langsung mengeluarkan jurus rayuannya dengan menawarkan aneka roti kepada Ganjar dan berharap diborong semuanya. 

"Ini roti paling laku pak, roti marmer. Orang sini nyebutnya roti tegel (ubin) . Enak pak, empuk," kata ibu-ibu itu. 

Ganjar sontak terkejut, Ia pun bertanya jenis roti marmer mana yang disebutkan.

"Ini lho pak, yang kotak-kotak. Kan kalau dilihat seperti marmer atau tegel lantai rumah," ucap mereka menunjukkan barisan roti berbentuk kotak itu. 

Ganjar pun mengeluarkan candaan yang membuat suasana seru. Ia mengatakan mana ada orang yang makan marmer. Pastinya roti itu keras dan tidak enak. 

"Marmer kok dipangan (marmer kok dimakan), atos tho (keras pastinya)," canda Ganjar. 

Rayuan itu ternyata berhasil meluluhkan hati Ganjar. Ia yang biasa memborong produk UMKM yang didatanginya, langsung membeli roti-roti itu, termasuk roti marmer yang membuatnya penasaran. 

Ibu Basuki, pemilik toko roti sekaligus penggagas kampung roti mengaku sangat senang didatangi Ganjar.  Hal itu membuat dirinya dan warga sekitar bersemangat, ditambah lagi Ganjar juga memborong berbagai jenis roti yang dijajakan. 

"Seneng sekali diborong Pak Ganjar. Itu berkah dari Tuhan," ucapnya. 

Ia menceritakan dirinya membuka usaha roti tahun 1995. Awal mulanya dititipkan di warung-warung, kemudian membuat toko di rumahnya dan membagikan resep roti pada warga sekitar. 

"Jadi warga sini banyak yang buat roti. Di tempat saya saja, ada 20 karyawan," katanya. 

Kepada Ganjar ia juga menceritakan, pada awal pandemi penjualan roti di tempatnya menurun drastis. Dalam sehari, biasanya hanya laku satu loyang. 

"Kalau sekarang sudah naik jadi 75 persen. Karyawan juga sudah masuk semuanya. Di sini terkenal dengan roti yang enak, ada roti marmer, pisang keju, roti gulung dan lainnya. Roti marmer itu laku keras, karena empuk," jelasnya. 

Ganjar sendiri mengapresiasi cara Ibu Basuki dalam menggerakkan ekonomi masyarakat. Dengan keikhlasannya membagikan resep pada warga sekitar, dia berhasil meningkatkan ekonomi warga. 

"Ini ternyata kampung roti, dan bu Basuki ini aktornya. Beliau membagikan resep pada warga sekitar. Saya tanya apa nggak rugi, jawabannya biar ngrejekeni. Ini khas Indonesia, khas Klaten. Masyarakatnya guyub, suka tolong menolong dan saling mendukung," terangnya. 

Ganjar membenarkan cukup kaget dengan jenis roti yang diproduksi. Ada roti marmer atau roti tegel yang dihasilkan. 

"Bentuknya menarik, ada roti marmer, roti tegel. Bentuknya macem-macem. Dan ternyata ini diburu banyak orang, meskipun tempatnya di dalam perkampungan, tapi kalau enak pasti dicari. Ini bagian dari pengembangan UMKM dan ekonomi kreatif yang harus didorong," pungkasnya.


Bagikan :

KLATEN - Para ibu di Kampung Roti Jograngan Klaten tak menyangka akan bertemu dengan Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, Senin (29/3/2021). Tak hanya minta foto, mereka yang biasa bekerja membuat roti itu langsung mengeluarkan jurus rayuannya dengan menawarkan aneka roti kepada Ganjar dan berharap diborong semuanya. 

"Ini roti paling laku pak, roti marmer. Orang sini nyebutnya roti tegel (ubin) . Enak pak, empuk," kata ibu-ibu itu. 

Ganjar sontak terkejut, Ia pun bertanya jenis roti marmer mana yang disebutkan.

"Ini lho pak, yang kotak-kotak. Kan kalau dilihat seperti marmer atau tegel lantai rumah," ucap mereka menunjukkan barisan roti berbentuk kotak itu. 

Ganjar pun mengeluarkan candaan yang membuat suasana seru. Ia mengatakan mana ada orang yang makan marmer. Pastinya roti itu keras dan tidak enak. 

"Marmer kok dipangan (marmer kok dimakan), atos tho (keras pastinya)," canda Ganjar. 

Rayuan itu ternyata berhasil meluluhkan hati Ganjar. Ia yang biasa memborong produk UMKM yang didatanginya, langsung membeli roti-roti itu, termasuk roti marmer yang membuatnya penasaran. 

Ibu Basuki, pemilik toko roti sekaligus penggagas kampung roti mengaku sangat senang didatangi Ganjar.  Hal itu membuat dirinya dan warga sekitar bersemangat, ditambah lagi Ganjar juga memborong berbagai jenis roti yang dijajakan. 

"Seneng sekali diborong Pak Ganjar. Itu berkah dari Tuhan," ucapnya. 

Ia menceritakan dirinya membuka usaha roti tahun 1995. Awal mulanya dititipkan di warung-warung, kemudian membuat toko di rumahnya dan membagikan resep roti pada warga sekitar. 

"Jadi warga sini banyak yang buat roti. Di tempat saya saja, ada 20 karyawan," katanya. 

Kepada Ganjar ia juga menceritakan, pada awal pandemi penjualan roti di tempatnya menurun drastis. Dalam sehari, biasanya hanya laku satu loyang. 

"Kalau sekarang sudah naik jadi 75 persen. Karyawan juga sudah masuk semuanya. Di sini terkenal dengan roti yang enak, ada roti marmer, pisang keju, roti gulung dan lainnya. Roti marmer itu laku keras, karena empuk," jelasnya. 

Ganjar sendiri mengapresiasi cara Ibu Basuki dalam menggerakkan ekonomi masyarakat. Dengan keikhlasannya membagikan resep pada warga sekitar, dia berhasil meningkatkan ekonomi warga. 

"Ini ternyata kampung roti, dan bu Basuki ini aktornya. Beliau membagikan resep pada warga sekitar. Saya tanya apa nggak rugi, jawabannya biar ngrejekeni. Ini khas Indonesia, khas Klaten. Masyarakatnya guyub, suka tolong menolong dan saling mendukung," terangnya. 

Ganjar membenarkan cukup kaget dengan jenis roti yang diproduksi. Ada roti marmer atau roti tegel yang dihasilkan. 

"Bentuknya menarik, ada roti marmer, roti tegel. Bentuknya macem-macem. Dan ternyata ini diburu banyak orang, meskipun tempatnya di dalam perkampungan, tapi kalau enak pasti dicari. Ini bagian dari pengembangan UMKM dan ekonomi kreatif yang harus didorong," pungkasnya.


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu