Follow Us :              

Kaya Inovasi, Berikut Jurus Jateng Hadapi Pandemi

  02 April 2021  |   10:00:00  |   dibaca : 2103 
Kategori :
Bagikan :


Kaya Inovasi, Berikut Jurus Jateng Hadapi Pandemi

02 April 2021 | 10:00:00 | dibaca : 2103
Kategori :
Bagikan :

Foto : Vivi (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Vivi (Humas Jateng)

SEMARANG - "Inovasi Tak Kenal Henti". Kalimat itu sangat tepat menggambarkan Provinsi Jawa Tengah, yang tidak berhenti melakukan pembaharuan untuk melayani masyarakat, meskipun sedang dalam masa pandemi. 

Salah satu inovasi tersebut adalah program Jogo Tonggo. Program yang diinisiasi oleh Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo ini, diluncurkan sebagai upaya gotong royong, yang dinilai ampuh untuk mengatasi persoalan masyarakat pada tingkat  paling bawah, yakni rukun warga. 

"Jogo Tonggo merupakan respon atas pandemi yang datang tiba-tiba. Saat semua sektor dilemahkan dan anggaran terbatas, tidak mungkin penanganan hanya dilakukan oleh satu lembaga semata," kata Ganjar, Jumat (2/4/2021). 

Keberhasilan program ini mengantarkan Jawa Tengah, menjadi nominasi penerima penghargaan pembangunan daerah 2021 oleh Bappenas. Setelah sebelumnya, pada tahun 2020, Jawa Tengah juga telah berhasil menjadi provinsi terbaik nasional dalam hal perencanaan dan pencapaian program terbaik. 

Dengan mengoptimalkan kekuatan komunitas masyarakat terbawah, seperti Dasa Wisma, PKK, Linmas dan lainnya, program Jogo Tonggo sukses menjadi garda terdepan penanganan pandemi di Jawa Tengah. 

"Tak hanya soal kesehatan, tetapi juga pemenuhan pangan. Ada program canthelan, (yaitu) program anak-anak muda menggantungkan bahan makanan di depan rumah-rumah warga saat pandemi. Bahkan turunannya, untuk membeli bahan pokok kita sarankan membeli di warung tetangga. Dengan begitu, masyarakat bisa saling menguatkan secara ekonomi di tengah pandemi," ujarnya. 

Program Jogo Tonggo menginspirasi kemunculan inovasi lain seperti Jogo Kyai - Jogo Santri di pondok pesantren, Jogo Kerjo di lingkungan kantor dan industri serta Jogo Sekolah. 

"Sebenarnya ini bukanlah cara baru, karena sudah ada di masyarakat selama ini. Pemerintah hanya mendorong agar jalan. Kalau mengandalkan anggaran pemerintah, saya yakin tidak akan cukup. Maka kondisi pandemi ini memacu kami untuk berpikir lebih kreatif dan inovatif, salah satunya dengan program Jogo Tonggo itu," pungkasnya. 

Sementara itu, Penjabat Sekda Jawa Tengah, Prasetyo Aribowo menambahkan, inovasi sudah menjadi budaya di Jawa Tengah. Sejak Ganjar memimpin, inovasi dan kreasi dalam hal pelayanan publik serta pemerintahan terus bermunculan. 

"Tidak hanya di kami para Aparatur Sipil Negara, pak Ganjar juga membuka ruang pada masyarakat untuk mengeluarkan inovasi dan kreasi melalui ajang Krenova Jateng. Selama tiga tahun terakhir, tak kurang dari 2000-an inovasi yang muncul," katanya. 

Ia menambahkan, bahkan Pemprov Jateng telah memiliki peraturan daerah khusus tentang inovasi ini. Melalui Perda nomor 3 tahun 2019 tentang inovasi daerah, Pemprov Jateng menjadikan budaya inovasi itu ke dalam sebuah sistem. 

"Jadi, inovasi akan terus dilakukan meskipun nanti pemimpinnya sudah berganti. Dengan perda itu, maka budaya inovasi akan tetap berkelanjutan," tegasnya. 

Banyak inovasi-inovasi unggulan dari Jawa Tengah, di antaranya inovasi Government Resources Management System (GRMS) yang mengelola pemerintahan secara digital. Selain itu, ada pula program Jateng Gayeng Nginceng Wong Meteng (5Ng) yang bertujuan untuk menurunkan angka kematian ibu dan anak. 

"Khusus selama pandemi, ada inovasi data epidemologi melalui website corona.jatengprov.go.id. Website ini muncul, sebagai upaya mikrozonasi penanganan Covid-19 agar lebih presisi. Jadi melalui website ini, diketahui berapa tingkat penyebaran Covid-19, daerah mana saja yang merah, kebijakannya seperti apa dan sebagainya," katanya. 

Data pada website ini dibuat berdasarkan NIK , sehingga diharapkan dapat memberikan data epidemologi yang tepat  dan meminimalkan kemungkinan adanya dobel data. 

Tidak hanya itu, program-program bantuan pada pelaku UMKM juga dilakukan. Selain bantuan stimulan berupa bahan baku, akses modal dan lainnya, inovasi pemasaran digital juga digencarkan. 

"Kami gandeng e-commerce raksasa nasional, untuk membantu pemasaran produk UMKM. Selain itu, ada juga program LapakGanjar dan juga UKM Virtual Expo yang digelar untuk membantu pelaku UMKM bangkit di tengah pandemi," pungkasnya.


Bagikan :

SEMARANG - "Inovasi Tak Kenal Henti". Kalimat itu sangat tepat menggambarkan Provinsi Jawa Tengah, yang tidak berhenti melakukan pembaharuan untuk melayani masyarakat, meskipun sedang dalam masa pandemi. 

Salah satu inovasi tersebut adalah program Jogo Tonggo. Program yang diinisiasi oleh Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo ini, diluncurkan sebagai upaya gotong royong, yang dinilai ampuh untuk mengatasi persoalan masyarakat pada tingkat  paling bawah, yakni rukun warga. 

"Jogo Tonggo merupakan respon atas pandemi yang datang tiba-tiba. Saat semua sektor dilemahkan dan anggaran terbatas, tidak mungkin penanganan hanya dilakukan oleh satu lembaga semata," kata Ganjar, Jumat (2/4/2021). 

Keberhasilan program ini mengantarkan Jawa Tengah, menjadi nominasi penerima penghargaan pembangunan daerah 2021 oleh Bappenas. Setelah sebelumnya, pada tahun 2020, Jawa Tengah juga telah berhasil menjadi provinsi terbaik nasional dalam hal perencanaan dan pencapaian program terbaik. 

Dengan mengoptimalkan kekuatan komunitas masyarakat terbawah, seperti Dasa Wisma, PKK, Linmas dan lainnya, program Jogo Tonggo sukses menjadi garda terdepan penanganan pandemi di Jawa Tengah. 

"Tak hanya soal kesehatan, tetapi juga pemenuhan pangan. Ada program canthelan, (yaitu) program anak-anak muda menggantungkan bahan makanan di depan rumah-rumah warga saat pandemi. Bahkan turunannya, untuk membeli bahan pokok kita sarankan membeli di warung tetangga. Dengan begitu, masyarakat bisa saling menguatkan secara ekonomi di tengah pandemi," ujarnya. 

Program Jogo Tonggo menginspirasi kemunculan inovasi lain seperti Jogo Kyai - Jogo Santri di pondok pesantren, Jogo Kerjo di lingkungan kantor dan industri serta Jogo Sekolah. 

"Sebenarnya ini bukanlah cara baru, karena sudah ada di masyarakat selama ini. Pemerintah hanya mendorong agar jalan. Kalau mengandalkan anggaran pemerintah, saya yakin tidak akan cukup. Maka kondisi pandemi ini memacu kami untuk berpikir lebih kreatif dan inovatif, salah satunya dengan program Jogo Tonggo itu," pungkasnya. 

Sementara itu, Penjabat Sekda Jawa Tengah, Prasetyo Aribowo menambahkan, inovasi sudah menjadi budaya di Jawa Tengah. Sejak Ganjar memimpin, inovasi dan kreasi dalam hal pelayanan publik serta pemerintahan terus bermunculan. 

"Tidak hanya di kami para Aparatur Sipil Negara, pak Ganjar juga membuka ruang pada masyarakat untuk mengeluarkan inovasi dan kreasi melalui ajang Krenova Jateng. Selama tiga tahun terakhir, tak kurang dari 2000-an inovasi yang muncul," katanya. 

Ia menambahkan, bahkan Pemprov Jateng telah memiliki peraturan daerah khusus tentang inovasi ini. Melalui Perda nomor 3 tahun 2019 tentang inovasi daerah, Pemprov Jateng menjadikan budaya inovasi itu ke dalam sebuah sistem. 

"Jadi, inovasi akan terus dilakukan meskipun nanti pemimpinnya sudah berganti. Dengan perda itu, maka budaya inovasi akan tetap berkelanjutan," tegasnya. 

Banyak inovasi-inovasi unggulan dari Jawa Tengah, di antaranya inovasi Government Resources Management System (GRMS) yang mengelola pemerintahan secara digital. Selain itu, ada pula program Jateng Gayeng Nginceng Wong Meteng (5Ng) yang bertujuan untuk menurunkan angka kematian ibu dan anak. 

"Khusus selama pandemi, ada inovasi data epidemologi melalui website corona.jatengprov.go.id. Website ini muncul, sebagai upaya mikrozonasi penanganan Covid-19 agar lebih presisi. Jadi melalui website ini, diketahui berapa tingkat penyebaran Covid-19, daerah mana saja yang merah, kebijakannya seperti apa dan sebagainya," katanya. 

Data pada website ini dibuat berdasarkan NIK , sehingga diharapkan dapat memberikan data epidemologi yang tepat  dan meminimalkan kemungkinan adanya dobel data. 

Tidak hanya itu, program-program bantuan pada pelaku UMKM juga dilakukan. Selain bantuan stimulan berupa bahan baku, akses modal dan lainnya, inovasi pemasaran digital juga digencarkan. 

"Kami gandeng e-commerce raksasa nasional, untuk membantu pemasaran produk UMKM. Selain itu, ada juga program LapakGanjar dan juga UKM Virtual Expo yang digelar untuk membantu pelaku UMKM bangkit di tengah pandemi," pungkasnya.


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu