Follow Us :              

Ganjar Imbau Pemkab/Pemkot Lakukan WGS Untuk Antisipasi Penyebaran Covid-19 Varian Baru

  14 June 2021  |   13:00:00  |   dibaca : 1190 
Kategori :
Bagikan :


Ganjar Imbau Pemkab/Pemkot Lakukan WGS Untuk Antisipasi Penyebaran Covid-19 Varian Baru

14 June 2021 | 13:00:00 | dibaca : 1190
Kategori :
Bagikan :

Foto : Slam (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Slam (Humas Jateng)

SEMARANG - Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo memerintahkan semua Bupati/Wali Kota mengantisipasi penyebaran varian baru Covid-19. Ia mengimbau agar setiap pengambilan sampel tes Covid-19 dilakukan sekaligus mengambil sampel untuk whole genome sequencing (WGS) pada kasus-kasus tertentu. 

Hal itu disampaikan Ganjar usai memimpin rapat penanganan Covid-19 bersama Bupati/Wali Kota se-Jawa Tengah, Senin (14/6/2021). Dalam rapat itu, Ganjar menduga lonjakan kasus Covid-19 yang terjadi di Jawa Tengah disebabkan karena adanya varian baru. 

"Yang terdeteksi sekarang baru di Kudus, tapi semuanya harus waspada. Saya minta Bupati/Wali Kota kalau ambil sampel untuk tes genome sequencingnya. Ada aturan-aturan yang ditetapkan untuk itu, maka perintahkan Kadinkes masing-masing untuk meruntut cara-cara itu," jelasnya. 

Ganjar menduga, varian baru tidak hanya ada di Kudus. Sebab, dalam rapat terbukti ada warga Sragen yang positif setelah pulang mengikuti acara kondangan di Kudus. 

"Cerita ini menginspirasi saya, sepertinya perkembangan dari satu titik di Kudus dan menyebabkan beberapa daerah sekitarnya (menjadi zona) merah, rasa-rasanya hipotesisnya berhubungan dengan Kudus. Maka, saya perintahkan ini segera dilakukan pengambilan sampel genome sequencing," jelasnya. 

Dengan dilakukannya tes, maka akan diketahui lebih cepat apabila varian baru memang sudah menyebar. Masyarakat diminta hati-hati, karena varian baru Covid-19 dari India sudah masuk ke Jawa Tengah. 

"Tidak ada kata lain selain taati protokol kesehatan. Pakai masker, jaga jarak, rajin cuci tangan pakai sabun, mengurangi mobilitas dan menjauhi kerumunan," terangnya. 

Disinggung terkait adanya broadcast yang menyebar di group-group WA untuk menghindari Jawa Tengah, Ganjar mengatakan tidak tahu tentang informasi itu. 

"Dari mana info itu, saya tidak tahu. Tidak boleh panik. Jangan panik, tapi harus hati-hati. Pada mereka yang belum divaksin, Anda berada dalam posisi yang relatif bahaya. Yang sudah divaksin juga bisa tertular. Maka kalau tidak penting, tidak usah keluar rumah. Kalau terpaksa keluar rumah, maskernya jangan pernah dilepas," pungkasnya. 

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, Yulianto Prabowo mengatakan, sampai saat ini baru Kudus yang terkonfirmasi terdapat varian baru Covid-19. Daerah lain belum ada, meskipun ada beberapa wilayah yang baru mengirimkan sampel tes. 

"Sementara baru Kudus yang terkonfirmasi, daerah lain belum ada laporan," jelasnya. 

Yulianto membenarkan bahwa semua daerah wajib mengambil sampel untuk tes genome sequencing. Hal itu dilakukan untuk mengantisipasi adanya penyebaran varian baru itu di daerah lain. 

Ia menjelaskan, ada sejumlah aturan dimana pemerintah daerah wajib mengambil sampel genome sequencing. Diantaranya, telah terjadi penularan yang cepat di suatu wilayah, adanya orang baru mendarat dari negara asing, serta orang-orang yang tidak rentan mulai terinfeksi. Di luar itu, ia minta masyarakat waspada terhadap tanda-tanda lainnya yang juga dicurigai terjadi akibat virus varian ini. 

"Selain itu, (masyarakat juga perlu waspada) jika ada orang yang sudah divaksin namun terkonfirmasi Covid-19 (atau) penyintas yang kembali tertular serta ada pasien Covid-19 dengan CT value di bawah 25," pungkasnya.


Bagikan :

SEMARANG - Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo memerintahkan semua Bupati/Wali Kota mengantisipasi penyebaran varian baru Covid-19. Ia mengimbau agar setiap pengambilan sampel tes Covid-19 dilakukan sekaligus mengambil sampel untuk whole genome sequencing (WGS) pada kasus-kasus tertentu. 

Hal itu disampaikan Ganjar usai memimpin rapat penanganan Covid-19 bersama Bupati/Wali Kota se-Jawa Tengah, Senin (14/6/2021). Dalam rapat itu, Ganjar menduga lonjakan kasus Covid-19 yang terjadi di Jawa Tengah disebabkan karena adanya varian baru. 

"Yang terdeteksi sekarang baru di Kudus, tapi semuanya harus waspada. Saya minta Bupati/Wali Kota kalau ambil sampel untuk tes genome sequencingnya. Ada aturan-aturan yang ditetapkan untuk itu, maka perintahkan Kadinkes masing-masing untuk meruntut cara-cara itu," jelasnya. 

Ganjar menduga, varian baru tidak hanya ada di Kudus. Sebab, dalam rapat terbukti ada warga Sragen yang positif setelah pulang mengikuti acara kondangan di Kudus. 

"Cerita ini menginspirasi saya, sepertinya perkembangan dari satu titik di Kudus dan menyebabkan beberapa daerah sekitarnya (menjadi zona) merah, rasa-rasanya hipotesisnya berhubungan dengan Kudus. Maka, saya perintahkan ini segera dilakukan pengambilan sampel genome sequencing," jelasnya. 

Dengan dilakukannya tes, maka akan diketahui lebih cepat apabila varian baru memang sudah menyebar. Masyarakat diminta hati-hati, karena varian baru Covid-19 dari India sudah masuk ke Jawa Tengah. 

"Tidak ada kata lain selain taati protokol kesehatan. Pakai masker, jaga jarak, rajin cuci tangan pakai sabun, mengurangi mobilitas dan menjauhi kerumunan," terangnya. 

Disinggung terkait adanya broadcast yang menyebar di group-group WA untuk menghindari Jawa Tengah, Ganjar mengatakan tidak tahu tentang informasi itu. 

"Dari mana info itu, saya tidak tahu. Tidak boleh panik. Jangan panik, tapi harus hati-hati. Pada mereka yang belum divaksin, Anda berada dalam posisi yang relatif bahaya. Yang sudah divaksin juga bisa tertular. Maka kalau tidak penting, tidak usah keluar rumah. Kalau terpaksa keluar rumah, maskernya jangan pernah dilepas," pungkasnya. 

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, Yulianto Prabowo mengatakan, sampai saat ini baru Kudus yang terkonfirmasi terdapat varian baru Covid-19. Daerah lain belum ada, meskipun ada beberapa wilayah yang baru mengirimkan sampel tes. 

"Sementara baru Kudus yang terkonfirmasi, daerah lain belum ada laporan," jelasnya. 

Yulianto membenarkan bahwa semua daerah wajib mengambil sampel untuk tes genome sequencing. Hal itu dilakukan untuk mengantisipasi adanya penyebaran varian baru itu di daerah lain. 

Ia menjelaskan, ada sejumlah aturan dimana pemerintah daerah wajib mengambil sampel genome sequencing. Diantaranya, telah terjadi penularan yang cepat di suatu wilayah, adanya orang baru mendarat dari negara asing, serta orang-orang yang tidak rentan mulai terinfeksi. Di luar itu, ia minta masyarakat waspada terhadap tanda-tanda lainnya yang juga dicurigai terjadi akibat virus varian ini. 

"Selain itu, (masyarakat juga perlu waspada) jika ada orang yang sudah divaksin namun terkonfirmasi Covid-19 (atau) penyintas yang kembali tertular serta ada pasien Covid-19 dengan CT value di bawah 25," pungkasnya.


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu