Follow Us :              

Varian Delta Mulai Dominan, Ganjar Minta Masyarakat Makin Waspada

  12 July 2021  |   10:00:00  |   dibaca : 587 
Kategori :
Bagikan :


Varian Delta Mulai Dominan, Ganjar Minta Masyarakat Makin Waspada

12 July 2021 | 10:00:00 | dibaca : 587
Kategori :
Bagikan :

Foto : Handy (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Handy (Humas Jateng)

SEMARANG -Persentase varian Delta di Jawa Tengah yang cukup tinggi diduga menjadi penyebab tingginya angka penularan kasus akhir-akhir ini. Bukan hanya di Kudus, virus Delta juga menjangkiti warga dari berbagai daerah dan berbagai usia di Jawa Tengah. 

"Hampir seluruh sampel kemarin yang kita kumpulkan dari beberapa Kabupaten/Kota, ternyata hampir semuanya varian Delta. Kalau sudah begini, ini alert (peringatan) buat kita untuk semakin waspada," kata Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo usai memimpin rapat evaluasi penanganan Covid-19 di kantornya, Senin (12/7/2021). 

Data Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah menyebutkan, dari 106 sampel tes genome sequencing di beberapa daerah baru-baru ini, 95 sampel positif varian Delta. Artinya, varian Delta mendominasi 89,6 persen dari total sampel. 

Varian ini berbahaya karena selain lebih mudah menyebar, fatalitasnya juga lebih besar dari varian sebelumnya. Selain itu virus ini juga rawan menyerang siapa saja, dari bayi hingga lansia. 

“Bahayanya lagi, varian ini juga menyerang anak-anak di bawah usia 17 tahun. Sebanyak 23 sampel varian Delta adalah sampel anak-anak, sementara sisanya dewasa," jelasnya. 

Daerah-daerah yang sampelnya menunjukkan varian Delta adalah Kudus, Salatiga, Jepara, Grobogan, Kabupaten Magelang, Kota Magelang, Karanganyar dan Solo. 

Salah satu pintu penyebaran yang kerap memicu lonjakan adalah tingginya angka pergerakan mobilitas lintas daerah. Hal ini menjadi pertimbangan pemerintah pusat menerapkan  kebijakan PPKM Darurat, yaitu mengurangi pergerakan demi keselamatan bersama. 

"Pergerakan masyarakat harus dikurangi. Masyarakat harus lebih tahu soal ini. Memang tidak enak, tidak nyaman. Tapi kita harus melakukan itu, sebab kalau tidak, ini akan membahayakan semuanya," tegasnya. 

Selain kebijakan yang seragam, Ganjar juga berharap jajarannya hingga level desa tetap giat mengedukasi warga. Kesadaran masyarakat sangat penting bagi keberhasilan upaya ini. 

"Masyarakat bisa diedukasi untuk tidak keluar dari wilayah itu. Sehingga tidak banyak yang turun ke jalan. Sebab kalau sudah turun ke jalan, pergi ke kota, ini kan terjadi mobilitas tinggi," pungkasnya.


Bagikan :

SEMARANG -Persentase varian Delta di Jawa Tengah yang cukup tinggi diduga menjadi penyebab tingginya angka penularan kasus akhir-akhir ini. Bukan hanya di Kudus, virus Delta juga menjangkiti warga dari berbagai daerah dan berbagai usia di Jawa Tengah. 

"Hampir seluruh sampel kemarin yang kita kumpulkan dari beberapa Kabupaten/Kota, ternyata hampir semuanya varian Delta. Kalau sudah begini, ini alert (peringatan) buat kita untuk semakin waspada," kata Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo usai memimpin rapat evaluasi penanganan Covid-19 di kantornya, Senin (12/7/2021). 

Data Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah menyebutkan, dari 106 sampel tes genome sequencing di beberapa daerah baru-baru ini, 95 sampel positif varian Delta. Artinya, varian Delta mendominasi 89,6 persen dari total sampel. 

Varian ini berbahaya karena selain lebih mudah menyebar, fatalitasnya juga lebih besar dari varian sebelumnya. Selain itu virus ini juga rawan menyerang siapa saja, dari bayi hingga lansia. 

“Bahayanya lagi, varian ini juga menyerang anak-anak di bawah usia 17 tahun. Sebanyak 23 sampel varian Delta adalah sampel anak-anak, sementara sisanya dewasa," jelasnya. 

Daerah-daerah yang sampelnya menunjukkan varian Delta adalah Kudus, Salatiga, Jepara, Grobogan, Kabupaten Magelang, Kota Magelang, Karanganyar dan Solo. 

Salah satu pintu penyebaran yang kerap memicu lonjakan adalah tingginya angka pergerakan mobilitas lintas daerah. Hal ini menjadi pertimbangan pemerintah pusat menerapkan  kebijakan PPKM Darurat, yaitu mengurangi pergerakan demi keselamatan bersama. 

"Pergerakan masyarakat harus dikurangi. Masyarakat harus lebih tahu soal ini. Memang tidak enak, tidak nyaman. Tapi kita harus melakukan itu, sebab kalau tidak, ini akan membahayakan semuanya," tegasnya. 

Selain kebijakan yang seragam, Ganjar juga berharap jajarannya hingga level desa tetap giat mengedukasi warga. Kesadaran masyarakat sangat penting bagi keberhasilan upaya ini. 

"Masyarakat bisa diedukasi untuk tidak keluar dari wilayah itu. Sehingga tidak banyak yang turun ke jalan. Sebab kalau sudah turun ke jalan, pergi ke kota, ini kan terjadi mobilitas tinggi," pungkasnya.


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu