Follow Us :              

Mobilitas Jateng Turun Hingga 21%, Ganjar Terus Ajak Masyarakat Kurangi Pergerakan

  14 July 2021  |   11:00:00  |   dibaca : 1168 
Kategori :
Bagikan :


Mobilitas Jateng Turun Hingga 21%, Ganjar Terus Ajak Masyarakat Kurangi Pergerakan

14 July 2021 | 11:00:00 | dibaca : 1168
Kategori :
Bagikan :

Foto : Handy (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Handy (Humas Jateng)

SEMARANG -Memasuki pekan kedua Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menyebut mobilitas warga di wilayahnya mengalami penurunan hingga 21 persen. 

Hal itu disampaikan Ganjar usai menghadiri rakor evaluasi PPKM Darurat di Jateng dan DIY yang dipimpin Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan secara virtual di kantor Gubernur, Rabu (14/7/2021). 

Agar lebih membantu dalam mengambil langkah-langkah penanganan dengan cepat, Ganjar meminta data satelit yang menjadi acuan pemerintah pusat untuk mengukur mobilitas bisa diberikan kepada daerah setiap hari.  

“Kami tadi minta agar seluruh Kabupaten/Kota setidaknya kami minta untuk Jawa tengah, syukur bisa semuanya, agar kita bisa mengakses alat itu atau hasil dari ukuran alat itu. (Jadi) Ketika naik, harapan kita, kita akan bisa ngerti. (Ini) Sebagai (panduan) evaluasi (lokasi) mana yang mesti dilakukan (pengetatan),” imbuhnya. 

Berdasarkan data pusat, Provinsi Jawa Tengah sudah menunjukkan penurunan mobilitas hingga 21 persen. Hanya beberapa daerah yang sempat mengalami lonjakan tajam seperti di Kota Semarang. 

Analisis penyebab lonjakan mobilitas ini adalah pergerakan di kawasan industri. Melalui dinas terkait, pihaknya telah berkoordinasi dengan para CEO dan pengusaha untuk mengatur perusahaannya dengan menyesuaikan kebijakan yang ada. 

“Kita harapkan semuanya nanti kita bisa mendapatkan (data mobilitas) ini, maka akan menjadi feedback buat kita kapan bisa memperbaiki,” ujarnya. 

Di sisi lain, Ganjar  mengapresiasi upaya Kapolda Jawa Tengah Irjen Ahmad Luthfi dan Pangdam IV/Diponegoro Mayjen TNI Rudianto yang akan menutup seluruh exit tol Jawa Tengah pada 16-22 Juli mendatang untuk menekan pergerakan di Jawa Tengah. 

“Maka penutupan-penutupannya dilakukan oleh Polda dan kemudian TNI mendukung. Ini menurut saya sesuatu yang sangat penting untuk kita lakukan,” tegasnya. 

Ganjar berharap upaya ini akan efektif dalam penanganan Pandemi Covid-19. Karena menurutnya, berapapun penambahan tempat tidur ICU di rumah sakit, penambahan jatah oksigen hingga SDM tidak berpengaruh pada pengendalian virus Covid-19. 

“Yang bisa mengurangi adalah menghentikan orang bergerak, menghentikan orang dengan mobilitas tinggi, mendisiplinkan mereka dengan 5M, itu saja,” tegasnya. 

Ganjar mengatakan, masyarakat punya peran penting dalam pengendalian Pandemi Covid-19. 

“Hari ini kita bicaranya nggak bisa sisi hilir saja, karena (pencegahan) tidak bisa di rumah sakitnya. Harus di masyarakatnya,” tandas Ganjar.


Bagikan :

SEMARANG -Memasuki pekan kedua Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menyebut mobilitas warga di wilayahnya mengalami penurunan hingga 21 persen. 

Hal itu disampaikan Ganjar usai menghadiri rakor evaluasi PPKM Darurat di Jateng dan DIY yang dipimpin Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan secara virtual di kantor Gubernur, Rabu (14/7/2021). 

Agar lebih membantu dalam mengambil langkah-langkah penanganan dengan cepat, Ganjar meminta data satelit yang menjadi acuan pemerintah pusat untuk mengukur mobilitas bisa diberikan kepada daerah setiap hari.  

“Kami tadi minta agar seluruh Kabupaten/Kota setidaknya kami minta untuk Jawa tengah, syukur bisa semuanya, agar kita bisa mengakses alat itu atau hasil dari ukuran alat itu. (Jadi) Ketika naik, harapan kita, kita akan bisa ngerti. (Ini) Sebagai (panduan) evaluasi (lokasi) mana yang mesti dilakukan (pengetatan),” imbuhnya. 

Berdasarkan data pusat, Provinsi Jawa Tengah sudah menunjukkan penurunan mobilitas hingga 21 persen. Hanya beberapa daerah yang sempat mengalami lonjakan tajam seperti di Kota Semarang. 

Analisis penyebab lonjakan mobilitas ini adalah pergerakan di kawasan industri. Melalui dinas terkait, pihaknya telah berkoordinasi dengan para CEO dan pengusaha untuk mengatur perusahaannya dengan menyesuaikan kebijakan yang ada. 

“Kita harapkan semuanya nanti kita bisa mendapatkan (data mobilitas) ini, maka akan menjadi feedback buat kita kapan bisa memperbaiki,” ujarnya. 

Di sisi lain, Ganjar  mengapresiasi upaya Kapolda Jawa Tengah Irjen Ahmad Luthfi dan Pangdam IV/Diponegoro Mayjen TNI Rudianto yang akan menutup seluruh exit tol Jawa Tengah pada 16-22 Juli mendatang untuk menekan pergerakan di Jawa Tengah. 

“Maka penutupan-penutupannya dilakukan oleh Polda dan kemudian TNI mendukung. Ini menurut saya sesuatu yang sangat penting untuk kita lakukan,” tegasnya. 

Ganjar berharap upaya ini akan efektif dalam penanganan Pandemi Covid-19. Karena menurutnya, berapapun penambahan tempat tidur ICU di rumah sakit, penambahan jatah oksigen hingga SDM tidak berpengaruh pada pengendalian virus Covid-19. 

“Yang bisa mengurangi adalah menghentikan orang bergerak, menghentikan orang dengan mobilitas tinggi, mendisiplinkan mereka dengan 5M, itu saja,” tegasnya. 

Ganjar mengatakan, masyarakat punya peran penting dalam pengendalian Pandemi Covid-19. 

“Hari ini kita bicaranya nggak bisa sisi hilir saja, karena (pencegahan) tidak bisa di rumah sakitnya. Harus di masyarakatnya,” tandas Ganjar.


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu