Follow Us :              

Jateng Jadi Provinsi Pelopor Layak Anak, Ganjar Minta Kepedulian Terus Ditingkatkan

  29 July 2021  |   10:00:00  |   dibaca : 1139 
Kategori :
Bagikan :


Jateng Jadi Provinsi Pelopor Layak Anak, Ganjar Minta Kepedulian Terus Ditingkatkan

29 July 2021 | 10:00:00 | dibaca : 1139
Kategori :
Bagikan :

Foto : Slam (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Slam (Humas Jateng)

SEMARANG - Pemerintah Provinsi Jawa Tengah menerima penghargaan sebagai Provinsi Pelopor Layak Anak, Kamis (29/7/2021). Usai mewakili penerimaan penghargaan itu, Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana (DP3AP2AKB) Provinsi Jawa Tengah, Retno Sudewi menghadap Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo untuk menyampaikan kabar gembira itu. 

“Alhamdulillah, 100 persen Kabupaten/Kota di Jateng sudah dinyatakan layak anak. Sehingga hari ini Jateng jadi pelopor Provinsi layak anak di Indonesia," ungkap Dewi. 

Dewi menjelaskan, dari 35 Kabupaten/Kota di Jateng, ada 14 yang mendapat penghargaan berpredikat madya, 13 mendapat predikat pratama dan 7 Kabupaten/Kota mendapat predikat nindya. 

"Satu-satunya daerah di Jateng yang mendapat predikat utama adalah Kota Surakarta," terangnya. 

Atas pencapaian itu, Ganjar berterima kasih kepada semua pihak karena sudah berusaha keras menjadikan seluruh daerah di Jawa Tengah layak anak. 

"Mudah-mudahan dengan 100 persen daerah di Jateng layak anak dan Provinsi Jateng jadi pelopor layak anak, maka betul-betul ada perbaikan yang diberikan," tegasnya. 

Saat pandemi seperti sekarang, Ganjar melihat persoalan anak semakin kompleks. Kegiatan mereka banyak di rumah dan seringkali tidak  terpantau. Anak-anak keasyikan bermain game dan stres karena tugas sekolah. 

"Saya minta perhatikan mereka ini, sekarang kondisinya seperti apa. Apakah jenuh, stres, (dan) apakah ada kekerasan atau tidak saat proses belajar mengajar dan lainnya. Banyak sekarang, karena daring dan orang tua tidak bisa mendampingi, justru orang tuanya marah-marah dan anak jadi stres. Ini harus dicek," tegasnya. 

Pemantauan juga harus diakukan pada kasus-kasus luar biasa, misalnya anak-anak terlantar seperti pada kasus Vino.  
Kasus Vino yang sebatang kara di Kutai Kalimantan karena kedua orang tuanya meninggal sempat viral beberapa hari lalu.  Ganjar berharap, empati masyarakat pada anak bisa semakin tinggi. Tidak membedakan anak siapapun itu, mereka akan melindungi layaknya anak sendiri. 

"Ternyata tadi dilaporkan sudah diurus. Karena kakek neneknya ada di Sragen, jadi mau dibawa ke sini. Ini contoh kita mesti aware, (peduli)," pungkasnya.


Bagikan :

SEMARANG - Pemerintah Provinsi Jawa Tengah menerima penghargaan sebagai Provinsi Pelopor Layak Anak, Kamis (29/7/2021). Usai mewakili penerimaan penghargaan itu, Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana (DP3AP2AKB) Provinsi Jawa Tengah, Retno Sudewi menghadap Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo untuk menyampaikan kabar gembira itu. 

“Alhamdulillah, 100 persen Kabupaten/Kota di Jateng sudah dinyatakan layak anak. Sehingga hari ini Jateng jadi pelopor Provinsi layak anak di Indonesia," ungkap Dewi. 

Dewi menjelaskan, dari 35 Kabupaten/Kota di Jateng, ada 14 yang mendapat penghargaan berpredikat madya, 13 mendapat predikat pratama dan 7 Kabupaten/Kota mendapat predikat nindya. 

"Satu-satunya daerah di Jateng yang mendapat predikat utama adalah Kota Surakarta," terangnya. 

Atas pencapaian itu, Ganjar berterima kasih kepada semua pihak karena sudah berusaha keras menjadikan seluruh daerah di Jawa Tengah layak anak. 

"Mudah-mudahan dengan 100 persen daerah di Jateng layak anak dan Provinsi Jateng jadi pelopor layak anak, maka betul-betul ada perbaikan yang diberikan," tegasnya. 

Saat pandemi seperti sekarang, Ganjar melihat persoalan anak semakin kompleks. Kegiatan mereka banyak di rumah dan seringkali tidak  terpantau. Anak-anak keasyikan bermain game dan stres karena tugas sekolah. 

"Saya minta perhatikan mereka ini, sekarang kondisinya seperti apa. Apakah jenuh, stres, (dan) apakah ada kekerasan atau tidak saat proses belajar mengajar dan lainnya. Banyak sekarang, karena daring dan orang tua tidak bisa mendampingi, justru orang tuanya marah-marah dan anak jadi stres. Ini harus dicek," tegasnya. 

Pemantauan juga harus diakukan pada kasus-kasus luar biasa, misalnya anak-anak terlantar seperti pada kasus Vino.  
Kasus Vino yang sebatang kara di Kutai Kalimantan karena kedua orang tuanya meninggal sempat viral beberapa hari lalu.  Ganjar berharap, empati masyarakat pada anak bisa semakin tinggi. Tidak membedakan anak siapapun itu, mereka akan melindungi layaknya anak sendiri. 

"Ternyata tadi dilaporkan sudah diurus. Karena kakek neneknya ada di Sragen, jadi mau dibawa ke sini. Ini contoh kita mesti aware, (peduli)," pungkasnya.


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu