Follow Us :              

Desa Merdeka Sampah Jadi Konsep Pengelolaan Sampah yang Baik

  24 October 2021  |   11:00:00  |   dibaca : 3524 
Kategori :
Bagikan :


Desa Merdeka Sampah Jadi Konsep Pengelolaan Sampah yang Baik

24 October 2021 | 11:00:00 | dibaca : 3524
Kategori :
Bagikan :

Foto : Simon (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Simon (Humas Jateng)

KAB. TEGAL -  Berbagai produk cantik dipajang di Balai Desa Balapulang Kulon, Minggu (24/10/2021). Ada bunga, sandal batik, vas, tas, tempat tissue dan ecobrick atau bata limbah plastik. Barang-barang itu adalah karya ibu - ibu yang tergabung sebagai pengurus Asosiasi Bank Sampah Indonesia (Asobsi) Kabupaten Tegal, yang dipamerkan kepada Ketua Umum BKOW Jateng, Nawal Arafah Yasin.

Kegiatan itu selaras dengan program Desa Merdeka Sampah yang diluncurkan Pemerintah Kabupaten Tegal pada April 2021 lalu. Kini desa-desa di Kabupaten Tegal seolah berlomba untuk kreatif dalam memanfaatkan sampah anorganik, menjadi benda yang lebih bernilai.

Pada audiensi Pengurus Asobsi Kabupaten Tegal dengan Ketua Umum BKOW Jawa Tengah itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Tegal, Muchtar Mawardi menjelaskan tentang tujuan Desa Merdeka Sampah yang mereka lakukan. Menurutnya, sasaran utama Desa Merdeka Sampah adalah terbangunnya budaya, perilaku sadar dan disiplin warga dalam mengelola sampahnya, sejak dari rumah. 

Untuk mendukung kelancaran program pengelolaan sampah itu, Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Tegal mengalokasikan dana Rp 100 juta per desa. Dana dikucurkan bagi desa yang terpilih sebagai prototipe (contoh) Program Desa Merdeka Sampah. 

Ketua Umum BKOW Jateng menyambut positif program Desa Merdeka Sampah. Program ini menurutnya memiliki konsep pengelolaan sampah yang baik. Terlebih didukung dengan pendanaan, yang membantu mereka dalam memenuhi sarana dan prasarana yang dibutuhkan. Pendanaan juga membuat mereka termotivasi untuk mengelola bank sampah.

"Bank sampah ini diberikan dana sebesar Rp 100 juta (untuk) satu desa. (Sekarang) sampai ada 50 desa. Berarti ini sudah terakomodir ya. Bahkan untuk tahun 2022, proposalnya sudah masuk. Jadi untuk kelompok-kelompok (bank) sampah di Balapulang dan (Kabupaten) Tegal ini sebenarnya sudah terkonsep dengan baik," papar Nawal Yasin.

Hasil karya dari daur ulang sampah anorganik sendiri, menurut Nawal, sudah bagus. Hanya di bagian sentuhan akhirnya yang masih perlu diperbaiki. Apabila hal itu sudah bagus, maka produknya bisa bernilai jual lebih tinggi.

"(Produknya) sangat luar biasa. Sudah layak (jual), tapi mungkin lebih ada touch (perbaikan) sedikit untuk menambah polesan," ujarnya.

Untuk pemasaran, pihaknya berencana membantu dengan menyelenggarakan pelatihan digital marketing. Fasilitasi ini menurutnya penting, karena mereka masih bingung memasarkannya dan cenderung terpaku pada gaya pemasaran konvensional secara offline


Bagikan :

KAB. TEGAL -  Berbagai produk cantik dipajang di Balai Desa Balapulang Kulon, Minggu (24/10/2021). Ada bunga, sandal batik, vas, tas, tempat tissue dan ecobrick atau bata limbah plastik. Barang-barang itu adalah karya ibu - ibu yang tergabung sebagai pengurus Asosiasi Bank Sampah Indonesia (Asobsi) Kabupaten Tegal, yang dipamerkan kepada Ketua Umum BKOW Jateng, Nawal Arafah Yasin.

Kegiatan itu selaras dengan program Desa Merdeka Sampah yang diluncurkan Pemerintah Kabupaten Tegal pada April 2021 lalu. Kini desa-desa di Kabupaten Tegal seolah berlomba untuk kreatif dalam memanfaatkan sampah anorganik, menjadi benda yang lebih bernilai.

Pada audiensi Pengurus Asobsi Kabupaten Tegal dengan Ketua Umum BKOW Jawa Tengah itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Tegal, Muchtar Mawardi menjelaskan tentang tujuan Desa Merdeka Sampah yang mereka lakukan. Menurutnya, sasaran utama Desa Merdeka Sampah adalah terbangunnya budaya, perilaku sadar dan disiplin warga dalam mengelola sampahnya, sejak dari rumah. 

Untuk mendukung kelancaran program pengelolaan sampah itu, Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Tegal mengalokasikan dana Rp 100 juta per desa. Dana dikucurkan bagi desa yang terpilih sebagai prototipe (contoh) Program Desa Merdeka Sampah. 

Ketua Umum BKOW Jateng menyambut positif program Desa Merdeka Sampah. Program ini menurutnya memiliki konsep pengelolaan sampah yang baik. Terlebih didukung dengan pendanaan, yang membantu mereka dalam memenuhi sarana dan prasarana yang dibutuhkan. Pendanaan juga membuat mereka termotivasi untuk mengelola bank sampah.

"Bank sampah ini diberikan dana sebesar Rp 100 juta (untuk) satu desa. (Sekarang) sampai ada 50 desa. Berarti ini sudah terakomodir ya. Bahkan untuk tahun 2022, proposalnya sudah masuk. Jadi untuk kelompok-kelompok (bank) sampah di Balapulang dan (Kabupaten) Tegal ini sebenarnya sudah terkonsep dengan baik," papar Nawal Yasin.

Hasil karya dari daur ulang sampah anorganik sendiri, menurut Nawal, sudah bagus. Hanya di bagian sentuhan akhirnya yang masih perlu diperbaiki. Apabila hal itu sudah bagus, maka produknya bisa bernilai jual lebih tinggi.

"(Produknya) sangat luar biasa. Sudah layak (jual), tapi mungkin lebih ada touch (perbaikan) sedikit untuk menambah polesan," ujarnya.

Untuk pemasaran, pihaknya berencana membantu dengan menyelenggarakan pelatihan digital marketing. Fasilitasi ini menurutnya penting, karena mereka masih bingung memasarkannya dan cenderung terpaku pada gaya pemasaran konvensional secara offline


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu