Follow Us :              

Status Siaga Bencana sampai Bulan April 2022, Gubernur Jawa Tengah Galakkan Penanaman

  09 November 2021  |   10:00:00  |   dibaca : 1278 
Kategori :
Bagikan :


Status Siaga Bencana sampai Bulan April 2022, Gubernur Jawa Tengah Galakkan Penanaman

09 November 2021 | 10:00:00 | dibaca : 1278
Kategori :
Bagikan :

Foto : Slam (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Slam (Humas Jateng)

SEMARANG -  Pada Apel Kesiapsiagaan Bencana, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo meminta semua elemen masyarakat khususnya yang bergerak di bidang kebencanaan untuk selalu siaga. Hal ini dalam rangka merespon informasi BMKG tentang potensi cuaca ekstrem, berupa hujan lebat yang akan terjadi mulai bulan Desember mendatang di Jateng. 

"Ramalan BMKG Jateng akan dilanda cuaca ekstrem. Ramalannya sampai Desember hujan akan tinggi, Januari akan turun dan Februari akan tinggi lagi. Maka, kita harus siap siaga sampai April. Saya minta semua siap menghadapi situasi yang terburuk," jelas Gubernur saat memimpin apel kesiapsiagaan bencana di halaman kantornya, Selasa (9/11/2021). Apel kesiapsiagaan bencana ini dihadiri juga oleh Kapolda, Pangdam IV/ Diponegoro, Kajati dan Kepala BPBD hingga relawan di Jawa Tengah. 

Pada apel itu Gubernur memberikan arahan terkait kesiapsiagaan bencana di Jateng. Seluruh kepala daerah diminta terus melakukan edukasi dan menyebarkan peta bencana sekaligus informasi pada masyarakat. 

Selain itu, Gubernur juga mengingatkan agar tempat-tempat pengungsian juga harus disiapkan, khususnya di daerah-daerah rawan bencana. Karena kondisi pandemi, maka semua tempat pengungsian harus sesuai dengan SOP protokol kesehatan yang ketat. 

"Logistik mesti siap, peralatan harus on dan standby semuanya. Tidak boleh ada yang rusak. Saya juga minta minimal sekali dalam bulan ini, digelar simulasi penanganan bencana agar masyarakat tahu dan siap menghadapi situasi terburuk," terangnya. 

Guna mengurangi potensi banjir dan longsor di masa depan, Gubernur meminta instansi di sektor kehutanan terus menggalakkan penanaman serta edukasi tentang kebersihan lingkungan dengan melibatkan masyarakat. 

"Mumpung ini musim penghujan, ayo giatkan penanaman. Sambil menanam, kita standby (siaga) terus. Mudah-mudahan tidak ada bencana, tapi kalau ada kita sudah siap semuanya," himbaunya. 

Hal penting lain yang menjadi perhatian Gubernur dalam kesiapsiagaan kali ini adalah tentang edukasi masyarakat pada menggunakan Early Warning System (EWS). Menyikapi arahan gubernur ini, Plt Kalakhar Badan Penanggulangan Bemcana Daerah (BPBD) Provinsi Jateng, Safrudin mengatakan, pihaknya telah memasang EWS di beberapa titik. EWS bermanfaat untuk menandai adanya longsor. 

Namun menurut Safrudin, masyarakat kurang mengetahui atas pentingnya alat ini, hal itu membuat EWS kurang terawat, bahkan rusak. Agar alat EWS tetap bisa berfungsi kembali, Safrudin mengaku pihaknya telah melakukan perbaikan EWS di beberapa tempat, misalnya di Wonosobo. 

“Masyarakat mungkin kurang tahu fungsinya. Padahal itu untuk melindungi mereka. Membuat mereka tidur nyenyak ketika musim hujan. Kadang-kadang sering bunyi. Padahal bunyi kan untuk mengingatkan mereka bahwa ada pergerakan tanah,” jelasnya. 

Untuk itulah dalam apel kesiagaan bencana, Ganjar Pranowo meminta agar edukasi pada masyarakat tentang hal ini harus dilakukan, bahkan tentang EWS yang paling sederhana. 

"Gandeng aktivis dan relawan kebencanaan. Kelompok-kelompok masyarakat juga bisa dilibatkan untuk terus memberikan edukasi. Gunakan Early Warning System meskipun dengan alat sederhana, bisa kentongan, ilmu titen dan lain yang masyarakat sudah paham," imbuhnya. 

Guna menunjang kesiagaan seperti yang diharapkan, Safrudin mengatakan, pihaknya sudah mendata seluruh personil  kebencanaan di Jateng. Menurutnya telah tersedia 9.613 personil dengan berbagai kecakapan kebencanaan. 

Bukan hanya sumberdaya manusianya, dari sisi peralatan pihaknya juga telah di
mempersiapkan. Persiapan bukan hanya untuk menghadapi banjir dan tanah longsor tetapi juga ancaman banjir bandang. 

"Untuk peralatan kita juga siap, sudah standby semuanya di daerah. Teman-teman BPBD Kabupaten/Kota juga sudah menggelar apel siaga, termasuk menyiapkan SDM dan lainnya. Logistik juga aman," tegasnya.


Bagikan :

SEMARANG -  Pada Apel Kesiapsiagaan Bencana, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo meminta semua elemen masyarakat khususnya yang bergerak di bidang kebencanaan untuk selalu siaga. Hal ini dalam rangka merespon informasi BMKG tentang potensi cuaca ekstrem, berupa hujan lebat yang akan terjadi mulai bulan Desember mendatang di Jateng. 

"Ramalan BMKG Jateng akan dilanda cuaca ekstrem. Ramalannya sampai Desember hujan akan tinggi, Januari akan turun dan Februari akan tinggi lagi. Maka, kita harus siap siaga sampai April. Saya minta semua siap menghadapi situasi yang terburuk," jelas Gubernur saat memimpin apel kesiapsiagaan bencana di halaman kantornya, Selasa (9/11/2021). Apel kesiapsiagaan bencana ini dihadiri juga oleh Kapolda, Pangdam IV/ Diponegoro, Kajati dan Kepala BPBD hingga relawan di Jawa Tengah. 

Pada apel itu Gubernur memberikan arahan terkait kesiapsiagaan bencana di Jateng. Seluruh kepala daerah diminta terus melakukan edukasi dan menyebarkan peta bencana sekaligus informasi pada masyarakat. 

Selain itu, Gubernur juga mengingatkan agar tempat-tempat pengungsian juga harus disiapkan, khususnya di daerah-daerah rawan bencana. Karena kondisi pandemi, maka semua tempat pengungsian harus sesuai dengan SOP protokol kesehatan yang ketat. 

"Logistik mesti siap, peralatan harus on dan standby semuanya. Tidak boleh ada yang rusak. Saya juga minta minimal sekali dalam bulan ini, digelar simulasi penanganan bencana agar masyarakat tahu dan siap menghadapi situasi terburuk," terangnya. 

Guna mengurangi potensi banjir dan longsor di masa depan, Gubernur meminta instansi di sektor kehutanan terus menggalakkan penanaman serta edukasi tentang kebersihan lingkungan dengan melibatkan masyarakat. 

"Mumpung ini musim penghujan, ayo giatkan penanaman. Sambil menanam, kita standby (siaga) terus. Mudah-mudahan tidak ada bencana, tapi kalau ada kita sudah siap semuanya," himbaunya. 

Hal penting lain yang menjadi perhatian Gubernur dalam kesiapsiagaan kali ini adalah tentang edukasi masyarakat pada menggunakan Early Warning System (EWS). Menyikapi arahan gubernur ini, Plt Kalakhar Badan Penanggulangan Bemcana Daerah (BPBD) Provinsi Jateng, Safrudin mengatakan, pihaknya telah memasang EWS di beberapa titik. EWS bermanfaat untuk menandai adanya longsor. 

Namun menurut Safrudin, masyarakat kurang mengetahui atas pentingnya alat ini, hal itu membuat EWS kurang terawat, bahkan rusak. Agar alat EWS tetap bisa berfungsi kembali, Safrudin mengaku pihaknya telah melakukan perbaikan EWS di beberapa tempat, misalnya di Wonosobo. 

“Masyarakat mungkin kurang tahu fungsinya. Padahal itu untuk melindungi mereka. Membuat mereka tidur nyenyak ketika musim hujan. Kadang-kadang sering bunyi. Padahal bunyi kan untuk mengingatkan mereka bahwa ada pergerakan tanah,” jelasnya. 

Untuk itulah dalam apel kesiagaan bencana, Ganjar Pranowo meminta agar edukasi pada masyarakat tentang hal ini harus dilakukan, bahkan tentang EWS yang paling sederhana. 

"Gandeng aktivis dan relawan kebencanaan. Kelompok-kelompok masyarakat juga bisa dilibatkan untuk terus memberikan edukasi. Gunakan Early Warning System meskipun dengan alat sederhana, bisa kentongan, ilmu titen dan lain yang masyarakat sudah paham," imbuhnya. 

Guna menunjang kesiagaan seperti yang diharapkan, Safrudin mengatakan, pihaknya sudah mendata seluruh personil  kebencanaan di Jateng. Menurutnya telah tersedia 9.613 personil dengan berbagai kecakapan kebencanaan. 

Bukan hanya sumberdaya manusianya, dari sisi peralatan pihaknya juga telah di
mempersiapkan. Persiapan bukan hanya untuk menghadapi banjir dan tanah longsor tetapi juga ancaman banjir bandang. 

"Untuk peralatan kita juga siap, sudah standby semuanya di daerah. Teman-teman BPBD Kabupaten/Kota juga sudah menggelar apel siaga, termasuk menyiapkan SDM dan lainnya. Logistik juga aman," tegasnya.


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu