Follow Us :              

Diskusi Dengan ODHA di Banyumas, Taj Yasin Siapkan Beberapa Solusi

  01 December 2021  |   13:00:00  |   dibaca : 1364 
Kategori :
Bagikan :


Diskusi Dengan ODHA di Banyumas, Taj Yasin Siapkan Beberapa Solusi

01 December 2021 | 13:00:00 | dibaca : 1364
Kategori :
Bagikan :

Foto : Rinto (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Rinto (Humas Jateng)

BANYUMAS - Memperingati Hari AIDS sedunia, Wakil Gubernur Jawa Tengah memberikan kejutan kepada segenap Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA) di Kabupaten Banyumas. 

Wagub sengaja hadir secara langsung memperingati Hari AIDS yang digelar oleh Komisi Penanggulangan AIDS Kabupaten Banyumas, di Galery Water Karangmangu (GWK), Rabu (01/12/2021). Tidak hanya berbincang mencari solusi bersama bagi para ODHA, Wagub juga hadir untuk menyerahkan bantuan sembako bagi mereka. 

Setibanya di GWK, panitia acara langsung memberikan pin peringatan Hari AIDS kepada Wagub. Setelah memakai pin tersebut, dia bergegas menemui para ODHA yang tengah asik memancing. Tidak hanya itu, ia juga mengajak ODHA berdiskusi mengenai kondisi mereka. 

"Alhamdulillah kami rutin minum obatnya (Antiretroviral), Bapak. Saya sendiri diingatkan terus sama anak untuk minum obat," kata Daniel Nugroho, salah seorang ODHA. 

Wagub kemudian juga menanyakan bagaimana pelayananan dan biaya berobat. Terkait hal itu, Daniel mengaku jika rekan-rekan ODHA cukup kesulitan lantaran biaya pendaftaran yang relatif mahal untuk mendapatkan Antiretroviral (ARV). 

Daniel , saat hendak mendaftar ke RSUD Margono Soekarjo, para ODHA harus membayar biaya pendaftaran senilai Rp. 105 ribu. Oleh karenanya, dia mendorong agar para ODHA dapat mendaftar dan mengambil obat di Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas). 

"Kami mendorong teman-teman komunitas mengakses (ARV) di Puskesmas, karena hanya bayar Rp. 5 ribu. Cuman, aksesnya kan jauh, mungkin butuh dukungan transportasi. Ada juga faktor cuaca, kadang kecapekan, kelelahan, kami tidak bisa berjuang sendiri. Saya senang bapak bisa hadir di sini," tambah dia. 

Daniel menjelaskan perlu adanya solusi bagi ODHA apabila ingin mengobati penyakit penyerta mereka. Menurutnya, fasilitas perawatan dan pengobatan hanya ada di rumah sakit yang biayanya relatif mahal, sementara sebagian dari mereka tidak memiliki BPJS Kesehatan. Dia menjelaskan jika sebagian ODHA tidak memiliki NIK lantaran mereka hidup sebagai anak jalanan. 

Mendengar hal tersebut, Wagub yang juga menjadi Ketua Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Jawa Tengah ini menyatakan, akan segera berusaha mendapatkan solusi bagi para ODHA. Menurutnya, beberapa persoalan yang sudah didengar tadi akan segera dia tindak lanjuti dengan beberapa OPD terkait. 

"Masalah kita akomodir. Nanti kita coba koordinasi dengan OPD terkait. Karena mereka ternyata butuh bagaimana mereka bisa masuk ke Program Keluarga Harapan (KPH)," katanya 

Lebih jauh, Wagub juga menawarkan kepada ODHA yang belum memiliki NIK agar segera melapor. Dia akan segera menindaklanjuti laporan tersebut supaya hal itu segera terealisasi. 

"Saya minta kepada tiga kelompok di Banyumas, mana saja yang belum punya NIK laporkan kepada kami. Nanti biar kami koordinasi dengan Kabupaten Banyumas. Sehingga mereka bisa mendapatkan NIK dan bisa mendapatkan BPJS," tandasnya. 

Wagub berharap semua pihak mau bersinergi untuk menanggulangi AIDS. Dengan sinergi itu ia ingin agar di tahun 2030, Jawa Tengah telah berhasil menyelesaikan masalah AIDS.


Bagikan :

BANYUMAS - Memperingati Hari AIDS sedunia, Wakil Gubernur Jawa Tengah memberikan kejutan kepada segenap Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA) di Kabupaten Banyumas. 

Wagub sengaja hadir secara langsung memperingati Hari AIDS yang digelar oleh Komisi Penanggulangan AIDS Kabupaten Banyumas, di Galery Water Karangmangu (GWK), Rabu (01/12/2021). Tidak hanya berbincang mencari solusi bersama bagi para ODHA, Wagub juga hadir untuk menyerahkan bantuan sembako bagi mereka. 

Setibanya di GWK, panitia acara langsung memberikan pin peringatan Hari AIDS kepada Wagub. Setelah memakai pin tersebut, dia bergegas menemui para ODHA yang tengah asik memancing. Tidak hanya itu, ia juga mengajak ODHA berdiskusi mengenai kondisi mereka. 

"Alhamdulillah kami rutin minum obatnya (Antiretroviral), Bapak. Saya sendiri diingatkan terus sama anak untuk minum obat," kata Daniel Nugroho, salah seorang ODHA. 

Wagub kemudian juga menanyakan bagaimana pelayananan dan biaya berobat. Terkait hal itu, Daniel mengaku jika rekan-rekan ODHA cukup kesulitan lantaran biaya pendaftaran yang relatif mahal untuk mendapatkan Antiretroviral (ARV). 

Daniel , saat hendak mendaftar ke RSUD Margono Soekarjo, para ODHA harus membayar biaya pendaftaran senilai Rp. 105 ribu. Oleh karenanya, dia mendorong agar para ODHA dapat mendaftar dan mengambil obat di Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas). 

"Kami mendorong teman-teman komunitas mengakses (ARV) di Puskesmas, karena hanya bayar Rp. 5 ribu. Cuman, aksesnya kan jauh, mungkin butuh dukungan transportasi. Ada juga faktor cuaca, kadang kecapekan, kelelahan, kami tidak bisa berjuang sendiri. Saya senang bapak bisa hadir di sini," tambah dia. 

Daniel menjelaskan perlu adanya solusi bagi ODHA apabila ingin mengobati penyakit penyerta mereka. Menurutnya, fasilitas perawatan dan pengobatan hanya ada di rumah sakit yang biayanya relatif mahal, sementara sebagian dari mereka tidak memiliki BPJS Kesehatan. Dia menjelaskan jika sebagian ODHA tidak memiliki NIK lantaran mereka hidup sebagai anak jalanan. 

Mendengar hal tersebut, Wagub yang juga menjadi Ketua Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Jawa Tengah ini menyatakan, akan segera berusaha mendapatkan solusi bagi para ODHA. Menurutnya, beberapa persoalan yang sudah didengar tadi akan segera dia tindak lanjuti dengan beberapa OPD terkait. 

"Masalah kita akomodir. Nanti kita coba koordinasi dengan OPD terkait. Karena mereka ternyata butuh bagaimana mereka bisa masuk ke Program Keluarga Harapan (KPH)," katanya 

Lebih jauh, Wagub juga menawarkan kepada ODHA yang belum memiliki NIK agar segera melapor. Dia akan segera menindaklanjuti laporan tersebut supaya hal itu segera terealisasi. 

"Saya minta kepada tiga kelompok di Banyumas, mana saja yang belum punya NIK laporkan kepada kami. Nanti biar kami koordinasi dengan Kabupaten Banyumas. Sehingga mereka bisa mendapatkan NIK dan bisa mendapatkan BPJS," tandasnya. 

Wagub berharap semua pihak mau bersinergi untuk menanggulangi AIDS. Dengan sinergi itu ia ingin agar di tahun 2030, Jawa Tengah telah berhasil menyelesaikan masalah AIDS.


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu