Follow Us :              

Lapak Ganjar Bantu Produk Madu dari UMKM Lokal Borobudur Tembus Pasar Mancanegara

  12 March 2022  |   09:00:00  |   dibaca : 1419 
Kategori :
Bagikan :


Lapak Ganjar Bantu Produk Madu dari UMKM Lokal Borobudur Tembus Pasar Mancanegara

12 March 2022 | 09:00:00 | dibaca : 1419
Kategori :
Bagikan :

Foto : istimewa (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : istimewa (Humas Jateng)

MAGELANG - Kehadiran akun promosi produk Lapak Ganjar kian hari kian memberi manfaat bagi banyak UMKM. Wijaya Madu Borobudur adalah salah satu produk yang berhasil memperluas pemasaran hingga mancanegara berkat promosinya di akun yang dibuat Gubernur Jawa Tengah ini. 

Lapak Ganjar hadir sepekan sekali dengan tema yang berbeda-beda. Pelaku UMKM yang terpilih akan ditampilkan di instastory Gubernur Ganjar Pranowo. 

Aklis Nurdiansyah, pemilik usaha Madu Wijaya Madu Borobudur mengatakan bahwa ia mulai merintis usahanya itu sejak tahun 2019 lalu. Bertepatan pandemi, madu banyak diminati masyarakat. 

Saat itu Aklis hanya mempromosikan produknya melalui akun media sosial pribadinya, baik facebook, instagram, dan Whatshapp. Permintaan belum banyak, hanya datang dari sekitaran Borobudur, Kabupaten Magelang. 

Berkat inisiatifnya untuk mempromosikan produk di Lapak Ganjar, produk Madu Wijaya Borobudur miliknya kini makin dikenal, bahkan sampai ke luar negeri. Seperti Swiss dan Belanda. 

"Produk madunya itu semakin dikenal di berbagai daerah di luar Jawa. Seperti Sumatra, Kalimantan, Papua dan Batam. Bahkan ada salah seorang pengusaha di Magelang yang membawa produk madunya untuk dijual di Swiss dan Belanda," ujarnya saat ditemui di rumahnya Desa Tuksongo, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang, beberapa waktu. 

Aklis bahkan sempat kuwalahan untuk memenuhi banyaknya permintaan. Ia harus membagi stok madu di antara daerah-daerah konsumennya. 

"Pernah kita stop karena stok terbatas dan permintaan banyak. Akhirnya kita harus bagi untuk daerah-daerah pembeli," tuturnya. 

Kini Madu Wijaya Borobudur yang awalnya menjual 10 botol per hari, saat ini bisa menjual 40 botol per harinya. Meskipun telah mengalami kemajuan, hingga saat ini  Aklis tidak langsung berpuas diri. Ia terus mengembangkan usaha madunya baik secara kuantitas maupun kualitas. 

"Usaha ini melibatkan dua orang teman saya. Yakni pemburu lebah dan petani lebah. Untuk mendapatkan madu yang berkualitas, lebah ini kita taruh di atas Bukit Menoreh yang masih bisa menyerap sari-sari bunga alami," terangnya. 

Aklis mengaku sangat berterimakasih pada Gubernur yang telah membantu dirinya serta banyak UMKM lainnya agar lebih maju. Bahkan ini bukan hanya UMKM Jawa Tengah, melainkan seluruh Indonesia. 

"Di tengah kesibukannya, Pak Ganjar masih peduli kepada UMKM kecil,"


Bagikan :

MAGELANG - Kehadiran akun promosi produk Lapak Ganjar kian hari kian memberi manfaat bagi banyak UMKM. Wijaya Madu Borobudur adalah salah satu produk yang berhasil memperluas pemasaran hingga mancanegara berkat promosinya di akun yang dibuat Gubernur Jawa Tengah ini. 

Lapak Ganjar hadir sepekan sekali dengan tema yang berbeda-beda. Pelaku UMKM yang terpilih akan ditampilkan di instastory Gubernur Ganjar Pranowo. 

Aklis Nurdiansyah, pemilik usaha Madu Wijaya Madu Borobudur mengatakan bahwa ia mulai merintis usahanya itu sejak tahun 2019 lalu. Bertepatan pandemi, madu banyak diminati masyarakat. 

Saat itu Aklis hanya mempromosikan produknya melalui akun media sosial pribadinya, baik facebook, instagram, dan Whatshapp. Permintaan belum banyak, hanya datang dari sekitaran Borobudur, Kabupaten Magelang. 

Berkat inisiatifnya untuk mempromosikan produk di Lapak Ganjar, produk Madu Wijaya Borobudur miliknya kini makin dikenal, bahkan sampai ke luar negeri. Seperti Swiss dan Belanda. 

"Produk madunya itu semakin dikenal di berbagai daerah di luar Jawa. Seperti Sumatra, Kalimantan, Papua dan Batam. Bahkan ada salah seorang pengusaha di Magelang yang membawa produk madunya untuk dijual di Swiss dan Belanda," ujarnya saat ditemui di rumahnya Desa Tuksongo, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang, beberapa waktu. 

Aklis bahkan sempat kuwalahan untuk memenuhi banyaknya permintaan. Ia harus membagi stok madu di antara daerah-daerah konsumennya. 

"Pernah kita stop karena stok terbatas dan permintaan banyak. Akhirnya kita harus bagi untuk daerah-daerah pembeli," tuturnya. 

Kini Madu Wijaya Borobudur yang awalnya menjual 10 botol per hari, saat ini bisa menjual 40 botol per harinya. Meskipun telah mengalami kemajuan, hingga saat ini  Aklis tidak langsung berpuas diri. Ia terus mengembangkan usaha madunya baik secara kuantitas maupun kualitas. 

"Usaha ini melibatkan dua orang teman saya. Yakni pemburu lebah dan petani lebah. Untuk mendapatkan madu yang berkualitas, lebah ini kita taruh di atas Bukit Menoreh yang masih bisa menyerap sari-sari bunga alami," terangnya. 

Aklis mengaku sangat berterimakasih pada Gubernur yang telah membantu dirinya serta banyak UMKM lainnya agar lebih maju. Bahkan ini bukan hanya UMKM Jawa Tengah, melainkan seluruh Indonesia. 

"Di tengah kesibukannya, Pak Ganjar masih peduli kepada UMKM kecil,"


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu