Follow Us :              

Pemprov Jateng Dukung Program BPOM RI untuk Tingkatkan Kualitas Obat Herbal Produk UMKM

  31 March 2022  |   10:00:00  |   dibaca : 436 
Kategori :
Bagikan :


Pemprov Jateng Dukung Program BPOM RI untuk Tingkatkan Kualitas Obat Herbal Produk UMKM

31 March 2022 | 10:00:00 | dibaca : 436
Kategori :
Bagikan :

Foto : Rinto (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Rinto (Humas Jateng)

SEMARANG - Pemerintah Provinsi Jawa Tengah mendukung berbagai program yang diinisiasi Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI dalam upaya meningkatkan kualitas dan keamanan jamu sehingga mendapat kepercayaan masyarakat. Diantara program itu adalah, Orang Tua Angkat, Desa Wisata Jamu, dan pendampingan untuk pelaku UMKM obat herbal dan jamu gendong. 

"Pemprov Jateng sangat mendukung program orang tua angkat. Sehingga para pelaku UMKM obat tradisional dan jamu gendong dapat bergerak (berkembang) semakin luas dan berdampak pada ekonomi lokal serta mendukung ekonomi nasional. Pelaku usaha obat tradisional harus punya itikad untuk maju dan berkembang bersama," kata Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen di Hotel Tentrem Semarang, Kamis (30/3/2022). 

Dalam sambutannya pada acara "Pendampingan UMKM Obat Tradisional Dalam Rangka Mendukung Hilirisasi Herbal Nasional Melalui Konsistensi Pemenuhan Mutu Bahan Baku", Wagub menjelaskan, bagi masyarakat Indonesia, jamu tidak hanya sebagai obat melainkan juga sebagai sumber penghasilan yang bahkan mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi bangsa. Terlebih pada era digitalisasi seperti sekarang, beragam produk jamu dapat dipasarkan dengan mudah hingga ke mancanegara secara daring. 

Menurutnya, Jawa Tengah sudah dikenal sebagai salah satu sentra jamu di Indonesia. Di antaranya di Kota Semarang, Surakarta, Sukoharjo, Klaten, Boyolali, Tegal, dan Cilacap. Terdapat 162 perusahaan yang bergerak di bidang obat tradisional, bahkan 88 persennya adalah UMKM. Sedangkan usaha jamu gendong ditemukan hampir di semua daerah di Jawa Tengah. 

Sementara itu, dalam upaya menjaga keamanan produk jamu dari obat kimia, Pemprov Jawa Tengah mendukung kinerja BPOM RI dalam melakukan pengawasan dan penindakan terhadap obat tradisional yang mengandung obat kimia. 

Wagub mengatakan sudah seharusnya pengawasan dan penindakan diperketat agar pelaku UMKM obat tradisional tidak melenceng dari ketentuan yang berlaku. Bila kualitas terjamin, obat-obat tradisional dan jamu yang sudah turun-temurun akan tetap mendapat tempat di masyarakat. 

"Jamu menjadi warisan nusantara, maka saya berpesan kepada para pelaku UMKM obat tradisional dan jamu, jangan sekali-sekali melakukan pembuatan jamu tradisional yang disertai atau dicampur bahan obat kimia," pintanya. 

Untuk menarik kepercayaan konsumen para pelaku UMKM obat tradisional dan jamu gendong perlu dibekali kemampuan menceritakan segala hal tentang produk mereka. Sehingga ketika mereka ditanya siapapun, termasuk warga asing, tentang produk jamu, mereka dapat memberi informasi yang benar dengan cara bercerita yang menarik. 

Kepala BPOM RI Penny Kusumastuti Lukito mengatakan, BPOM akan mendampingi pelaku UMKM obat herbal sehingga berbagai produk herbal yang berpotensi menjadi jamu bisa didorong menjadi obat. Melalui pendampingan hilirisasi, nantinya akan dikembangkan melalui penelitian dan pengembangan untuk menjadi obat herbal berstandar. 

"Adalah dari hulu ke hilir karena ada berbagai aspek yang bisa dikembangkan bersama-sama dengan berbagai pihak. Diantaranya dengan pemerintah daerah, asosiasi pengusaha, organisasi masyarakat untuk bersama-sama meningkatkan kualitas jamu Indonesia. Tidak hanya di Jawa, tetapi di seluruh Indonesia," katanya.


Bagikan :

SEMARANG - Pemerintah Provinsi Jawa Tengah mendukung berbagai program yang diinisiasi Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI dalam upaya meningkatkan kualitas dan keamanan jamu sehingga mendapat kepercayaan masyarakat. Diantara program itu adalah, Orang Tua Angkat, Desa Wisata Jamu, dan pendampingan untuk pelaku UMKM obat herbal dan jamu gendong. 

"Pemprov Jateng sangat mendukung program orang tua angkat. Sehingga para pelaku UMKM obat tradisional dan jamu gendong dapat bergerak (berkembang) semakin luas dan berdampak pada ekonomi lokal serta mendukung ekonomi nasional. Pelaku usaha obat tradisional harus punya itikad untuk maju dan berkembang bersama," kata Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen di Hotel Tentrem Semarang, Kamis (30/3/2022). 

Dalam sambutannya pada acara "Pendampingan UMKM Obat Tradisional Dalam Rangka Mendukung Hilirisasi Herbal Nasional Melalui Konsistensi Pemenuhan Mutu Bahan Baku", Wagub menjelaskan, bagi masyarakat Indonesia, jamu tidak hanya sebagai obat melainkan juga sebagai sumber penghasilan yang bahkan mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi bangsa. Terlebih pada era digitalisasi seperti sekarang, beragam produk jamu dapat dipasarkan dengan mudah hingga ke mancanegara secara daring. 

Menurutnya, Jawa Tengah sudah dikenal sebagai salah satu sentra jamu di Indonesia. Di antaranya di Kota Semarang, Surakarta, Sukoharjo, Klaten, Boyolali, Tegal, dan Cilacap. Terdapat 162 perusahaan yang bergerak di bidang obat tradisional, bahkan 88 persennya adalah UMKM. Sedangkan usaha jamu gendong ditemukan hampir di semua daerah di Jawa Tengah. 

Sementara itu, dalam upaya menjaga keamanan produk jamu dari obat kimia, Pemprov Jawa Tengah mendukung kinerja BPOM RI dalam melakukan pengawasan dan penindakan terhadap obat tradisional yang mengandung obat kimia. 

Wagub mengatakan sudah seharusnya pengawasan dan penindakan diperketat agar pelaku UMKM obat tradisional tidak melenceng dari ketentuan yang berlaku. Bila kualitas terjamin, obat-obat tradisional dan jamu yang sudah turun-temurun akan tetap mendapat tempat di masyarakat. 

"Jamu menjadi warisan nusantara, maka saya berpesan kepada para pelaku UMKM obat tradisional dan jamu, jangan sekali-sekali melakukan pembuatan jamu tradisional yang disertai atau dicampur bahan obat kimia," pintanya. 

Untuk menarik kepercayaan konsumen para pelaku UMKM obat tradisional dan jamu gendong perlu dibekali kemampuan menceritakan segala hal tentang produk mereka. Sehingga ketika mereka ditanya siapapun, termasuk warga asing, tentang produk jamu, mereka dapat memberi informasi yang benar dengan cara bercerita yang menarik. 

Kepala BPOM RI Penny Kusumastuti Lukito mengatakan, BPOM akan mendampingi pelaku UMKM obat herbal sehingga berbagai produk herbal yang berpotensi menjadi jamu bisa didorong menjadi obat. Melalui pendampingan hilirisasi, nantinya akan dikembangkan melalui penelitian dan pengembangan untuk menjadi obat herbal berstandar. 

"Adalah dari hulu ke hilir karena ada berbagai aspek yang bisa dikembangkan bersama-sama dengan berbagai pihak. Diantaranya dengan pemerintah daerah, asosiasi pengusaha, organisasi masyarakat untuk bersama-sama meningkatkan kualitas jamu Indonesia. Tidak hanya di Jawa, tetapi di seluruh Indonesia," katanya.


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu