Follow Us :              

Kembangkan Ekotren, Taj Yasin Dorong Santri Selami Berbagai Bidang Usaha

  15 April 2022  |   10:00:00  |   dibaca : 510 
Kategori :
Bagikan :


Kembangkan Ekotren, Taj Yasin Dorong Santri Selami Berbagai Bidang Usaha

15 April 2022 | 10:00:00 | dibaca : 510
Kategori :
Bagikan :

Foto : Handy (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Handy (Humas Jateng)

SEMARANG - Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen terus mendorong para santri tidak hanya bergelut dengan ilmu agama, namun juga harus menyelami berbagai bidang, termasuk ekonomi. Baik dengan mengembangkan usaha minimarket berbasis ponpes, pertanian modern, air isi ulang, maupun wisata halal. 

"Para santri harus mewarnai dalam bidang apapun, termasuk bidang ekonomi. Sejak di DPRD, saya juga sudah bergabung di Hipsi atau Himpunan Pengusaha Santri Indonesia dari berbagai provinsi. (Kami) membahas usaha-usaha santri, kemudian saya implementasikan di Jawa Tengah. Salah satunya program Ekonomi Pesantren atau Ekotren," kata Taj Yasin. 

Ia mengatakan, para santri tidak semuanya akan menjadi kiai atau pendakwah ketika sudah keluar dari pesantren. Sehingga saat berada di pesantren, santri harus mendapatkan keahlian berwirausaha untuk bekal saat sudah tidak menjadi santri. Karenanya, program Ekotren harus lebih digiatkan lagi dengan menggandeng berbagai pihak. 

Dalam Podcast bersama Bambang Sadono dengan tema "Bisnis Syariah dan Produk Halal" itu, Taj Yasin menjelaskan program Ekotren tidak bisa berjalan hanya dengan mengandalkan APBD. Sehingga pihaknya merangkul para pengusaha yang ingin turut membantu meningkatkan kemampuan serta keahlian santri di bidang wirausaha. 

Para pengusaha memfasilitasi dan mendampingi santri dalam membuka dan mengelola toko yang menyediakan berbagai kebutuhan masyarakat. Mereka juga sekaligus mewadahi produk-produk pesantren. Selain itu juga pendampingan dari Dinas Koperasi dan UMKM terkait pelatihan manajemen, mengurus sertifikat halal, dan sebagainya, juga diperlukan. 

"Pengusaha mendampingi santri merubah warung kelontong yang sebelumnya serba manual, kemudian ada komputerisasi dan menjadi toko modern dengan manajemen seperti minimarket," katanya. 

Untuk memajukan Ekotren, Pemprov tidak hanya melibatkan Dinas Koperasi dan UMKM, tetapi juga bersinergi dengan Ponpes di Imogiri Jawa Timur yang telah berhasil mengembangkan minimarket berbasis ponpes di berbagai daerah, termasuk di rest area jalan tol. Beberapa santri asal Jawa Tengah sudah diberangkatkan ke ponpes tersebut guna belajar lebih dalam tentang manajemen, pemasaran, dan sebagainya. 

"Para santri kita sekolahkan ke Imogiri. Mereka diberi wawasan tentang manajemen toko. Pendampingan-pendampingan seperti ini kita berikan kepada santri di pesantren dan para alumni. Saat ini sudah banyak muncul usaha-usaha (mereka) antara lain air mineral isi ulang di Tegal, ada toko modern di Jepara, Warung Arab di Pati, dan banyak lagi," bebernya. 

Selain bidang usaha toko modern, tidak sedikit pesantren di Jawa Tengah yang mengembangkan ekotren berbasis perkebunan atau pertanian modern. Bahkan, beberapa santri di Salatiga dan Semarang telah melakukannya. 

"Santri-santri juga bisa diajak berkebun secara modern. Di Kabupaten Semarang ada santri mengelola kebun yang disebut kebun edukasi. Mereka menawarkan wisata petik buah, cara mengolah hasil kebun, dan sebagainya. Saya senang ini bisa menginspirasi kita semua," terangnya.


Bagikan :

SEMARANG - Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen terus mendorong para santri tidak hanya bergelut dengan ilmu agama, namun juga harus menyelami berbagai bidang, termasuk ekonomi. Baik dengan mengembangkan usaha minimarket berbasis ponpes, pertanian modern, air isi ulang, maupun wisata halal. 

"Para santri harus mewarnai dalam bidang apapun, termasuk bidang ekonomi. Sejak di DPRD, saya juga sudah bergabung di Hipsi atau Himpunan Pengusaha Santri Indonesia dari berbagai provinsi. (Kami) membahas usaha-usaha santri, kemudian saya implementasikan di Jawa Tengah. Salah satunya program Ekonomi Pesantren atau Ekotren," kata Taj Yasin. 

Ia mengatakan, para santri tidak semuanya akan menjadi kiai atau pendakwah ketika sudah keluar dari pesantren. Sehingga saat berada di pesantren, santri harus mendapatkan keahlian berwirausaha untuk bekal saat sudah tidak menjadi santri. Karenanya, program Ekotren harus lebih digiatkan lagi dengan menggandeng berbagai pihak. 

Dalam Podcast bersama Bambang Sadono dengan tema "Bisnis Syariah dan Produk Halal" itu, Taj Yasin menjelaskan program Ekotren tidak bisa berjalan hanya dengan mengandalkan APBD. Sehingga pihaknya merangkul para pengusaha yang ingin turut membantu meningkatkan kemampuan serta keahlian santri di bidang wirausaha. 

Para pengusaha memfasilitasi dan mendampingi santri dalam membuka dan mengelola toko yang menyediakan berbagai kebutuhan masyarakat. Mereka juga sekaligus mewadahi produk-produk pesantren. Selain itu juga pendampingan dari Dinas Koperasi dan UMKM terkait pelatihan manajemen, mengurus sertifikat halal, dan sebagainya, juga diperlukan. 

"Pengusaha mendampingi santri merubah warung kelontong yang sebelumnya serba manual, kemudian ada komputerisasi dan menjadi toko modern dengan manajemen seperti minimarket," katanya. 

Untuk memajukan Ekotren, Pemprov tidak hanya melibatkan Dinas Koperasi dan UMKM, tetapi juga bersinergi dengan Ponpes di Imogiri Jawa Timur yang telah berhasil mengembangkan minimarket berbasis ponpes di berbagai daerah, termasuk di rest area jalan tol. Beberapa santri asal Jawa Tengah sudah diberangkatkan ke ponpes tersebut guna belajar lebih dalam tentang manajemen, pemasaran, dan sebagainya. 

"Para santri kita sekolahkan ke Imogiri. Mereka diberi wawasan tentang manajemen toko. Pendampingan-pendampingan seperti ini kita berikan kepada santri di pesantren dan para alumni. Saat ini sudah banyak muncul usaha-usaha (mereka) antara lain air mineral isi ulang di Tegal, ada toko modern di Jepara, Warung Arab di Pati, dan banyak lagi," bebernya. 

Selain bidang usaha toko modern, tidak sedikit pesantren di Jawa Tengah yang mengembangkan ekotren berbasis perkebunan atau pertanian modern. Bahkan, beberapa santri di Salatiga dan Semarang telah melakukannya. 

"Santri-santri juga bisa diajak berkebun secara modern. Di Kabupaten Semarang ada santri mengelola kebun yang disebut kebun edukasi. Mereka menawarkan wisata petik buah, cara mengolah hasil kebun, dan sebagainya. Saya senang ini bisa menginspirasi kita semua," terangnya.


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu