Follow Us :              

Murah, Nyaman dan Tidak Ngetem Lama, BRT Trans Jateng Jadi Transpotasi Favorit Warga

  18 April 2022  |   10:00:00  |   dibaca : 1571 
Kategori :
Bagikan :


Murah, Nyaman dan Tidak Ngetem Lama, BRT Trans Jateng Jadi Transpotasi Favorit Warga

18 April 2022 | 10:00:00 | dibaca : 1571
Kategori :
Bagikan :

Foto : istimewa (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : istimewa (Humas Jateng)

KENDAL – Survei yang dilakukan Dinas Perhubungan Provinsi Jawa Tengah terhadap kehadiran BRT Trans Jateng, ternyata mampu menghemat rata-rata Rp100.300 perorang per bulannya. Hasil servei ini diperkuat pengakuan sejumlah penumpang BRT Trans Jateng yang berbagi pengalaman mereka sebagai pelanggan setia transpotasi ini. 

Budi Winarti, seorang pedagang di pasar relokasi Terminal Bahurekso Kendal menuturkan bahwa akses BRT Trans Jateng mudah bagi masyarakat. Selain itu, ongkosnya relatif terjangkau bagi pedagang pasar yang berpendapatan pas-pasan. 

“Iya, aksesnya mudah karena langsung masuk Terminal Bahurekso. Selain itu, ongkosnya lebih murah,” katanya, Senin (18/4/2022) 

Ia menceritakan, mulanya ia berdagang di Pasar Weleri sebelum akhirnya direlokasi di Terminal Bahureko akibat musibah kebakaran, beberapa waktu lalu. Biasanya, ia harus mengeluarkan Rp 7 ribu untuk ongkos transportasi pulang, kali ini hanya perlu Rp 4 ribu. 

“Saya asli Kaliwungu. Kalau berangkat naik mobil pikap, dan pulangnya naik bus biasa dengan ongkos Rp7 ribu. Kalau sekarang pulangnya naik BRT Rp4 ribu, jadi lebih murah Rp3 ribu,” lanjutnya. 

Menurutnya, dengan tarif murah tersebut ia mampu menghemat uang sekitar Rp90 ribu per bulan. Penghematan ini menurutnya sangat membantu untuk pengembangkan usaha. 

“Kalau dikumpulkan kita tabung (bisa) buat tambah modal. Saya jualan sayur dan bumbu,” ungkapnya. 

Sustiwi, penumpang lainnya, juga mengaku bahwa ongkos BRT Trans Jateng lebih murah. Biasanya dalam satu minggu, ia bisa memanfaatkan BRT Trans Jateng tiga kali untuk menjemput anaknya di sekolah. 

“Iya, saya memilih naik BRT untuk menjemput anak sekolah. Anak saya sekolah di Weleri dan saya asli Brangsong. Kalau naik bus biasa tarifnya Rp 8 ribu, tapi kakalu BRT hanya Rp 4 ribu sekali berangkat,” ungkapnya. 

Selain murah, menurutnya, BRT Trans Jateng memiliki fasilitas yang nyaman dan aman. Waktu tempuh juga cepat dan tepat waktu.  

“Pulang-pergi naik BRT karena cepat dan hemat. Kalau bus biasa ngetem lama, kalau BRT lebih nyaman dan posisi laki-laki dengan perempuan dipisah, ada AC, karena anak sudah panas di sekolah, BRT lebih nyaman, lebih irit,” bebernya. 

Sementara, Kepala Kepala Balai Transportasi Jawa Tengah, Joko Setyawan yang mengisahkan BRT Trans Jateng pertamakali diluncurkan pada 2017 lalu, saat ini sudah memiliki 6 koridor dengan total 98 armada. Yakni rute Semarang-Bawen, Purwokerto-Purbalingga, Semarang-Kendal, Purworejo-Magelang, Solo-Sragen, dan Semarang-Grobogan. 

“BRT Trans Jateng sebenarnya sudah mulai beroperasi sejak 2017 sebagai bagian dari program Pemprov Jateng yang digagas Bapak Gubernur Ganjar Pranowo. Sejak tahun 2017 kita sudah memiliki 6 koridor dan tahun depan ditambah satu menjadi 7 koridor. Ini sesuai RPJMD yang sudah dicanangkan sampai 2023, dengan membuka pelayanan sebanyak 7 koridor,” ujarnya. 

Selama ini, pihaknya telah melakukan survei secara poriodik terkait dengan ketermanfaatan kehadiran BRT Trasn Jateng. 

“Selain itu kita sudah sering melakukan survei secara periodik, terakhir tahun 2021 dengan 1412 responden. Dari sana kita mendapatkan ada sekitar 46 persen orang yang tadinya menggunakan kendaraan pribadi beralih ke trasnsportasi umum. Ini menjadi jawaban merubah cara pandang masyarakat. Untuk tarif pelajar Rp2 ribu dan umum Rp4 ribu," paparnya.


Bagikan :

KENDAL – Survei yang dilakukan Dinas Perhubungan Provinsi Jawa Tengah terhadap kehadiran BRT Trans Jateng, ternyata mampu menghemat rata-rata Rp100.300 perorang per bulannya. Hasil servei ini diperkuat pengakuan sejumlah penumpang BRT Trans Jateng yang berbagi pengalaman mereka sebagai pelanggan setia transpotasi ini. 

Budi Winarti, seorang pedagang di pasar relokasi Terminal Bahurekso Kendal menuturkan bahwa akses BRT Trans Jateng mudah bagi masyarakat. Selain itu, ongkosnya relatif terjangkau bagi pedagang pasar yang berpendapatan pas-pasan. 

“Iya, aksesnya mudah karena langsung masuk Terminal Bahurekso. Selain itu, ongkosnya lebih murah,” katanya, Senin (18/4/2022) 

Ia menceritakan, mulanya ia berdagang di Pasar Weleri sebelum akhirnya direlokasi di Terminal Bahureko akibat musibah kebakaran, beberapa waktu lalu. Biasanya, ia harus mengeluarkan Rp 7 ribu untuk ongkos transportasi pulang, kali ini hanya perlu Rp 4 ribu. 

“Saya asli Kaliwungu. Kalau berangkat naik mobil pikap, dan pulangnya naik bus biasa dengan ongkos Rp7 ribu. Kalau sekarang pulangnya naik BRT Rp4 ribu, jadi lebih murah Rp3 ribu,” lanjutnya. 

Menurutnya, dengan tarif murah tersebut ia mampu menghemat uang sekitar Rp90 ribu per bulan. Penghematan ini menurutnya sangat membantu untuk pengembangkan usaha. 

“Kalau dikumpulkan kita tabung (bisa) buat tambah modal. Saya jualan sayur dan bumbu,” ungkapnya. 

Sustiwi, penumpang lainnya, juga mengaku bahwa ongkos BRT Trans Jateng lebih murah. Biasanya dalam satu minggu, ia bisa memanfaatkan BRT Trans Jateng tiga kali untuk menjemput anaknya di sekolah. 

“Iya, saya memilih naik BRT untuk menjemput anak sekolah. Anak saya sekolah di Weleri dan saya asli Brangsong. Kalau naik bus biasa tarifnya Rp 8 ribu, tapi kakalu BRT hanya Rp 4 ribu sekali berangkat,” ungkapnya. 

Selain murah, menurutnya, BRT Trans Jateng memiliki fasilitas yang nyaman dan aman. Waktu tempuh juga cepat dan tepat waktu.  

“Pulang-pergi naik BRT karena cepat dan hemat. Kalau bus biasa ngetem lama, kalau BRT lebih nyaman dan posisi laki-laki dengan perempuan dipisah, ada AC, karena anak sudah panas di sekolah, BRT lebih nyaman, lebih irit,” bebernya. 

Sementara, Kepala Kepala Balai Transportasi Jawa Tengah, Joko Setyawan yang mengisahkan BRT Trans Jateng pertamakali diluncurkan pada 2017 lalu, saat ini sudah memiliki 6 koridor dengan total 98 armada. Yakni rute Semarang-Bawen, Purwokerto-Purbalingga, Semarang-Kendal, Purworejo-Magelang, Solo-Sragen, dan Semarang-Grobogan. 

“BRT Trans Jateng sebenarnya sudah mulai beroperasi sejak 2017 sebagai bagian dari program Pemprov Jateng yang digagas Bapak Gubernur Ganjar Pranowo. Sejak tahun 2017 kita sudah memiliki 6 koridor dan tahun depan ditambah satu menjadi 7 koridor. Ini sesuai RPJMD yang sudah dicanangkan sampai 2023, dengan membuka pelayanan sebanyak 7 koridor,” ujarnya. 

Selama ini, pihaknya telah melakukan survei secara poriodik terkait dengan ketermanfaatan kehadiran BRT Trasn Jateng. 

“Selain itu kita sudah sering melakukan survei secara periodik, terakhir tahun 2021 dengan 1412 responden. Dari sana kita mendapatkan ada sekitar 46 persen orang yang tadinya menggunakan kendaraan pribadi beralih ke trasnsportasi umum. Ini menjadi jawaban merubah cara pandang masyarakat. Untuk tarif pelajar Rp2 ribu dan umum Rp4 ribu," paparnya.


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu