Follow Us :              

Gubernur Jateng Siapkan Tim Tangani PMK & Ajak Belajar Managerial Peternak

  12 May 2022  |   10:00:00  |   dibaca : 751 
Kategori :
Bagikan :


Gubernur Jateng Siapkan Tim Tangani PMK & Ajak Belajar Managerial Peternak

12 May 2022 | 10:00:00 | dibaca : 751
Kategori :
Bagikan :

Foto : Vivi (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Vivi (Humas Jateng)

JEPARA - Peningkatan manajemen bisnis kelompok tani ternak sapi menjadi perhatian Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo. Tujuannya agar peternak sapi, khususnya anggota kelompok tani ternak mendapatkan manfaat lebih dan menjadi standarisasi pemberian bantuan dari Pemerintah Provinsi Jateng.

"Kita harapkan ada kelompok tani yang belajar manajerial. Jadi tidak hanya menggemukkan sapi tapi juga mengembangkan bisnis sapi, termasuk turunannya. Ya pakannya, ya kotorannya. Nanti ahli-ahli bisa menjadi narasumber untuk jadi pelatih. Itu bisa kita sharing di beberapa tempat," katanya saat meninjau kandang sapi milik Kelompok Tani-Ternak Guyub Rukun di Desa Sumanding, Kecamatan Kembang, Kabupaten Jepara, Kamis (12/5/2022). 

Ganjar mengungkapkan, selama ini bantuan ternak sapi dari pemerintah kepada petani atau peternak tidak semuanya berjalan baik. Salah satunya akibat kemampuan mengelola bisnis yang kurang. Ganjar menilai, Kelompok Tani-Ternak Guyub Rukun menjadi salah satu contoh yang memiliki pengelolaan bagus. 

"Harapan kita satu, kalau kita berikan bantuan ternak sapi seperti ini, bermanfaat. Karena Guyub Rukun bisa mengelola dengan baik, jadi bisa tambah, bukan hilang. (Bahkan) sudah bisa memanfaatkan kotorannya (ternak) menjadi biogas, walau saat ini lagi rusak katanya, ya diperbaiki agar bisa jalan lagi," jelasnya. 

Ganjar berharap Kemampuan manajerial Kelompok Tani-Ternak Guyub Rukun bisa ditingkatkan lagi sehingga nantinya bisa direplikasi di tempat lain. Uniknya, ia bahkan bisa menemukam talenta-talenta khusus seiring meningkatnya kemampuan manajerial kelompok ini. Misalnya talenta khusus seperti yang dimiliki oleh Mukmin. Warga Sumanding itu dikenal dapat meramal atau menerka jenis kelamin bayi sapi dalam kandungan.  

"Tadi memunculkan talenta khusus, umpama sudah ada yang bisa cara memberi makan, cara mengelola, bahkan menerka bayi sapinya nanti jantan atau betina ternyata sudah diketahui. Ternyata ia punya ilmu titen dengan cara melihat puting susu induknya," katanya. 

Di sisi lain, terkait penyakit mulut dan kuku (PMK) pada hewan,  meskipun empat daerah di Jawa Tengah  telah terdeteksi penyakit tersebut, Gubernur mengimbau agar para peternak tidak panik. 

"Di beberapa tempat sudah ada seperti Boyolali, Rembang, Banjarnegara, dan Wonosobo sudah kita deteksi (keberadaannya). Tapi sudah bisa dipastikan oleh Dinas Peternakan, termasuk dokter hewan bahwa ini bisa diobati, jadi tidak usah panik," ujarnya. Bahkan dari pengecekan intensif, surveilans di lapangan melaporkan, di Jateng hewan ternak yang terdeteksi PMK juga tidak banyak. 

Pemerintah sudah menyiapkan langkah untuk menempatkan hewan yang terinfeksi ke tempat karantina. Selain itu akses masuk hewan ternak dari daerah lain juga akan diperketat. "Jadi ini karantina hewan sehingga kita bisa kasih treatment. Kawan-kawan sekarang saya minta lagi ke lapangan. Semua siapkan antisipasi kecuali nanti jadi pandemi besar tindakan kita akan lebih lagi," jelasnya. 

Langkah antisipasi lainnya adalah menyiapkan tim khusus untuk menangani penyakit ini. Terutama jika berkembang menjadj pamdemi. "Kita sudah siapkan tim, Kepala Dinas Peternakan sudah menyiapkan draft-nya, mungkin hari ini atau besok, atau awal pekan depan tim sudah siap untuk menyerbu. Kita belajar dari pandeminya manusia," katanya. 

Setelah berkunjung ke Desa Sumanding, Ganjar beranjak rumah Bonawi dan Munawir di Desa Troso, Kecamatan Pecangaan. Mereka adalah dua orang yang akan menerima program bantuan renovasi Rumah Tidak Layak Huni (RTLH).
Selama ini keduanya, karena alasan ekonomi, terpaksa tinggal bersama keluarga di rumah yang kondisinya jauh dari layak huni. 

"Perusahaan lewat CSR diharapkan bisa membantu, nanti ditambah dari Pemprov dan Baznas, maka akan lebih cepat tuntas," jelasnya.


Bagikan :

JEPARA - Peningkatan manajemen bisnis kelompok tani ternak sapi menjadi perhatian Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo. Tujuannya agar peternak sapi, khususnya anggota kelompok tani ternak mendapatkan manfaat lebih dan menjadi standarisasi pemberian bantuan dari Pemerintah Provinsi Jateng.

"Kita harapkan ada kelompok tani yang belajar manajerial. Jadi tidak hanya menggemukkan sapi tapi juga mengembangkan bisnis sapi, termasuk turunannya. Ya pakannya, ya kotorannya. Nanti ahli-ahli bisa menjadi narasumber untuk jadi pelatih. Itu bisa kita sharing di beberapa tempat," katanya saat meninjau kandang sapi milik Kelompok Tani-Ternak Guyub Rukun di Desa Sumanding, Kecamatan Kembang, Kabupaten Jepara, Kamis (12/5/2022). 

Ganjar mengungkapkan, selama ini bantuan ternak sapi dari pemerintah kepada petani atau peternak tidak semuanya berjalan baik. Salah satunya akibat kemampuan mengelola bisnis yang kurang. Ganjar menilai, Kelompok Tani-Ternak Guyub Rukun menjadi salah satu contoh yang memiliki pengelolaan bagus. 

"Harapan kita satu, kalau kita berikan bantuan ternak sapi seperti ini, bermanfaat. Karena Guyub Rukun bisa mengelola dengan baik, jadi bisa tambah, bukan hilang. (Bahkan) sudah bisa memanfaatkan kotorannya (ternak) menjadi biogas, walau saat ini lagi rusak katanya, ya diperbaiki agar bisa jalan lagi," jelasnya. 

Ganjar berharap Kemampuan manajerial Kelompok Tani-Ternak Guyub Rukun bisa ditingkatkan lagi sehingga nantinya bisa direplikasi di tempat lain. Uniknya, ia bahkan bisa menemukam talenta-talenta khusus seiring meningkatnya kemampuan manajerial kelompok ini. Misalnya talenta khusus seperti yang dimiliki oleh Mukmin. Warga Sumanding itu dikenal dapat meramal atau menerka jenis kelamin bayi sapi dalam kandungan.  

"Tadi memunculkan talenta khusus, umpama sudah ada yang bisa cara memberi makan, cara mengelola, bahkan menerka bayi sapinya nanti jantan atau betina ternyata sudah diketahui. Ternyata ia punya ilmu titen dengan cara melihat puting susu induknya," katanya. 

Di sisi lain, terkait penyakit mulut dan kuku (PMK) pada hewan,  meskipun empat daerah di Jawa Tengah  telah terdeteksi penyakit tersebut, Gubernur mengimbau agar para peternak tidak panik. 

"Di beberapa tempat sudah ada seperti Boyolali, Rembang, Banjarnegara, dan Wonosobo sudah kita deteksi (keberadaannya). Tapi sudah bisa dipastikan oleh Dinas Peternakan, termasuk dokter hewan bahwa ini bisa diobati, jadi tidak usah panik," ujarnya. Bahkan dari pengecekan intensif, surveilans di lapangan melaporkan, di Jateng hewan ternak yang terdeteksi PMK juga tidak banyak. 

Pemerintah sudah menyiapkan langkah untuk menempatkan hewan yang terinfeksi ke tempat karantina. Selain itu akses masuk hewan ternak dari daerah lain juga akan diperketat. "Jadi ini karantina hewan sehingga kita bisa kasih treatment. Kawan-kawan sekarang saya minta lagi ke lapangan. Semua siapkan antisipasi kecuali nanti jadi pandemi besar tindakan kita akan lebih lagi," jelasnya. 

Langkah antisipasi lainnya adalah menyiapkan tim khusus untuk menangani penyakit ini. Terutama jika berkembang menjadj pamdemi. "Kita sudah siapkan tim, Kepala Dinas Peternakan sudah menyiapkan draft-nya, mungkin hari ini atau besok, atau awal pekan depan tim sudah siap untuk menyerbu. Kita belajar dari pandeminya manusia," katanya. 

Setelah berkunjung ke Desa Sumanding, Ganjar beranjak rumah Bonawi dan Munawir di Desa Troso, Kecamatan Pecangaan. Mereka adalah dua orang yang akan menerima program bantuan renovasi Rumah Tidak Layak Huni (RTLH).
Selama ini keduanya, karena alasan ekonomi, terpaksa tinggal bersama keluarga di rumah yang kondisinya jauh dari layak huni. 

"Perusahaan lewat CSR diharapkan bisa membantu, nanti ditambah dari Pemprov dan Baznas, maka akan lebih cepat tuntas," jelasnya.


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu