Follow Us :              

Diberi Gubernur Hak Kelola Lahan Greenbelt, Warga Terdampak Bendungan Bener Untung Dobel

  11 June 2022  |   14:00:00  |   dibaca : 1206 
Kategori :
Bagikan :


Diberi Gubernur Hak Kelola Lahan Greenbelt, Warga Terdampak Bendungan Bener Untung Dobel

11 June 2022 | 14:00:00 | dibaca : 1206
Kategori :
Bagikan :

Foto : Slam (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Slam (Humas Jateng)

WONOSOBO - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menyerahkan secara langsung SK Koperasi Tirto Mulyo Bogowonto pada warga terdampak pembangunan Bendungan Bener, Sabtu (11/06). Koperasi ini menjadi wadah bagi mereka dalam mengelola lahan greenbelt (kawasan penghijauan) seluas 1.010 hektar milik pemerintah. 

"Saya mengucapkan terimakasih, karena pola ini bisa menjadi contoh di daerah lain, sehingga ada cerita baiknya dari proses ini," kata Ganjar usai penyerahan SK Koperasi Tirto Mulyo Bogowonto di Desa Burat Kecamatan Kepil, Kabupaten Wonosobo. 

Ganjar menerangkan, bagi daerah lain yang ingin mengelola aset pemerintah, mereka tidak harus berbentuk koperasi. Keterlibatan masyarakat bisa dengan bentuk apapun yang penting mereka masih bisa memanfaatkannya dengan baik. "Apapun namanya yang penting bisa memanfaatkan. Kami siap memberikan pendampingan, pelatihan dan lainnya," ucapnya. 

Ganjar berharap, Koperasi Tirto Mulyo Bogowonto bisa dikelola secara profesional dan melibatkan banyak pihak. "Kerjasama dengan BBWS harus detil. Ini bukan cerita iba, tapi profesional. Mereka mengelola kawasan greenbelt  ini, design pengelolaannya profesional, melibatkan perguruan tinggi untuk jadi (seperti) yang diinginkan. Apakah misalnya menjadi destinasi wisata dengan beragam produk turunannya, kami siap bantu," pungkasnya. 

Komitmen Ganjar ini menjadi makin membuat masyarakat gembira, "Alhamdulillah seneng banget. Selain dapat uang ganti rugi, kami juga masih dilibatkan untuk mengelola lahan ini. Jadi kami tetap bisa mendapatkan manfaat," aku Khomsatun, salah satu dari ratusan anggota koperasi. Sebelumnya, Khomsatun telah menerima Rp480 juta uang pengganti tanah 4000 meter2 miliknya. 

Ketua Koperasi Tirto Mulyo Bogowonto, Komarudin mengisahkan, awalnya koperasi ini adalah paguyuban yang menampung aspirasi masyarakat terdampak Bendungan Bener. Setelah proses pembebasan lahan selesai, koperasi ini menjalin kerjasama dengan BBWS Serayu Opak dalam pemanfaatan lahan greenbelt. 

"Kami membentuk koperasi ini sebagai wadah, agar ada keterlibatan masyarakat dalam pengelolaan kawasan ini. Ini juga sebagai syarat dulu saat pembebasan lahan," jelasnya. 

Wilayah greenbelt ini, lanjut Komarudin, akan dilakukan penghijauan dengan penanaman sejumlah tanaman buah. "Jadi nanti bisa kami kelola. Kalau dikelola pihak ketiga, nanti masyarakat tidak merasakan manfaatnya. Makanya kami bentuk koperasi ini."


Bagikan :

WONOSOBO - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menyerahkan secara langsung SK Koperasi Tirto Mulyo Bogowonto pada warga terdampak pembangunan Bendungan Bener, Sabtu (11/06). Koperasi ini menjadi wadah bagi mereka dalam mengelola lahan greenbelt (kawasan penghijauan) seluas 1.010 hektar milik pemerintah. 

"Saya mengucapkan terimakasih, karena pola ini bisa menjadi contoh di daerah lain, sehingga ada cerita baiknya dari proses ini," kata Ganjar usai penyerahan SK Koperasi Tirto Mulyo Bogowonto di Desa Burat Kecamatan Kepil, Kabupaten Wonosobo. 

Ganjar menerangkan, bagi daerah lain yang ingin mengelola aset pemerintah, mereka tidak harus berbentuk koperasi. Keterlibatan masyarakat bisa dengan bentuk apapun yang penting mereka masih bisa memanfaatkannya dengan baik. "Apapun namanya yang penting bisa memanfaatkan. Kami siap memberikan pendampingan, pelatihan dan lainnya," ucapnya. 

Ganjar berharap, Koperasi Tirto Mulyo Bogowonto bisa dikelola secara profesional dan melibatkan banyak pihak. "Kerjasama dengan BBWS harus detil. Ini bukan cerita iba, tapi profesional. Mereka mengelola kawasan greenbelt  ini, design pengelolaannya profesional, melibatkan perguruan tinggi untuk jadi (seperti) yang diinginkan. Apakah misalnya menjadi destinasi wisata dengan beragam produk turunannya, kami siap bantu," pungkasnya. 

Komitmen Ganjar ini menjadi makin membuat masyarakat gembira, "Alhamdulillah seneng banget. Selain dapat uang ganti rugi, kami juga masih dilibatkan untuk mengelola lahan ini. Jadi kami tetap bisa mendapatkan manfaat," aku Khomsatun, salah satu dari ratusan anggota koperasi. Sebelumnya, Khomsatun telah menerima Rp480 juta uang pengganti tanah 4000 meter2 miliknya. 

Ketua Koperasi Tirto Mulyo Bogowonto, Komarudin mengisahkan, awalnya koperasi ini adalah paguyuban yang menampung aspirasi masyarakat terdampak Bendungan Bener. Setelah proses pembebasan lahan selesai, koperasi ini menjalin kerjasama dengan BBWS Serayu Opak dalam pemanfaatan lahan greenbelt. 

"Kami membentuk koperasi ini sebagai wadah, agar ada keterlibatan masyarakat dalam pengelolaan kawasan ini. Ini juga sebagai syarat dulu saat pembebasan lahan," jelasnya. 

Wilayah greenbelt ini, lanjut Komarudin, akan dilakukan penghijauan dengan penanaman sejumlah tanaman buah. "Jadi nanti bisa kami kelola. Kalau dikelola pihak ketiga, nanti masyarakat tidak merasakan manfaatnya. Makanya kami bentuk koperasi ini."


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu