Follow Us :              

Taj Yasin Ajak Santri Gencarkan Kampanye Anti Narkoba

  19 June 2022  |   08:00:00  |   dibaca : 1800 
Kategori :
Bagikan :


Taj Yasin Ajak Santri Gencarkan Kampanye Anti Narkoba

19 June 2022 | 08:00:00 | dibaca : 1800
Kategori :
Bagikan :

Foto : Handy (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Handy (Humas Jateng)

DEMAK - Penyalahgunaan narkotika, psikotropika, dan obat-obatan terlarang (narkoba) menuntut  keterlibatan semua pihak. Semua harus andil dalam upaya pencegahan dan pemberantasannya, termasuk kalangan santri. 

Hal itu diungkapkan Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen saat memberikan Pengajian Haflah Akhirussanah dan Khotmil Qur'an ke-14 Ponpes Al Furqon Demak, Minggu (19/6/2022). Hadir pula dalam acara tersebut, istri Wagub, Nawal Arafah Yasin, pengasuh ponpes, serta Forkopimda setempat. 

"Pendidikan agama tidak hanya tentang agama, melainkan juga terkait akhlak. Maka saya meminta putra-putri yang sekolah di MTs atau SMA/SMK  yang berbasis ponpes, diharapkan tidak hanya dapat ilmu tetapi juga mempraktikan. Terutama dengan bersama-sama kampanye anti narkoba," ujar Taj Yasin. 

Wakil gubernur menjelaskan, dari sisi hukum negara sudah melarang penyalahgunaan narkoba. Demikian pula ditinjau dari hukum agama, karena semua jenis narkoba sangat berbahaya. Bahkan dalam Islam, orang yang salat dalam kondisi mabuk termasuk mabuk akibat narkoba, maka ibadah salat yang dilaksanakan selama 40 hari tidak diterima oleh Allah. 

"Mereka (pengguna narkoba) jangan kita musuhi, tetapi dirangkul dan diajak untuk bersama-sama mengkampanyekan anti narkoba. Para santri bersama-sama menebarkan pendidikan akhlak yang didapat di sekolah atau pesantren, dengan mengajak kawan-kawan kita (pengguna berhenti pakai)," harapnya. 

Menurutnya keterlibatan santri dalam memerangi narkoba sangat penting. Diantaranya melalui sosialisasi berbagai kegiatan dan kebiasaan yang dilakukan di ponpes. Terlebih lingkungan ponpes selama ini relatif aman dari paparan narkoba. 

"Di ponpes itu relatif aman. Nah kebiasaan di pesantren dikaji kenapa masyarakat pesantren hampir tidak ada yang terpapar narkoba. Ternyata karena faktor lingkungannya yang selalu saling mengingatkan dan sebagainya," jelasnya. 

Apabila tradisi-tradisi di lingkungan ponpes diterapkan di lingkungan kehidupan masyarakat, mulai dari tingkat rukun tetangga, desa, kecamatan, dan seterusnya. Lewat cara ini, maka akan terbangun budaya saling mengingatkan di masyarakat tentang bahaya narkoba. 

Taj Yasin menambahkan, pada era kemajuan teknologi informasi dan globalisasi seperti sekarang, pergaulan bebas dan peredaran narkoba makin meluas. Tidak hanya terjadi di perkotaan, tetapi sampai ke pelosok desa. Karenanya, pemerintah bersama TNI, Polri, dan lembaga terkait lainnya akan terus berupaya mencegah dan memberantas penyalahgunaan narkoba. 

Usai memberikan sambutan, pada acara itu Wagub juga menyerahkan bisyarah (hadiah) kepada empat santri yang telah hafal Al-Qur'an 30 juz. Empat hafidzah itu, masing-masing menerima basyirah Rp 1 juta dari Pemprov Jateng.


Bagikan :

DEMAK - Penyalahgunaan narkotika, psikotropika, dan obat-obatan terlarang (narkoba) menuntut  keterlibatan semua pihak. Semua harus andil dalam upaya pencegahan dan pemberantasannya, termasuk kalangan santri. 

Hal itu diungkapkan Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen saat memberikan Pengajian Haflah Akhirussanah dan Khotmil Qur'an ke-14 Ponpes Al Furqon Demak, Minggu (19/6/2022). Hadir pula dalam acara tersebut, istri Wagub, Nawal Arafah Yasin, pengasuh ponpes, serta Forkopimda setempat. 

"Pendidikan agama tidak hanya tentang agama, melainkan juga terkait akhlak. Maka saya meminta putra-putri yang sekolah di MTs atau SMA/SMK  yang berbasis ponpes, diharapkan tidak hanya dapat ilmu tetapi juga mempraktikan. Terutama dengan bersama-sama kampanye anti narkoba," ujar Taj Yasin. 

Wakil gubernur menjelaskan, dari sisi hukum negara sudah melarang penyalahgunaan narkoba. Demikian pula ditinjau dari hukum agama, karena semua jenis narkoba sangat berbahaya. Bahkan dalam Islam, orang yang salat dalam kondisi mabuk termasuk mabuk akibat narkoba, maka ibadah salat yang dilaksanakan selama 40 hari tidak diterima oleh Allah. 

"Mereka (pengguna narkoba) jangan kita musuhi, tetapi dirangkul dan diajak untuk bersama-sama mengkampanyekan anti narkoba. Para santri bersama-sama menebarkan pendidikan akhlak yang didapat di sekolah atau pesantren, dengan mengajak kawan-kawan kita (pengguna berhenti pakai)," harapnya. 

Menurutnya keterlibatan santri dalam memerangi narkoba sangat penting. Diantaranya melalui sosialisasi berbagai kegiatan dan kebiasaan yang dilakukan di ponpes. Terlebih lingkungan ponpes selama ini relatif aman dari paparan narkoba. 

"Di ponpes itu relatif aman. Nah kebiasaan di pesantren dikaji kenapa masyarakat pesantren hampir tidak ada yang terpapar narkoba. Ternyata karena faktor lingkungannya yang selalu saling mengingatkan dan sebagainya," jelasnya. 

Apabila tradisi-tradisi di lingkungan ponpes diterapkan di lingkungan kehidupan masyarakat, mulai dari tingkat rukun tetangga, desa, kecamatan, dan seterusnya. Lewat cara ini, maka akan terbangun budaya saling mengingatkan di masyarakat tentang bahaya narkoba. 

Taj Yasin menambahkan, pada era kemajuan teknologi informasi dan globalisasi seperti sekarang, pergaulan bebas dan peredaran narkoba makin meluas. Tidak hanya terjadi di perkotaan, tetapi sampai ke pelosok desa. Karenanya, pemerintah bersama TNI, Polri, dan lembaga terkait lainnya akan terus berupaya mencegah dan memberantas penyalahgunaan narkoba. 

Usai memberikan sambutan, pada acara itu Wagub juga menyerahkan bisyarah (hadiah) kepada empat santri yang telah hafal Al-Qur'an 30 juz. Empat hafidzah itu, masing-masing menerima basyirah Rp 1 juta dari Pemprov Jateng.


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu