Follow Us :              

Cegah Penyebaran PMK, Sekda: Gencarkan Edukasi Kepada Masyarakat

  23 June 2022  |   09:00:00  |   dibaca : 526 
Kategori :
Bagikan :


Cegah Penyebaran PMK, Sekda: Gencarkan Edukasi Kepada Masyarakat

23 June 2022 | 09:00:00 | dibaca : 526
Kategori :
Bagikan :

Foto : Handy (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Handy (Humas Jateng)

SEMARANG - Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Tengah (Sekda Jateng), Sumarno mendorong semua pihak menggencarkan edukasi kepada masyarakat tentang penyakit mulut dan kuku (PMK) yang menjangkit sapi, kerbau, kambing, dan hewan ternak lainnya. Terutama tentang bagaimana menyikapi, mencegah, dan menangani terhadap hewan yang terpapar PMK. 

"Kasus PMK ini memang butuh edukasi masif kepada masyarakat, termasuk bagaimana menyikapi dan merespon kondisi PMK. Karena di masyarakat informasinya simpang siur, sehingga kita harus bersama-sama mengedukasi masyarakat," ujar Sekda saat memberi sambutan acara "Rembug dan Edukasi PMK Menuju Idul Adha Aman" di Gunungpati Semarang, Kamis (23/06/2022). 

Sekda mengatakan, hewan ternak yang terjangkit PMK bisa diobati. Terkait tingkat kematian akibat PMK, persentasi tidak terlalu tinggi. Meskipun demikian, kerapkali informasi yang beredar dan viral tentang PMK menyebabkan masyarakat khawatir. Seperti kasus ditemukannya puluhan bangkai hewan ternak di Sungai Susukan, Kabupaten Semarang yang mengejutkan semua pihak. 

Agar tidak terjadi kekhawatiran di masyarakat, Sekda berharap menjelang perayaan Idul Adha seperti sekarang, edukasi kepada masyarakat harus lebih digencarkan. Terutama menyangkut kondisi hewan ternak yang layak dan memenuhi syarat menjadi hewan kurban. 

Para ahli dapat menyampaikan bahwa hewan yang terkena PMK tidak berbahaya dikonsumsi asalkan melalui proses pengolahan yang ditetapkan. Sikap MUI yang langsung membuat fatwa terkait PMK, bisa menjadi contoh. 

"MUI juga sudah mengeluarkan fatwa untuk menyikapi PMK hubungannya dengan Idul Adha. Kondisi-kondisi seperti apa hewan dapat dijadikan hewan kurban. Meskipun ada indikasi, tingkatannya yang seperti apa (sudah dijelaskan)," katanya. 

Pada acara tersebut Sekda juga mengungkapkan tentang bantuan vaksin PMK dari Kementerian Pertanian. Pada alokasi pertama, Jateng telah mendapat vaksin PMK sebanyak 1.500 dosis dan telah didistribusikan ke 8 daerah, diantaranya ke Kabupaten Boyolali, Sukoharjo, dan sebagainya. Vaksinasi PMK ini, merupakan tahap pertama, dan Pemprov telah meminta kiriman vaksin tambahan. 

Sebagai informasi, sore hari ini, Kepala Dinas Peternakan  dan Kesehatan Hewan (Disnakkeswan) Jateng, Agus Wariyanto, mengabarkan, kiriman vaksin tahap  kedua yang diminta ke pemerintah pusat, juga telah datang. Vaksin PMK sejumlah 75.500 dosis itu kini telah disimpan di cold storage Disnakkeswan untuk kembali didistribusikan.

Pada para peternak, Sekda menyakinkan bahwa pihaknya akan berusaha sebaik-baiknya untuk mengatasi wabah PMK ini. Sekda meminta para peternak tetap optimis memberdayakan diri untuk mengisi kebutuhan pasar yang masih sangat tinggi. Tidak sedikit daerah di Jateng mempunyai potensi sebagai pemasok daging, susu, maupun makanan dan minuman olahan berbahan daging dan susu sapi, namun belum dapat memenuhi permintaan pasar tersebut. 

Ia mencontohkan keberadaan pabrik susu terbesar se-Asia Tenggara yang baru diresmikan di Prambanan Klaten. Diketahui bahwa bahan baku pembuatan susu bayi di pabrik tersebut, 100 persen berasal dari luar Jateng. Hal itu karena susu khusus bayi mempunyai spesifikasi yang belum dimiliki produk susu lokal Jateng. 

"Ini menjadi PR kita bagaimana agar peternak sapi di Jateng bisa menghasilkan susu yang memenuhi syarat untuk susu bayi. Karena produk susu sapi Jateng kalau dikirim lalu diolah di pabrik itu hanya bisa jadi full cream. Sedangkan susu untuk bayi spesifikasinya sangat khusus," terang Sumarno.


Bagikan :

SEMARANG - Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Tengah (Sekda Jateng), Sumarno mendorong semua pihak menggencarkan edukasi kepada masyarakat tentang penyakit mulut dan kuku (PMK) yang menjangkit sapi, kerbau, kambing, dan hewan ternak lainnya. Terutama tentang bagaimana menyikapi, mencegah, dan menangani terhadap hewan yang terpapar PMK. 

"Kasus PMK ini memang butuh edukasi masif kepada masyarakat, termasuk bagaimana menyikapi dan merespon kondisi PMK. Karena di masyarakat informasinya simpang siur, sehingga kita harus bersama-sama mengedukasi masyarakat," ujar Sekda saat memberi sambutan acara "Rembug dan Edukasi PMK Menuju Idul Adha Aman" di Gunungpati Semarang, Kamis (23/06/2022). 

Sekda mengatakan, hewan ternak yang terjangkit PMK bisa diobati. Terkait tingkat kematian akibat PMK, persentasi tidak terlalu tinggi. Meskipun demikian, kerapkali informasi yang beredar dan viral tentang PMK menyebabkan masyarakat khawatir. Seperti kasus ditemukannya puluhan bangkai hewan ternak di Sungai Susukan, Kabupaten Semarang yang mengejutkan semua pihak. 

Agar tidak terjadi kekhawatiran di masyarakat, Sekda berharap menjelang perayaan Idul Adha seperti sekarang, edukasi kepada masyarakat harus lebih digencarkan. Terutama menyangkut kondisi hewan ternak yang layak dan memenuhi syarat menjadi hewan kurban. 

Para ahli dapat menyampaikan bahwa hewan yang terkena PMK tidak berbahaya dikonsumsi asalkan melalui proses pengolahan yang ditetapkan. Sikap MUI yang langsung membuat fatwa terkait PMK, bisa menjadi contoh. 

"MUI juga sudah mengeluarkan fatwa untuk menyikapi PMK hubungannya dengan Idul Adha. Kondisi-kondisi seperti apa hewan dapat dijadikan hewan kurban. Meskipun ada indikasi, tingkatannya yang seperti apa (sudah dijelaskan)," katanya. 

Pada acara tersebut Sekda juga mengungkapkan tentang bantuan vaksin PMK dari Kementerian Pertanian. Pada alokasi pertama, Jateng telah mendapat vaksin PMK sebanyak 1.500 dosis dan telah didistribusikan ke 8 daerah, diantaranya ke Kabupaten Boyolali, Sukoharjo, dan sebagainya. Vaksinasi PMK ini, merupakan tahap pertama, dan Pemprov telah meminta kiriman vaksin tambahan. 

Sebagai informasi, sore hari ini, Kepala Dinas Peternakan  dan Kesehatan Hewan (Disnakkeswan) Jateng, Agus Wariyanto, mengabarkan, kiriman vaksin tahap  kedua yang diminta ke pemerintah pusat, juga telah datang. Vaksin PMK sejumlah 75.500 dosis itu kini telah disimpan di cold storage Disnakkeswan untuk kembali didistribusikan.

Pada para peternak, Sekda menyakinkan bahwa pihaknya akan berusaha sebaik-baiknya untuk mengatasi wabah PMK ini. Sekda meminta para peternak tetap optimis memberdayakan diri untuk mengisi kebutuhan pasar yang masih sangat tinggi. Tidak sedikit daerah di Jateng mempunyai potensi sebagai pemasok daging, susu, maupun makanan dan minuman olahan berbahan daging dan susu sapi, namun belum dapat memenuhi permintaan pasar tersebut. 

Ia mencontohkan keberadaan pabrik susu terbesar se-Asia Tenggara yang baru diresmikan di Prambanan Klaten. Diketahui bahwa bahan baku pembuatan susu bayi di pabrik tersebut, 100 persen berasal dari luar Jateng. Hal itu karena susu khusus bayi mempunyai spesifikasi yang belum dimiliki produk susu lokal Jateng. 

"Ini menjadi PR kita bagaimana agar peternak sapi di Jateng bisa menghasilkan susu yang memenuhi syarat untuk susu bayi. Karena produk susu sapi Jateng kalau dikirim lalu diolah di pabrik itu hanya bisa jadi full cream. Sedangkan susu untuk bayi spesifikasinya sangat khusus," terang Sumarno.


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu