Follow Us :              

Larang Perpeloncoan, Gubernur Jateng: Sudah Tidak Jaman

  11 July 2022  |   14:00:00  |   dibaca : 840 
Kategori :
Bagikan :


Larang Perpeloncoan, Gubernur Jateng: Sudah Tidak Jaman

11 July 2022 | 14:00:00 | dibaca : 840
Kategori :
Bagikan :

Foto : Vivi (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Vivi (Humas Jateng)

SEMARANG - Tahapan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) Jawa Tengah (Jateng) tahun ajaran 2022/2023 usai. Saat ini beberapa sekolah telah memulai Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) atau sebelumnya dikenal Masa Orientasi Siswa (MOS). 

Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo, mengimbau sekolah mengawasi penuh pelaksanaannya. Perpeloncoan tidak boleh lagi terjadi. MPLS harus menjadi pengalaman menyenangkan dalam mengenal lingkungan sekolah bagi para siswa baru. “Kita mau pengenalan ya kenalkan terhadap situasi dan kondisi sekolah,” tegasnya saat ditemui di rumah dinasnya, Senin (11/7). 

Gubernur mengatakan, MPLS seharusnya bisa dimanfaatkan pihak sekolah untuk membangun gambaran yang positif tentang sekolah pada para siswa baru serta mendorong motivasi belajar mereka. “Agar semangat belajarnya konstan terjaga bahkan ada keinginan atau motivasi untuk beprestasi,” katanya. 

Cara-cara pengenalan model perpeloncoan yang penuh kekerasan dan tidak jarang meninggalkan kenangan traumatis, menurut Gubernur, sudah seharusnya tidak boleh lagi dilakukan. “Teriak, kekerasan, sudah tidak jaman. Maka ini harus ditinggalkan,” tegasnya. 

Mulai mempersiapkan siswa menghadapi situasi Pandemi Covid-19 yang masih belum sepenuhnya berlalu, menurut Gubernur, jauh lebih penting. “Siap-siap (metode belajar) lebih kreatif lagi. Mungkin merdeka belajar (daring-luring) juga bisa diterapkan ke anak-anak yang sekolah menengah, sehingga mereka punya pengalaman dan itu jauh lebih penting dibanding kalau kita bicara (MPLS)
model galak-galakan kaya  jaman (sekolah) saya dulu,” tandasnya. 

Sejalan dengan arahan itu, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Kadisdikbud) Jateng, Uswatun Khasanah, telah mengimbau seluruh satuan pendidikan naungan Pemerintah Provinsi Jateng untuk tidak ada kegiatan perpeloncoan. 

Lebih dari itu, Kadisdikbud menjelaskan, MPLS tahun ini telah dilengkapi dengan materi-materi yang penuh nilai-nilai kebangsaan. “Di dalamnya juga terintegrasi muatan antiradikalisme dan intoleransi. Jadi tidak ada dan kita imbau jangan ada yang aneh-aneh,” terangnya. 

Terkait instruksi Gubernur tentang pemenuhan kuota siswa masih berjalan. Kadisdikbud Jateng mengungkapkan, hingga saat ini sudah 99 persen terpenuhi dari total 217 ribuan kuota siswa. “Sisanya hari ini sudah dikeluarkan surat edaran pemenuhan (kuota) sekolah kepada pemangku wilayah,” lanjut Kadisdikbud. 

Pada surat edaran tersebut juga telah disampaikan imbauan agar sisa kuota diprioritaskan bagi siswa dari keluarga tidak mampu, seperti perintah Gubernur. “(Kuota) sekolah yang tidak terpenuhi sedikit sekali sekitar 0,75 dan itu di pinggiran semua. Dalam waktu lima hari ke depan insyaallah nanti semua terpenuhi,” pungkasnya.


Bagikan :

SEMARANG - Tahapan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) Jawa Tengah (Jateng) tahun ajaran 2022/2023 usai. Saat ini beberapa sekolah telah memulai Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) atau sebelumnya dikenal Masa Orientasi Siswa (MOS). 

Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo, mengimbau sekolah mengawasi penuh pelaksanaannya. Perpeloncoan tidak boleh lagi terjadi. MPLS harus menjadi pengalaman menyenangkan dalam mengenal lingkungan sekolah bagi para siswa baru. “Kita mau pengenalan ya kenalkan terhadap situasi dan kondisi sekolah,” tegasnya saat ditemui di rumah dinasnya, Senin (11/7). 

Gubernur mengatakan, MPLS seharusnya bisa dimanfaatkan pihak sekolah untuk membangun gambaran yang positif tentang sekolah pada para siswa baru serta mendorong motivasi belajar mereka. “Agar semangat belajarnya konstan terjaga bahkan ada keinginan atau motivasi untuk beprestasi,” katanya. 

Cara-cara pengenalan model perpeloncoan yang penuh kekerasan dan tidak jarang meninggalkan kenangan traumatis, menurut Gubernur, sudah seharusnya tidak boleh lagi dilakukan. “Teriak, kekerasan, sudah tidak jaman. Maka ini harus ditinggalkan,” tegasnya. 

Mulai mempersiapkan siswa menghadapi situasi Pandemi Covid-19 yang masih belum sepenuhnya berlalu, menurut Gubernur, jauh lebih penting. “Siap-siap (metode belajar) lebih kreatif lagi. Mungkin merdeka belajar (daring-luring) juga bisa diterapkan ke anak-anak yang sekolah menengah, sehingga mereka punya pengalaman dan itu jauh lebih penting dibanding kalau kita bicara (MPLS)
model galak-galakan kaya  jaman (sekolah) saya dulu,” tandasnya. 

Sejalan dengan arahan itu, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Kadisdikbud) Jateng, Uswatun Khasanah, telah mengimbau seluruh satuan pendidikan naungan Pemerintah Provinsi Jateng untuk tidak ada kegiatan perpeloncoan. 

Lebih dari itu, Kadisdikbud menjelaskan, MPLS tahun ini telah dilengkapi dengan materi-materi yang penuh nilai-nilai kebangsaan. “Di dalamnya juga terintegrasi muatan antiradikalisme dan intoleransi. Jadi tidak ada dan kita imbau jangan ada yang aneh-aneh,” terangnya. 

Terkait instruksi Gubernur tentang pemenuhan kuota siswa masih berjalan. Kadisdikbud Jateng mengungkapkan, hingga saat ini sudah 99 persen terpenuhi dari total 217 ribuan kuota siswa. “Sisanya hari ini sudah dikeluarkan surat edaran pemenuhan (kuota) sekolah kepada pemangku wilayah,” lanjut Kadisdikbud. 

Pada surat edaran tersebut juga telah disampaikan imbauan agar sisa kuota diprioritaskan bagi siswa dari keluarga tidak mampu, seperti perintah Gubernur. “(Kuota) sekolah yang tidak terpenuhi sedikit sekali sekitar 0,75 dan itu di pinggiran semua. Dalam waktu lima hari ke depan insyaallah nanti semua terpenuhi,” pungkasnya.


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu