Follow Us :              

Buah Kerja Keras Pengentasan, Kuartal I 2022 Jumlah Orang Miskin di Jateng Turun 102,57 Ribu

  15 July 2022  |   09:00:00  |   dibaca : 927 
Kategori :
Bagikan :


Buah Kerja Keras Pengentasan, Kuartal I 2022 Jumlah Orang Miskin di Jateng Turun 102,57 Ribu

15 July 2022 | 09:00:00 | dibaca : 927
Kategori :
Bagikan :

Foto : istimewa (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : istimewa (Humas Jateng)

SEMARANG - Badan Pusat Statistik (BPS) merilis, Provinsi Jawa Tengah (Jateng) berhasil menurunkan angka kemiskinan sebesar 0,32 persen poin, dari sebelumnya 11,25 persen pada September 2021, menjadi 10,93 persen pada Maret 2022. Ini berarti, penduduk miskin di Jateng berkurang 102,57 ribu orang, dari 3,93 juta jiwa menjadi 3,83 juta jiwa. 

Kepala BPS Jateng, Adhi Wiriana, mengatakan, rilis ini merupakan hasil dari Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) pada Maret 2022. Metodologi pengukuran yang digunakan adalah konsep kebutuhan dasar atau basic needs approach, yang terdiri atas garis kemiskinan makanan (GKM) dan garis kemiskinan non makanan (GKNM). 

"Alhamdulillah pada Maret 2022 terjadi penurunan kemiskinan dibanding September 2021. Di Jawa Tengah penduduk miskin sebanyak 10,93 persen dari total penduduk atau 3,83 juta orang. Presentase ini terjadi penurunan 0,32 persen poin (dibanding September 2021)  dan turun 0,86 persen poin, dibanding Maret 2021 yang sebesar 11,79 persen," ujarnya, saat rilis daring, Jumat (15/7/2022). 

Tren penurunan tersebut, dipandang sebagai buah keseriusan upaya kepimpinan duet Gubernur dan Wakil Gubernur Jateng dalam menggerakkan berbagai program menurunkan angka kemiskinan. 

Selain program pengentasan kemiskinan, Kepala BPS Jateng, mengatakan, beberapa faktor yang memengaruhi penurunan tingkat kemiskinan di Jateng di antaranya trend penggulangan kasus Covid-19 yang kian membaik. Pertumbuhan ekonomi Jateng Triwulan I 2022 mencapai 5,16 persen (y-to-y). Adapula faktor konsumsi rumah tangga pada PDRB yang tumbuh 4,30 persen (y-on-y) pada triwulan 1 2022. 

Data BPS menunjukkan, upaya Pemprov Jateng selama ini untuk menurunkan angka kemiskinan, berhasil dengan baik. Tercatat, pada September 2017 angka kemiskinan sebanyak 12,23 persen (4,20 juta orang), pada September 2018 11,19 persen (3,87 juta orang), pada September 2019 10,58 persen (3,68 juta orang). 

Wabah Covid-19 menyebabkan angka kemiskinan naik di 2020.Tercatat pada September tahun itu jumlah orang miskin 4,12 juta orang atau 11,84 persen. Pada September 2021 turun menjadi 11,25 persen atau sejumlah 3,93 juta orang. 

"Kondisi ini perlu kita syukuri (karena) program (penurunan) kemiskinan oleh pemerintah masyarakat, parpol, LSM dan keagamaan terjadi dampak positif dengan adanya terjadi penurunan kemiskinan," ungkapnya. 

Kepala BPS Jateng juga mengungkapkan, angka penurunan kemiskinan Jateng bahkan lebih tinggi dari capaian nasional. Meskipun, angka kemiskinan nasional lebih rendah dengan 9,54 persen. Akan tetapi, penurunan kemiskinan di nasional hanya 0,17 persen poin. 

Pada rilis tersebut, Kepala BPS Jateng juga memaparkan, dari 34 provinsi di Indonesia ada sembilan provinsi yang masih mengalami kenaikan angka kemiskinan. Sementara itu, 25 provinsi lain mengalami penurunan angka kemiskinan. 

Aceh menjadi provinsi tertinggi dalam prosentase penurunan kemiskinan dengan 0,89 persen poin (43,44 ribu jiwa). Namun secara jumlah, Jateng menjadi provinsi dengan jumlah penurunan warga miskin terbanyak, dengan 102,57 ribu jiwa.


Bagikan :

SEMARANG - Badan Pusat Statistik (BPS) merilis, Provinsi Jawa Tengah (Jateng) berhasil menurunkan angka kemiskinan sebesar 0,32 persen poin, dari sebelumnya 11,25 persen pada September 2021, menjadi 10,93 persen pada Maret 2022. Ini berarti, penduduk miskin di Jateng berkurang 102,57 ribu orang, dari 3,93 juta jiwa menjadi 3,83 juta jiwa. 

Kepala BPS Jateng, Adhi Wiriana, mengatakan, rilis ini merupakan hasil dari Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) pada Maret 2022. Metodologi pengukuran yang digunakan adalah konsep kebutuhan dasar atau basic needs approach, yang terdiri atas garis kemiskinan makanan (GKM) dan garis kemiskinan non makanan (GKNM). 

"Alhamdulillah pada Maret 2022 terjadi penurunan kemiskinan dibanding September 2021. Di Jawa Tengah penduduk miskin sebanyak 10,93 persen dari total penduduk atau 3,83 juta orang. Presentase ini terjadi penurunan 0,32 persen poin (dibanding September 2021)  dan turun 0,86 persen poin, dibanding Maret 2021 yang sebesar 11,79 persen," ujarnya, saat rilis daring, Jumat (15/7/2022). 

Tren penurunan tersebut, dipandang sebagai buah keseriusan upaya kepimpinan duet Gubernur dan Wakil Gubernur Jateng dalam menggerakkan berbagai program menurunkan angka kemiskinan. 

Selain program pengentasan kemiskinan, Kepala BPS Jateng, mengatakan, beberapa faktor yang memengaruhi penurunan tingkat kemiskinan di Jateng di antaranya trend penggulangan kasus Covid-19 yang kian membaik. Pertumbuhan ekonomi Jateng Triwulan I 2022 mencapai 5,16 persen (y-to-y). Adapula faktor konsumsi rumah tangga pada PDRB yang tumbuh 4,30 persen (y-on-y) pada triwulan 1 2022. 

Data BPS menunjukkan, upaya Pemprov Jateng selama ini untuk menurunkan angka kemiskinan, berhasil dengan baik. Tercatat, pada September 2017 angka kemiskinan sebanyak 12,23 persen (4,20 juta orang), pada September 2018 11,19 persen (3,87 juta orang), pada September 2019 10,58 persen (3,68 juta orang). 

Wabah Covid-19 menyebabkan angka kemiskinan naik di 2020.Tercatat pada September tahun itu jumlah orang miskin 4,12 juta orang atau 11,84 persen. Pada September 2021 turun menjadi 11,25 persen atau sejumlah 3,93 juta orang. 

"Kondisi ini perlu kita syukuri (karena) program (penurunan) kemiskinan oleh pemerintah masyarakat, parpol, LSM dan keagamaan terjadi dampak positif dengan adanya terjadi penurunan kemiskinan," ungkapnya. 

Kepala BPS Jateng juga mengungkapkan, angka penurunan kemiskinan Jateng bahkan lebih tinggi dari capaian nasional. Meskipun, angka kemiskinan nasional lebih rendah dengan 9,54 persen. Akan tetapi, penurunan kemiskinan di nasional hanya 0,17 persen poin. 

Pada rilis tersebut, Kepala BPS Jateng juga memaparkan, dari 34 provinsi di Indonesia ada sembilan provinsi yang masih mengalami kenaikan angka kemiskinan. Sementara itu, 25 provinsi lain mengalami penurunan angka kemiskinan. 

Aceh menjadi provinsi tertinggi dalam prosentase penurunan kemiskinan dengan 0,89 persen poin (43,44 ribu jiwa). Namun secara jumlah, Jateng menjadi provinsi dengan jumlah penurunan warga miskin terbanyak, dengan 102,57 ribu jiwa.


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu