Follow Us :              

Hari Anak 2022, Taj Yasin Tekankan Edukasi Atasi Perundungan Anak dan Pernikahan Dini

  23 July 2022  |   10:00:00  |   dibaca : 591 
Kategori :
Bagikan :


Hari Anak 2022, Taj Yasin Tekankan Edukasi Atasi Perundungan Anak dan Pernikahan Dini

23 July 2022 | 10:00:00 | dibaca : 591
Kategori :
Bagikan :

Foto : Tim Humas (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Tim Humas (Humas Jateng)

SEMARANG - Wakil Gubernur Jawa Tengah (Wagub Jateng), Taj Yasin Maimoen, menilai Hari Anak Nasional (HAN) 2022 perlu diperingati secara mendalam. Semua pihak perlu mengupayakan langkah-langkah terbaik dalam melindungi keselamatan dan masa depan anak-anak. 

Diantara banyak persoalan yang membayangi keamanan anak-anak, adalah perundungan. Wagub secara tegas meminta agar tindakan-tindakan seperti ini bisa dihilangkan dari pola kehidupan anak. Menurutnya, perundungan sangat berbahaya. Jika dibiarkan terus terjadi, perundungan akan menjadi bom waktu yang dapat meledak kapan saja. 

"Dan juga berantai, yang tadinya korban bisa jadi malah melakukan (perundungan). Dan itu akan menumpuk terus seperti bom waktu. Kita tidak tahu kapan akan meledak. Tau-tau terjadi sesuatu yang tidak diinginkan. Saya merasa prihatin dengan kejadian (perundungan) yang baru-baru ini terjadi, sampai merenggut nyawa (anak). Harusnya itu bisa dihilangkan," kata Wagub saat dikonfirmasi di Rumah Dinas Rinjani, Sabtu (23/07/2022). 

Wagub menambahkan, pihaknya terus berupaya memberikan edukasi kepada anak melalui Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Provinsi Jateng. Selain itu, pemerintah juga menggandeng para stakeholder terkait untuk menangani masalah perundungan. 

Selain itu, Pemprov Jateng juga berupaya melindungi anak-anak dari pernikahan dini lewat program "JoKawin Bocah" yang digagas bersama Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo. Lewat progam JoKawin Bocah, pihaknya berusaha melindungi psikologi anak yang masih belum siap untuk menjalani jenjang berkeluarga. Bila dipaksakan menikah, kehidupan rumah tangga pasangan yang belum dewasa akan tidak harmonis, sehingga rawan perceraian. 

"Maka itu, kami imbau terus, khususnya pada orang tua, ya. Agar mereka tidak buru-buru menikahkan anak mereka. Karena jenjangnya masih panjang, anak masih bisa berkarir dulu menikmati masa anak dan remaja," pungkasnya.


Bagikan :

SEMARANG - Wakil Gubernur Jawa Tengah (Wagub Jateng), Taj Yasin Maimoen, menilai Hari Anak Nasional (HAN) 2022 perlu diperingati secara mendalam. Semua pihak perlu mengupayakan langkah-langkah terbaik dalam melindungi keselamatan dan masa depan anak-anak. 

Diantara banyak persoalan yang membayangi keamanan anak-anak, adalah perundungan. Wagub secara tegas meminta agar tindakan-tindakan seperti ini bisa dihilangkan dari pola kehidupan anak. Menurutnya, perundungan sangat berbahaya. Jika dibiarkan terus terjadi, perundungan akan menjadi bom waktu yang dapat meledak kapan saja. 

"Dan juga berantai, yang tadinya korban bisa jadi malah melakukan (perundungan). Dan itu akan menumpuk terus seperti bom waktu. Kita tidak tahu kapan akan meledak. Tau-tau terjadi sesuatu yang tidak diinginkan. Saya merasa prihatin dengan kejadian (perundungan) yang baru-baru ini terjadi, sampai merenggut nyawa (anak). Harusnya itu bisa dihilangkan," kata Wagub saat dikonfirmasi di Rumah Dinas Rinjani, Sabtu (23/07/2022). 

Wagub menambahkan, pihaknya terus berupaya memberikan edukasi kepada anak melalui Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Provinsi Jateng. Selain itu, pemerintah juga menggandeng para stakeholder terkait untuk menangani masalah perundungan. 

Selain itu, Pemprov Jateng juga berupaya melindungi anak-anak dari pernikahan dini lewat program "JoKawin Bocah" yang digagas bersama Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo. Lewat progam JoKawin Bocah, pihaknya berusaha melindungi psikologi anak yang masih belum siap untuk menjalani jenjang berkeluarga. Bila dipaksakan menikah, kehidupan rumah tangga pasangan yang belum dewasa akan tidak harmonis, sehingga rawan perceraian. 

"Maka itu, kami imbau terus, khususnya pada orang tua, ya. Agar mereka tidak buru-buru menikahkan anak mereka. Karena jenjangnya masih panjang, anak masih bisa berkarir dulu menikmati masa anak dan remaja," pungkasnya.


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu