Follow Us :              

Bantuan Jamban Di Jateng Ubah Pola Hidup Sehat Masyarakat

  27 July 2022  |   10:00:00  |   dibaca : 1085 
Kategori :
Bagikan :


Bantuan Jamban Di Jateng Ubah Pola Hidup Sehat Masyarakat

27 July 2022 | 10:00:00 | dibaca : 1085
Kategori :
Bagikan :

Foto : istimewa (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : istimewa (Humas Jateng)

GROBOGAN - Bantuan stimulan jamban di Jawa Tengah mampu mengubah prilaku sehat masyarakat. Salah satunya di Desa Lebak, Kecamatan Grobogan Kabupaten Grobogan. 

Sebelum ada bantuan jamban, masyarakat buang air besar sembarangan (BABS) warga Desa Lebak sangat tinggi. Mereka memilih buang air besar ke sungai, kebun (lahan liar) dan sebagian menumpang di rumah kerabat atau tetangga. Kebiasaan itu mengakibatkan kerawanan penyebaran penyakit yang disebabkan lingkungan tidak bersih. Namun, kondisi tersebut mulai membaik setelah mendapat bantuan stimulan jamban di tahun 2020. 

Rasmo, warga Desa Lebak menyampaikan bahwa bantuan stimulan jamban mampu mengubah kebiasaan buruk dalam buang air besar. "Iya terus terang saja, sebelumnya saya buang air besar terpaksa di sungai. Setelah dapat bantuan sekarang sudah nyaman," katanya, Rabu (27/7/2022). 

Ia menceritakan betapa susahnya masyarakar sebelum memiliki jamban di rumahnya. "Iya kalau malam susah tapi bagaimana lagi. Waktu hujan juga susah. Dulu sering sekali ketemu hewan liar seperti ular," paparnya. "Alhamdulillah sekarang lebih nyaman. Mau buang air besar kapan saja nyaman. Iya, lebih sehat," imbuhnya. 

Kepala Desa Lebak, Kasman memaparkan, bantuan stimulan jamban di desanya menyasar ke 283 kepala keluarga di tahun 2020. Kini hampir semua warganya sudah memiliki jamban di masing-masing rumahnya. "Semua (bantuan) sudah terealisasi. Ini sangat signifikan (kesadaran hidup sehat), dengan adanya jambanisasi, karena warga kami sebelumnya memakai pola lama buang air besar di sungai, lahan liar, sembarangan, sekarang sudah (BAB) pada tempatnya," ujarnya. 

Perubahan kebiasaan itu berdampak dalam mengurangi resiko penyebaran penyakit di desanya. "Kalau dulu terutama musim kemarau, itu sungai kering. Jadi, yang buang air besar sembarangan itu membuat lingkungan tidak nyaman," imbuhnya. 

Senada dengan itu, Arif Kurniawan, Sanitarian Puskesmas Grobogan mengungkapkan, program bantuan jamban memang sangat mendukung sadaran hidup sehat masyarakat. "Kalau dulu penyakit yang disebabkan lingkungan kotor itu Kecamatan Grobogan di (rating) dua besar, tapi dengan adanya jambanisasi, turun di rating empat. Di nomor satu masih ISPA," paparnya. Sebelumnya Dyspepsia di urutan kedua, sekarang sudah menurun di urutan empat," tambahnya. 

Secara rinci, Arif menjelaskan, lima besar penyakit rawat jalan di Puskesmas Grobogan, di antaranya ISPA jumlah 511 pasien, hipertensi 232 pasien, Myalgia 161 pasien, Dyspepsia 106 pasien dan Gastritis 78 pasien. 

Data Dinkes Jateng tercatat bantuan stimulan jamban telah dibagikan sejak 2015 sampai sekarang, dengan jumlah totalnya 35 ribu paket jamban. Per paket bantuan itu, terdiri atas semen, kloset, pipa paralon. Dan bahkan Pemprov Jateng juga akan membagikan 7.181 ribu paket jamban gratis pada 2022.


Bagikan :

GROBOGAN - Bantuan stimulan jamban di Jawa Tengah mampu mengubah prilaku sehat masyarakat. Salah satunya di Desa Lebak, Kecamatan Grobogan Kabupaten Grobogan. 

Sebelum ada bantuan jamban, masyarakat buang air besar sembarangan (BABS) warga Desa Lebak sangat tinggi. Mereka memilih buang air besar ke sungai, kebun (lahan liar) dan sebagian menumpang di rumah kerabat atau tetangga. Kebiasaan itu mengakibatkan kerawanan penyebaran penyakit yang disebabkan lingkungan tidak bersih. Namun, kondisi tersebut mulai membaik setelah mendapat bantuan stimulan jamban di tahun 2020. 

Rasmo, warga Desa Lebak menyampaikan bahwa bantuan stimulan jamban mampu mengubah kebiasaan buruk dalam buang air besar. "Iya terus terang saja, sebelumnya saya buang air besar terpaksa di sungai. Setelah dapat bantuan sekarang sudah nyaman," katanya, Rabu (27/7/2022). 

Ia menceritakan betapa susahnya masyarakar sebelum memiliki jamban di rumahnya. "Iya kalau malam susah tapi bagaimana lagi. Waktu hujan juga susah. Dulu sering sekali ketemu hewan liar seperti ular," paparnya. "Alhamdulillah sekarang lebih nyaman. Mau buang air besar kapan saja nyaman. Iya, lebih sehat," imbuhnya. 

Kepala Desa Lebak, Kasman memaparkan, bantuan stimulan jamban di desanya menyasar ke 283 kepala keluarga di tahun 2020. Kini hampir semua warganya sudah memiliki jamban di masing-masing rumahnya. "Semua (bantuan) sudah terealisasi. Ini sangat signifikan (kesadaran hidup sehat), dengan adanya jambanisasi, karena warga kami sebelumnya memakai pola lama buang air besar di sungai, lahan liar, sembarangan, sekarang sudah (BAB) pada tempatnya," ujarnya. 

Perubahan kebiasaan itu berdampak dalam mengurangi resiko penyebaran penyakit di desanya. "Kalau dulu terutama musim kemarau, itu sungai kering. Jadi, yang buang air besar sembarangan itu membuat lingkungan tidak nyaman," imbuhnya. 

Senada dengan itu, Arif Kurniawan, Sanitarian Puskesmas Grobogan mengungkapkan, program bantuan jamban memang sangat mendukung sadaran hidup sehat masyarakat. "Kalau dulu penyakit yang disebabkan lingkungan kotor itu Kecamatan Grobogan di (rating) dua besar, tapi dengan adanya jambanisasi, turun di rating empat. Di nomor satu masih ISPA," paparnya. Sebelumnya Dyspepsia di urutan kedua, sekarang sudah menurun di urutan empat," tambahnya. 

Secara rinci, Arif menjelaskan, lima besar penyakit rawat jalan di Puskesmas Grobogan, di antaranya ISPA jumlah 511 pasien, hipertensi 232 pasien, Myalgia 161 pasien, Dyspepsia 106 pasien dan Gastritis 78 pasien. 

Data Dinkes Jateng tercatat bantuan stimulan jamban telah dibagikan sejak 2015 sampai sekarang, dengan jumlah totalnya 35 ribu paket jamban. Per paket bantuan itu, terdiri atas semen, kloset, pipa paralon. Dan bahkan Pemprov Jateng juga akan membagikan 7.181 ribu paket jamban gratis pada 2022.


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu