Follow Us :              

Serahkan Remisi ke 7511 orang, Gubernur Jateng: Kita Fokus Pembinaan Life Skill

  17 August 2022  |   12:00:00  |   dibaca : 718 
Kategori :
Bagikan :


Serahkan Remisi ke 7511 orang, Gubernur Jateng: Kita Fokus Pembinaan Life Skill

17 August 2022 | 12:00:00 | dibaca : 718
Kategori :
Bagikan :

Foto : Slam (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Slam (Humas Jateng)

SEMARANG - Life skill bagi warga binaan Lembaga Pemasyarakatan sangat penting agar nantinya mereka dapat beradaptasi di masyarakat. Hal itu disampaikan Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo saat menyerahkan remisi kepada narapidana dan anak. 

"Tentu setiap tahun dari pemerintah Kumham memberikan remisi. Cukup banyak yang diberikan hari ini, tapi pesannya bukan soal remisinya melainkan bagaimana warga binaan jauh lebih baik karena pasti kebaikan dan perubahan sikap dan sebagainya itu akan menjadi penilaian. Kita harapkan nanti kembali ke masyarakat juga betul-betul siap," katanya usai acara penyerahan remisi umum bagi narapidana dan anak yang digelar di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas I Kedungpane, Semarang, Rabu (17/8/2022). 

Gubernur mengaku senang melihat warga binaan di Lapas Semarang, baik Lapas Kedungpane maupun Lapas Wanita Bulu, terutama saat ia melihat hasil karya mereka berupa batik, karya logam, makanan, dan lainnya. Selanjutnya tugas pemerintah adalah memberikan pelatihan untuk peningkatan kapasitas sehingga mereka dapat mandiri dan tidak melakukan kejahatan lagi. 

"Life skill diberikan. Saya senang tadi yang seni sedang menyanyi 'Joko Tingkir', terus kemudian tadi yang membatik, karya logam, juga bagus banget, terus kemudian membuat karya logam. Tadi ada napiter membuat karya dari logam dan kemudian dijual begitu, ini tentu sangat memberikan keterampilan kepada mereka dengan satu harapan nanti mereka keluar, kita menjemput, kita latih agar lebih mandiri, lebih profesional, dan produk terjual dengan baik," ujarnya. 

Total ada 7511 warga binaan di Jawa Tengah yang mendapatkan remisi. Terdiri atas 7456 narapidana dan 55 anak. Sebanyak 105 di antaranya mendapat remisi II atau langsung bebas hari ini. Lapas dan rutan terbanyak yang mendapatkan remisi adalah Kota Semarang yang mencapai 702 warga binaan. 

"Tadi empat orang yang mewakili penerima remisi ternyata kejahatannya narkotika. Sebagian besar narkotika jadi artinya kita juga musti aware, (waspada) orang tua, masyarakat, penegak hukum bahwa ini suatu yang serius," katanya. 

Gubernur menambahkan, over crowding (kepadatan penghuni) dan over capacity (kelebihan kapasitas) yang terjadi di semua lapas dan rutan juga menjadi pekerjaan rumah yang harus segera dicarikan penyelesaian. Data Kementerian Hukum dan HAM, setidaknya secara nasional ada over crowding sampai 300 persen. 

"Redistribusi warga binaan diharapkan dikelola dengan baik. Kalau over capacity tentu akan menjadi persoalan rasio (antara jumlah) petugas yang ada dengan warga binaan. Jika terjadi sesuatu cukup biasa di-handle (tangani). Maka itu yang menteri sampaikan bahwa over kapasitas di beberapa tempat ini musti dicarikan solusi dengan manajemen yang baik. Untuk di Jateng tidak terlalu besar," jelasnya. 

Dalam kesempatan itu, Ganjar juga membeli sejumlah karya dari para warga binaan. Termasuk satu kerajinan logam berupa kaligrafi yang berbentuk separuh badan atas Ganjar Pranowo. Awalnya kerajinan karya Suranto Abdul Ghani tersebut akan diberikan sebagai hadiah tetapi oleh Gubernur karya itu dibeli. 

"Itu tadi kaligrafi berbentuk wajah Pak Ganjar. Kita ingin memberikan kenang-kenangan kepada beliau waktu memberikan remisi kepada narapidana. Itu dibuat dua hari dari bahan aluminium untuk gambar dan lainnya fiber," ujar narapidana kasus bom Bali 1 yang sudah menjalani masa hukuman 14 tahun di Lapas Kedungpane dan 5 tahun di Lapas Bali.


Bagikan :

SEMARANG - Life skill bagi warga binaan Lembaga Pemasyarakatan sangat penting agar nantinya mereka dapat beradaptasi di masyarakat. Hal itu disampaikan Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo saat menyerahkan remisi kepada narapidana dan anak. 

"Tentu setiap tahun dari pemerintah Kumham memberikan remisi. Cukup banyak yang diberikan hari ini, tapi pesannya bukan soal remisinya melainkan bagaimana warga binaan jauh lebih baik karena pasti kebaikan dan perubahan sikap dan sebagainya itu akan menjadi penilaian. Kita harapkan nanti kembali ke masyarakat juga betul-betul siap," katanya usai acara penyerahan remisi umum bagi narapidana dan anak yang digelar di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas I Kedungpane, Semarang, Rabu (17/8/2022). 

Gubernur mengaku senang melihat warga binaan di Lapas Semarang, baik Lapas Kedungpane maupun Lapas Wanita Bulu, terutama saat ia melihat hasil karya mereka berupa batik, karya logam, makanan, dan lainnya. Selanjutnya tugas pemerintah adalah memberikan pelatihan untuk peningkatan kapasitas sehingga mereka dapat mandiri dan tidak melakukan kejahatan lagi. 

"Life skill diberikan. Saya senang tadi yang seni sedang menyanyi 'Joko Tingkir', terus kemudian tadi yang membatik, karya logam, juga bagus banget, terus kemudian membuat karya logam. Tadi ada napiter membuat karya dari logam dan kemudian dijual begitu, ini tentu sangat memberikan keterampilan kepada mereka dengan satu harapan nanti mereka keluar, kita menjemput, kita latih agar lebih mandiri, lebih profesional, dan produk terjual dengan baik," ujarnya. 

Total ada 7511 warga binaan di Jawa Tengah yang mendapatkan remisi. Terdiri atas 7456 narapidana dan 55 anak. Sebanyak 105 di antaranya mendapat remisi II atau langsung bebas hari ini. Lapas dan rutan terbanyak yang mendapatkan remisi adalah Kota Semarang yang mencapai 702 warga binaan. 

"Tadi empat orang yang mewakili penerima remisi ternyata kejahatannya narkotika. Sebagian besar narkotika jadi artinya kita juga musti aware, (waspada) orang tua, masyarakat, penegak hukum bahwa ini suatu yang serius," katanya. 

Gubernur menambahkan, over crowding (kepadatan penghuni) dan over capacity (kelebihan kapasitas) yang terjadi di semua lapas dan rutan juga menjadi pekerjaan rumah yang harus segera dicarikan penyelesaian. Data Kementerian Hukum dan HAM, setidaknya secara nasional ada over crowding sampai 300 persen. 

"Redistribusi warga binaan diharapkan dikelola dengan baik. Kalau over capacity tentu akan menjadi persoalan rasio (antara jumlah) petugas yang ada dengan warga binaan. Jika terjadi sesuatu cukup biasa di-handle (tangani). Maka itu yang menteri sampaikan bahwa over kapasitas di beberapa tempat ini musti dicarikan solusi dengan manajemen yang baik. Untuk di Jateng tidak terlalu besar," jelasnya. 

Dalam kesempatan itu, Ganjar juga membeli sejumlah karya dari para warga binaan. Termasuk satu kerajinan logam berupa kaligrafi yang berbentuk separuh badan atas Ganjar Pranowo. Awalnya kerajinan karya Suranto Abdul Ghani tersebut akan diberikan sebagai hadiah tetapi oleh Gubernur karya itu dibeli. 

"Itu tadi kaligrafi berbentuk wajah Pak Ganjar. Kita ingin memberikan kenang-kenangan kepada beliau waktu memberikan remisi kepada narapidana. Itu dibuat dua hari dari bahan aluminium untuk gambar dan lainnya fiber," ujar narapidana kasus bom Bali 1 yang sudah menjalani masa hukuman 14 tahun di Lapas Kedungpane dan 5 tahun di Lapas Bali.


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu