Follow Us :              

Hadiri Sedekah Bumi Jabungan, Taj Yasin Ajak Masyarakat Lestarikan Budaya

  26 August 2022  |   19:00:00  |   dibaca : 1483 
Kategori :
Bagikan :


Hadiri Sedekah Bumi Jabungan, Taj Yasin Ajak Masyarakat Lestarikan Budaya

26 August 2022 | 19:00:00 | dibaca : 1483
Kategori :
Bagikan :

Foto : Bintoro (Humas Jateng)

Daftarkan diri anda terlebih dahulu

Foto : Bintoro (Humas Jateng)

SEMARANG - Wakil Gubernur Jawa Tengah (Jateng), Taj Yasin Maimoen menyebut tradisi sedekah bumi mampu menjadi ajang silaturahmi dan upaya mendukung pelestarian budaya daerah. Dia berharap tradisi ini terus dilaksanakan di berbagai kesempatan, termasuk di acara peringatan Muharram, panen raya, serta Grebeg Ramadan dan Syawal. 

"Terkait tradisi sedekah bumi, maka ada beberapa makna di acara malam ini. Yaitu, kita bersedekah atas kenikmatan yang diberikan Allah. Artinya sedekah yang kita selenggarakan karena syukur atas nikmat-Nya," kata Wagub saat menyampaikan sambutan di acara pengajian dalam rangka perayaan sedekah bumi di halaman SDN Jabungan, Kelurahan Jabungan Kecamatan Banyumanik, Kota Semarang, Jumat (26/8/2022). 

Wagub menjelaskan, perayaan sedekah bumi biasanya dilaksanakan pada momen-momen tertentu. Seperti ketika menjelang masa panen agar hasil bumi melimpah. Selain itu juga, sedekah bumi menjadi tanda memperingati hari-hari besar Islam. 

"Biasanya menjelang Ramadhan, para kiai menerangkan, karena saking bahagiannya manusia, khususnya umat Islam akan bertemu lagi dengan Ramadan. Sehingga ini menjadi tradisi, ada yang menyelenggarakan sedekah bumi yang disebut Gebegan. Sedekah bumi bulan Syawal, karena saat hari raya merupakan kemenangan manusia melewati ujian dari Allah selama bulan puasa," terangnya. 

Sekda Kota Semarang, Iswar Aminuddin mengatakan, kehidupan masyarakat Jawa Tengah tidak lepas dari budaya maupun tradisi yang menjadi ciri khas daerah. Salah satunya tradisi sedekah bumi di Kelurahan Jabungan, yang merupakan manifestasi rasa syukur masyarakat kepada Tuhan atas semua karunia, rejeki, dan kemakmuran yang telah diberikan kepada umatnya. 

"Alhamdulillah kita masih dapat melaksanakan dan terus melanjutkan tradisi ini. Terlebih di Kota Semarang, meskipun kota besar namun masyarakatnya tidak melupakan tradisi," ujarnya. 

Menurutnya, tradisi sedekah bumi yang rutin diselenggarakan setiap tahun sekali tersebut, bukan hanya sebagai kebutuhan melainkan juga menjadi daya tarik masyarakat dari luar Semarang, untuk turut menghadiri dan menyaksikan tradisi sedekah bumi. Bahkan sedekah bumi sekaligus menjadi bukti nyata bahwa negara Indonesia memiliki budaya yang beragam.


Bagikan :

SEMARANG - Wakil Gubernur Jawa Tengah (Jateng), Taj Yasin Maimoen menyebut tradisi sedekah bumi mampu menjadi ajang silaturahmi dan upaya mendukung pelestarian budaya daerah. Dia berharap tradisi ini terus dilaksanakan di berbagai kesempatan, termasuk di acara peringatan Muharram, panen raya, serta Grebeg Ramadan dan Syawal. 

"Terkait tradisi sedekah bumi, maka ada beberapa makna di acara malam ini. Yaitu, kita bersedekah atas kenikmatan yang diberikan Allah. Artinya sedekah yang kita selenggarakan karena syukur atas nikmat-Nya," kata Wagub saat menyampaikan sambutan di acara pengajian dalam rangka perayaan sedekah bumi di halaman SDN Jabungan, Kelurahan Jabungan Kecamatan Banyumanik, Kota Semarang, Jumat (26/8/2022). 

Wagub menjelaskan, perayaan sedekah bumi biasanya dilaksanakan pada momen-momen tertentu. Seperti ketika menjelang masa panen agar hasil bumi melimpah. Selain itu juga, sedekah bumi menjadi tanda memperingati hari-hari besar Islam. 

"Biasanya menjelang Ramadhan, para kiai menerangkan, karena saking bahagiannya manusia, khususnya umat Islam akan bertemu lagi dengan Ramadan. Sehingga ini menjadi tradisi, ada yang menyelenggarakan sedekah bumi yang disebut Gebegan. Sedekah bumi bulan Syawal, karena saat hari raya merupakan kemenangan manusia melewati ujian dari Allah selama bulan puasa," terangnya. 

Sekda Kota Semarang, Iswar Aminuddin mengatakan, kehidupan masyarakat Jawa Tengah tidak lepas dari budaya maupun tradisi yang menjadi ciri khas daerah. Salah satunya tradisi sedekah bumi di Kelurahan Jabungan, yang merupakan manifestasi rasa syukur masyarakat kepada Tuhan atas semua karunia, rejeki, dan kemakmuran yang telah diberikan kepada umatnya. 

"Alhamdulillah kita masih dapat melaksanakan dan terus melanjutkan tradisi ini. Terlebih di Kota Semarang, meskipun kota besar namun masyarakatnya tidak melupakan tradisi," ujarnya. 

Menurutnya, tradisi sedekah bumi yang rutin diselenggarakan setiap tahun sekali tersebut, bukan hanya sebagai kebutuhan melainkan juga menjadi daya tarik masyarakat dari luar Semarang, untuk turut menghadiri dan menyaksikan tradisi sedekah bumi. Bahkan sedekah bumi sekaligus menjadi bukti nyata bahwa negara Indonesia memiliki budaya yang beragam.


Bagikan :
Daftarkan diri anda terlebih dahulu